Suara-ntt.com, Waingapu-Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Timur berkomitmen mendukung penuh pengembangan pariwisata sebagai prime mover atau lokomotif (penggerak) utama terhadap kebangkitan ekonomi masyarakat NTT khususnya di Kabupaten Sumba Timur.
Industri pariwisata diyakini bisa menjadi penggerak utama terhadap kebangkitan ekonomi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan kebijakan tepat dan menyeluruh, pariwisata bisa membawa masyarakat NTT keluar dari zona kemiskinan.
“Pariwisata bisa menjadi prime mover bagi perekonomian NTT. Ini bisa terwujud dengan pendekatan pembangunan yang tepat, yakni pembangunan yang melibatkan semua pemangku kepentingan, terutama masyarakat dan pelaku ekonomi lokal dan berdasarkan kekuatan sumber daya yang dimiliki NTT,” kata Bupati Sumba Timur, Christofel Praing kepada media pada Selasa, 7 Desember 2021.
Bupati Christofel mengatakan, pariwisata di Kabupaten Sumba Timur itu merupakan bagian dari kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dan bagaimana mengembangkannya ke depan.
“Kalau kita berbicara soal pertanian, peternakan, infrastruktur dan pariwisata itu sendiri bahwa destinasi wisata di Sumba Timur itu bermacam-macam. Ada wisata alam, ada wisata bahari, ada wisata budaya seperti budaya tenun ikat yang sangat terkenal”.
“Berbicara soal pariwisata di Sumba Timur adalah sesuatu yang menarik karena tidak ada di daerah lain dan dijadikan sebagai destinasi,”ungkapnya.
Dikatakan, pemerintahan itu sistem karena dari dokumen perencanaan seperti yang diketahui bahwa Pemerintah Provinsi NTT saat ini dimana sektor pariwisata menjadi prime mover. Dan kepemimpinan Paket Sehati (Bupati Sumba Timur, Christofel Praing dan Wakil Bupati Sumba Timur, David Melo Wadu) juga sektor pariwisata menjadi lokomotif untuk menarik gerbong-gerbong sektor yang lain dalam menunjung dan menarik minat para wisatawan.
Untuk menunjang semua itu maka pembangunan infrastruktur menuju lokasi-lokasi pariwisata secara bertahap terus dibenahi walaupun dalam keterbatasan anggaran yang ada.
“Pembangunan infrastruktur menuju lokasi pariwisata terus kita dibenahi secara bertahap walaupun fiskal kita sangat untuk memenuhi semua itu. Tapi syukur ada intervensi dari pemerintah pusat dan provinsi untuk melakukan pembangunan infrastruktur menunju destinasi wisata di Kabupaten Sumba Timur,”ucapnya.
Dijelaskan, saat ini jalan provinsi di Kabupaten Sumba Timur ada sekitar 50-an kilometer yang merupakan intervensi pemerintah pusat dan provinsi. Jika berharap pada APBD II Sumba Timur maka itu tidak akan cukup.
Lebih lanjut kata dia, untuk program tanam jagung panen sapi (TJPS) itu juga menjadi perhatian pemerintah Sumba Timur secara gencar melakukan pengolahan lahan dengan membiayai 500 ribu per hektare walaupun di pasaran satu setengah juta sampai dua juta.
“Tapi di Sumba Timur subdisinya hanya 500 ribu bagi masyarakat miskin dimana tingkat kemiskinan ekstrim kita gratiskan,”ujarnya.
Dia mengakui bahwa dirinya tidak menghafal berapa jumlah program TJPS secara teknis yang ada. Namun pihaknya mendukung penuh program itu.
“Saya tidak hafal betul berapa banyak jumlah program TJPS yang ada. Tapi kita prinsipnya mendukung penuh komitmen dari pemerintah provinsi untuk program tanam jagung panen sapi,” bebernya.
Untuk diketahui bahwa ada 16 kabupaten di NTT yang mengembangkan program TJPS. Antara lain Kabupaten Sumba Tengah, Sumba Timur, Sumba Barat, Timor Tengah Selatan, TTU, Belu, Malaka dan Kabupaten Kupang, Sabu Raijua, Rote Ndao, Kabupaten Sikka, Nagekeo, Manggarai Timur, Ngada, Manggarai Barat telah ditetapkan sebagai lokasi pengembangan program TJPS dengan luas lahan 10.000 hektare.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Timur, Maramba Meha mengatakan, jika dilihat dari potensinya pariwisata di Sumba Timur sangat beragam dimana ada wisata budaya, alama dan bahari.
