Suara-ntt.com, Kupang-Beberapa bulan terakhir ini harga tiket pesawat di NTT ‘melambung’ tinggi. Hal ini dipicu karena adanya pasar monopoli atau pemain utamanya hanya satu maskapai saja.
“Saat ini banyak orang di NTT menggunakan jasa transportasi udara. Tapi pemain utamanya satu maskapai saja sehingga otomatis harga tiket ‘melambung’ tinggi,”kata Akademisi Pariwisata Politeknik Kupang, Sari Bandaso Tandilino ketika memaparkan materi soal Analisis Potensi dan Tantangan Sektor Pariwisata di NTT yang diinisiasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT di Hotel Harper Kupang pada Selasa, 14 November 2023.
Tandilino mengatakan, sebelumnya harga tiket pesawat berjalan normal karena ada tiga maskapai penerbangan yang melayani di NTT yakni; Wings Air, Citylink dan Trans Nusa. Namun dalam perjalanan waktu hanya satu maskapai saja yang beroperasi.
Untuk diketahui NTT adalah wilayah kepulauan sehingga para wisatawan pasti memilih jalur udara karena lebih cepat dan menghemat waktu tempuh.
Dikatakan, transportasi menjadi urat nadi dari industri pariwisata sehingga pemerintah daerah lebih memperhatikan hal itu. Dan langkah konkret yang diambil adalah pemerintah provinsi NTT melalui Dinas Perhubungan adalah duduk bersama ‘membujuk’ maskapai penerbangan untuk menekan harga tiket pesawat.
“Ini harus menjadi perhatian pemerintah,”ungkapnya.
Dijelaskan, dalam sistem industri pariwisata ada dua sistem yang mempunyai keterkaitan satu sama lain yakni daerah asal wisatawan dan daerah tujuan wisata. Jika salah satu sistem itu macet maka secara otomatis akan mempengaruhi yang lainnya.
Lebih lanjut kata dia, teknologi transportasi dijaman sekarang ini semakin canggih. Dimana orang Jakarta merasa malas berwisata ke Raja Ampat karena harga tiket pesawat berkisar Rp 6 juta pergi pulang mendingan pergi ke Australia karena biayanya lebih murah. Atau memilih ke Singapura harga tiketnya hanya Rp 1,8 sampai Rp 2 juta. Dan itu sangat berbeda dengan NTT karena konektivitas sangat susah sekali dimana semua penerbangan harus melalui Kota Kupang sehingga high costnya besar sekali. (Hiro Tuames)