Pameran Bilah dan Bedil di Bumi Cendana Resmi Ditutup, Jadi Inspirasi Pelestarian Budaya NTT

oleh -53 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui UPTD Museum secara resmi menutup Pameran Museum Temporer bertema Bilah dan Bedil di Bumi Cendana, Perkembangan Senjata dalam Peradaban di Nusa Tenggara Timur pada Jumat (22/11/2024) malam.

Acara yang berlangsung selama empat hari, dari 19 hingga 22 November 2024, di halaman Kantor Museum Daerah NTT ini mendapatkan antusiasme tinggi dari masyarakat, khususnya pelajar di Kota Kupang. Para pengunjung memanfaatkan pameran ini untuk mendalami sejarah dan budaya NTT melalui koleksi senjata tradisional yang ditampilkan.

Penutupan pameran diramaikan dengan pertunjukan tarian tradisional khas NTT oleh sanggar budaya lokal, menciptakan suasana yang penuh khidmat sekaligus meriah.

Kepala UPTD Museum NTT, Aplinuksi MA Asamani, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dukungan dan antusiasme masyarakat terhadap pameran ini. Ia menekankan pentingnya kegiatan seperti ini untuk melestarikan budaya sekaligus sebagai media edukasi.

“Pameran ini menjadi sarana untuk melestarikan warisan budaya dan menyediakan ruang literasi pendidikan, sains, dan teknologi, sekaligus menjadi inspirasi untuk melahirkan kreativitas dalam bidang budaya,” ujar Aplinuksi.

Ia juga menyoroti peran strategis museum dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi yang sering kali mengikis nilai-nilai budaya generasi muda.

“Museum memiliki peran strategis dalam menyediakan informasi tentang sejarah dan budaya lokal yang dapat memperkuat identitas bangsa,” tambahnya.

Koleksi dan Pesan Refleksi

Pameran ini menampilkan beragam senjata tradisional khas NTT, seperti parang, tombak, dan senapan tradisional. Koleksi tersebut menggambarkan perjalanan sejarah masyarakat lokal, mulai dari masa berburu hingga masa perang, sekaligus menjadi refleksi untuk membangun masa depan.

“Semua senjata yang dipamerkan adalah bukti fisik dari peradaban masa lalu, bahkan masa kelam ketika masyarakat menggunakan alat ini untuk berburu dan berperang,” jelas Aplinuksi.

Ia mengajak pengunjung untuk menjadikan pameran ini sebagai momen refleksi, mengenang akar budaya, dan mengambil nilai-nilai tersebut sebagai pijakan untuk menata masa kini dan masa depan.

Apresiasi dan Harapan

Dalam penutupannya, Aplinuksi menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung kesuksesan acara ini, termasuk TNI-Polri, pemangku kepentingan, dan panitia penyelenggara.

“Pameran ini adalah langkah kecil untuk kebangkitan budaya NTT. Mari kita jaga dan lestarikan warisan ini untuk generasi mendatang,” tutupnya.

Melalui kegiatan ini, UPTD Museum berharap masyarakat NTT semakin peduli terhadap pelestarian budaya dan lingkungan sebagai bagian dari tanggung jawab bersama untuk masa depan yang lebih baik. ***