Site icon Suara NTT

Para Katekis Keuskupan Agung Kupang Ikuti Rekoleksi Adven Bersama Uskup Agung Mgr. Hironimus Pakaenoni

Suara-ntt.com, Kupang-Para katekis dari berbagai paroki di Keuskupan Agung Kupang mengikuti rekoleksi Adven yang dipimpin langsung oleh Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni, di Gereja St. Yoseph Pekerja Penfui pada Jumat (13/12/2024). Rekoleksi ini mengusung tema “Padang Gurun dan Pertobatan” dan digagas oleh Komisi Kateketik Keuskupan Agung Kupang.

Para katekis dari paroki di Kota Kupang dan Paroki St. Petrus Tarus, Kabupaten Kupang hadir secara langsung. Sementara itu, katekis dari paroki-paroki lain di wilayah Keuskupan Agung Kupang mengikuti kegiatan ini secara daring.

Uskup Mgr. Hironimus diterima dengan prosesi adat berupa pengalungan kain motif NTT oleh katekis senior Yustinus Darmo bersama istrinya di pintu masuk gereja. Prosesi serupa dilakukan untuk Ketua Komisi Sosial, RD Yohanes Kiri, dan Ketua Komisi Kateketik, RD Yohanes Kartiba oleh Ketua Panitia, Gorgonius Adi Wio, bersama ibu serta katekis senior Yoseph Sudarso.

Setelah prosesi penyambutan, Uskup bersama rombongan serta para pastor pendamping RD Kristpinus Saku, RD Andreas Sika, dan RD Yonatas Kamlasi beristirahat sejenak di pendopo paroki sebelum memulai rekoleksi.

Pesan Reflektif Uskup: Padang Gurun sebagai Tempat Pertobatan

Dalam rekoleksi tersebut, Uskup Mgr. Hironimus menjelaskan bahwa tema “Padang Gurun dan Pertobatan” terinspirasi dari Injil Lukas 3:1-6. Ia menyoroti dua elemen penting dari Injil tersebut: padang gurun sebagai tempat Yohanes Pembaptis muncul dan pesan pertobatannya.

“Padang gurun dan pertobatan adalah dua kata kunci yang menyadarkan kita bahwa keduanya langsung berkaitan dengan keseharian hidup kita, terutama di Kupang dan sebagian tanah Timor yang gersang, keras, dan menantang,” ujar Uskup.

Menurutnya, pertobatan seringkali dipandang sebagai sesuatu yang berat dan sulit, terutama jika hanya bergantung pada kekuatan manusia. “Berpikir bahwa semua tergantung pada diri sendiri dapat membawa kesedihan rohani dan frustrasi. Pertobatan sejati hanya mungkin dengan rahmat Tuhan,” jelasnya.

Uskup menekankan pentingnya sikap metanoia pertobatan sejati untuk menghadapi godaan dunia seperti kekuasaan, kekayaan, dan kenikmatan. Ia mengajak para katekis untuk memohon rahmat agar mampu mengubah tantangan menjadi peluang dan tetap menjadi saksi harapan serta penabur sukacita.

“Padang gurun dunia saat ini menunggu harapan. Hanya dengan rahmat Tuhan, padang gurun yang tandus dapat diubah menjadi mata air yang mengalir,” tambahnya.

Uskup juga menegaskan bahwa sukacita bukan hanya saat momen rekoleksi, tetapi dalam setiap tantangan hidup sehari-hari. “Di mana pun kita berada, dalam padang gurun apapun, kita dipanggil untuk bersukacita, bertobat, dan berkembang. Semoga Tuhan memberi kita keberanian untuk menerima panggilan ini,” pungkasnya.

Rekoleksi ini menjadi momentum refleksi mendalam bagi para katekis untuk terus memperbarui komitmen mereka dalam menjalankan misi pelayanan di tengah-tengah padang savana Kupang dan tanah Timor yang penuh tantangan. ***

 

Exit mobile version