Suara-ntt.com, Kupang-Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang telah mengalokasikan anggaran kurang lebih Rp 27 miliar untuk penanganan stunting, lewat intervensi oleh 7 perangkat daerah sebagai leading sektor yang menggerakkan stakeholder lainnya.
Hal itu disampaikan Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjoh dalam acara Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI, Muhadjir Effendy, yang berlangsung secara virtual bersama sejumlah kepala daerah di NTT pada Selasa, 24 Januari 2023.
George mengatakan, saat ini Pemkot Kupang berusaha untuk turunkan angka stunting hingga satu digit. Hal ini tak terlepas dari berkat inovasi pola Bapa Asuh yang melibatkan semua stakeholder.
Dirinya sangat optimis dengan inovasi pola Bapa Asuh yang melibatkan semua stakeholder sehingga angka stunting di Kota Kupang bisa turun hingga satu digit.
Selain pola Bapa Asuh Pemkot Kupang juga memanfaatkan inovasi Aplikasi Soda Molek untuk mempermudah pendataan dan validasi data, baik soal stunting maupun kemiskinan di tingkat kelurahan.
Menurut George prevalensi stunting di Kota Kupang sejak tahun 2018 hingga 2022 mengalami trend penurunan yang cukup signifikan yakni mencapai 13,9 persen. Pada tahun 2018 angka stunting di Kota Kupang berada di kisaran 35,4 persen. Update terakhir pada tahun 2022 lalu, angka stunting di Kota Kupang sudah turun di angka 21,5 persen.
Dia percaya dan yakin dengan berbagai langkah inovasi yang dilakukan, termasuk di dalamnya pola Bapak Asuh, angka stunting di Kota Kupang bisa turun hingga mencapai angka 1 digit.
Lebih lanjut dikatakan, saat ini Pemkot Kupang tengah melakukan pemetaan terkait sebaran stunting di 1.315 RT yang ada di 51 kelurahan dan 6 kecamatan di Kota Kupang. Selanjutnya dengan menggandeng stakeholder di Kota Kupang, baik TNI, Polri, BUMN, perusahaan swasta, perbankan, perguruan tinggi serta pihak terkait lainnya yang memiliki kepedulian, untuk bersama terlibat dalam upaya menekan angka stunting di Kota Kupang, dengan menjadi Bapak Asuh bagi anak-anak stunting di tiap RT. Pendampingan akan berlangsung secara berkelanjutan.
Menurutnya untuk pemberian makanan tambahan bagi anak stunting dengan memanfaatkan bahan makanan lokal yang kaya nutrisi dan gizi seperti tepung kelor dan tepung ikan. Para camat dan lurah juga diminta untuk mendorong para RT serta pendamping posyandu untuk mengejar capaian pengukuran dan penimbangan bayi hingga 100 persen.
Kepada Menko PMK, Penjabat Wali Kota mengakui salah satu kendala dalam upaya penanganan stunting di Kota Kupang adalah pemenuhan kebutuhan air bersih, yang baru mencapai 37 persen dan sanitasi yang aman baru mencapai 8,92 persen. Karena itu Kota Kupang butuh dukungan pemerintah pusat untuk percepatan penurunan dan pencegahan stunting berupa penanganan dan perluasan jaringan air bersih dan sanitasi.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI, Muhadjir Effendy, usai mendengarkan pemaparan para kepala daerah menilai secara umum sudah ada progress yang cukup baik dalam upaya penanganan stunting dan penghapusan kemiskinan di NTT termasuk Kota Kupang. Menko PMK juga mengapresiasi sejumlah inovasi yang sudah dilakukan untuk mengatasi keterbatasan yang ada.
Menurutnya beberapa hal yang perlu menjadi perhatian serius para kepala daerah antara lain bagaimana membuka mindset masyarakat terutama para orang tua tentang pentingnya pola hidup sehat dan makanan bergizi bagi anak. Menko PMK juga mendukung pemanfaatan makanan lokal yang potensial untuk pemenuhan gizi anak.
Dia juga mendorong pemda untuk mengintensifkan pelatihan petugas dan pendamping lapangan. Untuk mencapai jumlah cakupan bayi yang ditimbang dan diukur di atas 80 persen menurutnya petugas harus jemput bola, turun ke rumah-rumah warga. (PKP_ans/HT)