“Kalau kita melihat potensi pariwisata di Kabupaten Sumba Timur sangat beragam ada budaya, alam dan bahari”.
“Obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten Sumba Timur sebatas kita mendata dan beberapa lokasi tertentu yang sangat viral. Dan itu kita lakukan pembenahan dan itupun disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah kita,” kata Meha.
Dikatakan, ada beberapa lokasi wisata yang sangat viral di Sumba Timur antara lain Air Terjun Tanggedu, Bukit Weringgi, Pantai Walakiri,
Pantai Watuparunu, Air Terjun Hirumanu, Air Terjun Wai Marang,
Pantai Tarimbang,
Bukit Warinding,
Bukit Mondu,
Air Terjun Laiwi, Air Terjun Hirumanu
Bukit Tanarara, Bukit Hoeluku dan wisata Kampung Adat Praimadita
dilakukan pembenahan oleh pihak provinsi. Kemudian tempat lain seperti Watu Kerungu dan Bukit Wemarang termasuk Walakiri. Selain itu ada perkampungan adat yang memang dikunjungi oleh wisatawan manca negara dan domestik.
“Memang kalau dilihat dari sisi pembenahannya ada beberapa lokasi yang viral kita coba melalui dana APBD II antara lain yang menjadi kewenangan dan tanggungjawab dari dinas ini. Antara lain wisata Kampung Adat Praimadita dan Soimak sementara pembenahan termasuk Tanggedu, Wemarang dan Perunggu. Itupun disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah”.
“Untuk tahun ini kita melakukan pembenahan jalan setapak, tempat parkir dan Gazebo di Tanggetu. Selain itu ada perhatian dari pemerintah pusat melalui Kemendes melakukan pembenahan di lokasi yaitu di Tanggetu dan Bukit Weringgi,”ungkapnya.
Untuk Walakiri kata dia, pihaknya membuat penahan atau pengaman pantai dan MCK. Dan itu yang dilakukan saat ini.
Dijelaskan, jika dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan dua tahun terakhir ini menurun karena pandemi COVID-19. Dan ke depan pihaknya berusaha terus supaya COVID ini bisa menurun.
Lebih jauh kata dia, jumlah keseluruhan obyek wisata di Sumba Timur ada sekitar 119 obyek yang layak dikembangkan sebagai destinasi untuk dikunjungi oleh wisatawan. Dan berdasarkan pendataan yang ada belum semua destinasi wisata dilakukan pembenahan. Dimana hanya dilakukan pada beberapa obyek wisata karena dukungan dana APBD II Kabupaten Sumba Timur sangat terbatas. Kemudian belum ada keterlibatan secara komperhensif dari lintas sektor terkait dalam melakukan perhatian dan pembenahan obyek-obyek wisata yang ada di Sumba Timur.
“Kita harapkan ke depan ada keterlibatan semua sektor dalam pembenahan baik sarana prasarananya maupun sarana pendukung lainnya sehingga obyek itu layak disebut sebagai sebuah distinasi wisata,”bebernya.
Sejauh ini kata dia, ada keterlibatan pihak Pemerintah Provinsi NTT di wisata Kampung Adat Praimadita yang menjadi salah satu dari tujuh destinasi yang dikembangkan oleh Pemprov. Selain itu ada kegiatan seperti pelatihan dan lain sebagainya untuk meningkatakan sumber daya manusia.
“Anggaran dari provinsi kita tidak tahu persis karena langsung dengan desa yang bersangkutan. Sementara anggaran dari APBD II sendiri bervariasi dan disesuaikan dengan keuangan daerah untuk pembenahan-pembenaha obyek yang ada. Kemudian dukungan infrastruktur ke lokasi destinasi wisata saat ini sudah baik,”pungkasnya.
Pemerintah Desa (Pemdes) Praimadita, Kecamatan Karera, Kabupaten Sumba Timur ditetapkan menjadi desa destinasi pariwisata. Sehubungan dengan hal ini, Umbu Nengi Rutung, selaku Kepala Desa (Kades) kepada wartawan menyatakan kesiapan desa dan warga menerima kehadiran wisatawan dari luar.
“Pasca ditetapkan propinsi sebagai desa destinasi wisata juga disertai dengan bantuan untuk pembangunan home stay dan elemen penunjang lainnya. Home stay sudah selesai dan siap digunakan. Selain itu kami juga siap menerima tamu atau wisatawan dari luar dengan keramahan dan kekhasan kami,”ungkap Umbu Nengi. (Hiro Tuames)