Suara-ntt com, Kupang-Bakal calon (balon) Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Len-Jhoni Asadoma siap memikul ‘dosa’ yang ditinggalkan oleh pemimpin sebelumnya (Viktor Bungtilu Laiskodat- Yoseph A. Nai Soi) berupa utang sebesar Rp 1,3 triliun yang harus dibayar oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT setiap tahun hingga 2028 mendatang.
“Kita jangan ungkit-ungkit itu karena mereka adalah pemimpin yang sah menurut undang-undang. Kalau Tuhan mengizinkan kami berdua pak Melki memimpin NTT ini lima tahun ke depan maka kita siap untuk menerima dan bereskan semua utang serta beban-beban masalah lalu yang ditinggalkan oleh pemimpin sebelumnya,”kata bakal calon Wakil Gubernur NTT, Jhoni Asadoma kepada wartawan di Kantor DPD I Partai Golkar Provinsi NTT pada Jumat, 13 September 2024 sore.
Sementara itu bakal calon Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena mengaku, dirinya sudah bertemu dengan Direktur Utama (Dirut) PT SMI untuk meminta kompensasi penurunan suku bunga pinjaman Pemerintah Provinsi NTT dengan berbagai pertimbangan dan hal itu disetujui.
Melki meminta agar pinjaman tersebut diputihkan atau hapus namun hal itu tidak bisa, sehingga hanya bisa turunkan suku bunga pinjaman dari 6,3 persen menjadi 4 persen.
“Saya sudah bertemu dan meminta ke Dirut PT SMI untuk pemutihan pinjaman. Tapi tidak tidak bisa hanya bisa turunkan suku bungnya dari 6,3 persen menjadi 4 persen,”ungkapnya.
Dia mengaku pembayaran pinjaman daerah ke PT SMI setiap tahunnya cukup mengganggu fiskal NTT sehingga dirinya dan Johni Asadoma akan mencari sumber-sumber pendapatan baru yang sah.
Lebih lanjut kata dia, dirinya memastikan maju sebagai calon Gubernur NTT karena mempunyai jejaring yang sudah dibangun di tingkat pemerintah pusat.
Karena menurutnya tanpa ada dukungan dari pemerintah pusat sangat sulit untuk mengurus NTT dengan persoalan yang begitu kompleks.
“Syukur ada teman-teman di pusat mau untuk membantu NTT. Salah satu contoh kita akan menjadi tuan rumah PON 2028 nanti. Dan angggaran untuk PON itu dibutuhkan dana sebesar Rp 100 triliun. Dimana pemerintah pusat siapkan dana Rp 70 triliun dan Rp 30 triliun bagi dua antara NTT dan NTB,”jelasnya. ***