Site icon Suara NTT

Pemkot Kupang Gelar Doa Bersama dalam Upaya Pemulihan Pasca Badai Seroja dan COVID-19

Suara-ntt.com, Kupang-Pemerintah Kota Kupang menggelar doa bersama lintas agama dalam kegiatan Penyegaran Iman. Hal itu dilakukan dalam menghadapi Pandemi COVID-19 dan pemulihan pasca bencana badai siklon tropis Seroja yang melanda di Kota Kupang dan beberapa kabupaten di NTT beberapa waktu lalu.

Kegiatan tersebut berlangsung di
Lantai I Kantor Wali Kota Kupang pada Jumat (24/04/2021) dengan tema ‘Dalam Keberagaman, Semangat Toleransi Membangkitkan Kepedulian dan Pengharapan Dalam Doa Bersama Untuk Keselamatan Kota Kupang’

Dalam kegiatan doa bersama itu ada lima rohaniwan yang diundang untuk memberikan kotbah/ceramah singkat bagi peserta ibadah dari jajaran Pemerintah Kota Kupang dan tamu undangan yang mengikuti secara langsung dan para pegawai yang mengikuti kegiatan secara daring melalui aplikasi zoom.

Kelima rohaniwan antara lain dari Kristen Protestan oleh Pdt. Desiana Rondo, M.Th, Katolik diwakili Romo Apolinaris Deddy Ladjar, Islam oleh H. Muhamad Saleh Orang, Hindu oleh Ide Resi Agung Nanada Wijaya Kusuma dan Budha diwakili oleh Widya Dhamma Palla, S.Pd. Sementara peserta ibadah hadir Wali Kota Kupang, Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, MM.,MH, Asisten Administrasi Umum Sekda Kota Kupang, Yanuar Dally dan para pimpinan perangkat daerah dan perwakilan Forkopimda.

Sebelum melakukan doa bersama, secara bergantian para rohaniwan menyampaikan khotbah singkat terkait kondisi Kota Kupang saat ini yang masih berada di tengah Pandemi COVID-19 dan upaya pemulihan pasca bencana alam badai siklon Seroja.

Pdt. Desiana Rondo, M.Th dalam kotbah singkatnya mengungkap meskipun berada dalam masa-masa sulit akibat pandemi COVID-19 dan badai siklon Seroja yang menimpah NTT dan Kota Kupang mengakibatkan iman manusia menjadi rapuh. Tetapi dengan pertolongan Tuhan memungkinkan kita sebagai komunitas yang rapuh untuk saling menolong,”ungkapnya.

Demikian pun dalam khotbah Romo Apolinaris Dedy Ladjar, Pr mengatakan akibat diterpa badai menjadikan manusia menjadi takut, cemas dan menimbulkan trauma. Namun didalamnya itu Tuhan menolong umatnya dengan begitu banyak perpanjangan tangan Tuhan yang membantu masyarakat.

“Meskipun banyak korban material yang terjadi tetapi kita bersyukur korban nyawa hanya sedikit saja dan ini keajaiban yang perlu disyukuri,”ujarnya.

Sementara ceramah Kultum Islam Haji Muhamad Saleh Orang, menekankan bahwa sebagai manusia perlu bersyukur dan memohon taubat. Dalam menghadapi berbagai persoalan baik kematian dan kehilangan maka perlu banyak bersabar dan berdoa agar badai yang baru pernah terjadi di NTT ini tidak menimpa generasi kita ke depan.

Kemudian Ide Resi Agung Nanda Wijaya Kusuma, rohaniwan Hindu menyampaikan bencana yang kita alami semua ada hikmahnya di mana kita bisa saling bantu membantu dan bersama-sama membangun Kota Kupang.

Sedangkan rohaniwan Budha, Widya Dhamma Palla, S.Pd mengungkapkan bencana apa pun yang kita alami dapat dilalui bersama-sama dengan bergandengan tangan saling peduli sesama.

Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Koreh menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada para rohaniwan yang senantiasa mendoakan Kota Kupang dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19 yang belum usai saat ini dan bencana alam badai siklon Seroja beberapa waktu lalu.

Menurutnya, khotbah yang disampaikan para rohaniwan dari 5 agama memberi kekuatan bagi pemerintah dan masyarakat Kota Kupang dalam menghadapi bencana saat ini.

Dikatakannya, badai Seroja selain meluluhlantakkan rumah warga serta fasilitas umum dan sosial yang ada, juga terdapat korban jiwa sebanyak 6 (enam) warga yang meninggal dan 1 (satu) orang dinyatakan hilang.

Untuk itu di kesempatan ini, Wali Kota menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang kehilangan sanak-saudaranya juga keprihatinan mendalam terhadap 38 ribu kepala keluarga dan terdampak dan sekitar 530 kepala keluarga yang rumahnya tidak bisa dipakai lagi karena longsor di bantaran sungai Liliba.

Dijel

Exit mobile version