Suara-ntt.com, Borong-Jika rencana pembangunan dan investasi pabrik semen di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) Provinsi NTT berjalan dengan baik maka pemerintah setempat akan mendapatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 80 miliar dari investasi tersebut.
“Bila semua dapat berjalan dengan baik maka Pemda Manggarai Timur akan memiliki pertumbuhan yang luar biasa dari pabrik semen itu. Bahkan pemerintah setempat akan mendapatkan PAD sebesar Rp 80 miliar belum termasuk tenaga kerja dan lainnya,” ungkap Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), ketika tatap muka bersama masyarakat di Kelurahan Pota Kecamatan Sambi Rampas Kabupaten Matim, Kamis (25/06/2020) siang.
Dalam kunjungan kerja (Kunker) Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) di daratan Flores khususnya di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) ada pernyataan yang menarik. “Kita juga bersyukur dengan pembangunan di Manggarai Timur (Matim), walaupun kita tahu bahwa ada polemik terhadap pembangunan pabrik semen,” tandas Gubernur VBL
Provinsi NTT saat ini kata Laiskodat masih membutuhkan semen untuk mendukung proses pembangunan dan kebutuhan industri lainnya.
“Saat ini NTT membutuhkan semen 1,1 juta ton per tahun untuk membangun jalan kita. Saya meminta bupati untuk proses berlanjut sambil kita kawal seluruh Analisis Dampak Lingkungan atau Amdalnya. Setelah semua dapat dikawal dengan baik, saya mengharapkan agar pabrik semen ini bisa berjalan,”ungkapnya.
Gubernur menghargai perbedaan pandangan yang ada di dalam masyarakat terkait rencana pendirian pabrik semen di Matim.
“Kita semua yang pro dan kontra ikut terlibat menjaga agar amdalnya itu bisa berjalan dengan baik; setelah semuanya selesai maka saya harapkan pabrik semen ini bisa berjalan. Sebagai gubernur saya sudah bertemu dengan pihak-pihak dan saya sudah pergi lihat masyarakat di sekitar sana; mereka hidup selama ini dari menjual kayu api.
Tapi dengan industri itu masuk dengan tetap menjaga lingkungan hidup dan pembangunan yang inklusif, kita berharap agar pembangunan pabrik semen dapat tetap menjaga lingkungan agar tidak rusak,” pintanya.
Dia menambahkan, sebelum mengeluarkan ijin amdalnya, pihaknya harus berhati-hati dan melihat dari berbagai aspek baik dari segi ekonomi dan lingkungan. Setelah semuanya terpenuhi, maka tentunya pemerintah akan memberikan ijin untuk pabrik itu beroperasi.
“Sekarang rebut-ribut ini baru sampai beli tanah. Lalu urus Amdal. Kita periksa lagi bagaimana cara kerjanya. Kalau kerjanya bagus kita tidak boleh melarang. Kalau amdalnya tidak sesuai, ya jangan,” ujar Gubernur sambil menegaskan, “Kalau orang kerja baik kita tidak boleh larang orang atau investor membawa rejeki ke daerah kita.”
Gubernur mengaku, tidak mengenal siapa investor pabrik semen di Matim.
“Saya tidak kenal investornya. Tapi siapapun yang mau bikin pabrik semen di NTT, saya mau tanda tangan. Asal ikuti prosedur-prosedur dan menjaga agar pembangunan industri itu tidak merusak lingkungan,” pungkasnya. (HT/Valeri Guru Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT)