Site icon Suara NTT

Pemprov Berkolaborasi dengan Kaum Bapak Sinode GMIT dan PMI NTT Salurkan Air Minum ke Kabupaten yang Kekurangan

Suara-ntt com, Kupang-Menjelang musim kemarau, Pemerintah Provinsi NTT akan berkolaborasi dengan Kaum Bapak Sinode GMIT dan Palang Merah Indonesia Provinsi NTT menyalurkan atau mendiskusikan air minum ke kabupaten-kabupaten yang kekurangan pasokan air bersih.

Untuk diketahui beberapa waktu lalu, Kaum Bapak Sinode GMIT mendistribusikan air minum ke Kabupaten Sabu Raijua, Rote Ndao dan Timor Tengah Selatan (TTS).

“Dan informasi yang kita terima dari Ketua PMI Provinsi NTT sekaligus Wakil Gubenur, Joseph A. Nao Soi bahwa PMI NTT akan mendapatkan bantuan lima unit mobil tanki air yang akan bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi untuk membantu mendistribusikan air minum ke kabupaten yang kekurangan air bersih,”kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Ambrosius Kodo kepada media ini di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

“PMI sudah meminta data-data dari kabupaten-kabupaten yang sudah mulai kesulitan akses air bersih. Kita akan tingkatkan koordinasi terkait distribusi air minum. Kita berterima kasih kepada para pengurus Kaum Bapak Sinode GMIT dan PMI NTT yang sudah menyiapkan sumber daya membantu mendistribusikan air minum bagi wilayah-wilayah yang sudah sulit untuk akses air bersih,”ungkapnya.

Ambros mengatakan pihaknya akan mendorong masyarakat agar menuju ke puncak musim kemarau harus melakukan penghematan supaya tetap menjaga ketersedian air tanah yang ada.

“Kita juga mendorong kabupaten/kota sesuai dengan peringatan dini dari BMKG untuk segera melakukan kajian di lapangan. Apakah kondisi di lapangan sudah menunjukkan tanda-tanda ada kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam mengonsumsi air bersih dan konsumsi pangan? Hal itu dilakukan untuk menentukan status siaga kebencanaan di masing-masing wilayah dan kemudian mengajukan permintaan cadangan beras pemerintah kepada Dolog sesuai dengan mekanisme yang ada agar beras itu bisa dialokasikan kepada warga yang sudah terdampak kekeringan,”jelasnya.

Dikatakan, sejauh ini belum ada laporan khusus dari kabupaten/kota sehubungan dengan air bersih. Contoh di Kabupaten Manggarai ada warga yang sudah kesulitan mendapatkan air bersih. Dan sudah ada koordinasi dengan pemerintah Manggarai segera melakukan langkah-langkah penanganan untuk tidak kesulitan dalam mendapatkan air bersih.

Sebab menurutnya, kekeringan juga bisa berdampak pada kesehatan, gizi buruk, stunting, kamtibmas dan inflasi. Oleh karena itu semua pemangku kepentingan harus memberi perhatian secara serius.

“Kita juga mendorong supaya kekeringan yang kita alami ini harus melakukan mitigasi-mitigasi. Yang paling murah dan mudah adalah kita menggali lubang untuk jebakan air di musim hujan sehingga persediaan air tanah jauh lebih ketika musim kemarau tiba,”tambahnya.

Dia menghimbau kepada masyarakat untuk hati-hati terhadap kebakaran hutan dan lahan sebagai dampak dari musim kemarau panjang ini. Hindari membakar lahan namun jika membakar untuk persiapan ladang atau berkebun maka melakukan penyegapan dengan baik agar api tidak merambat ke luar sehingga tidak meningkatkan luasan api dari pada hutan dan lahan.

“Ini juga akan membawa akibat-akibat buruk bagi lingkungan kita ke depan. Kalau setiap tahun angka kebakaran kita meningkat di tahun-tahun berikutnya maka akan berdampak pada lingkungan kita akan rusak,”terangnya.

Dalam kesempatan itu ia meminta masyarakat untuk tidak terlalu menanam tanaman yang membutuhkan banyak air atau boros air. “Marilah kita menanam tanaman yang tidak membutuhkan banyak air dan tahan kekeringan,”ucapnya. (Hiro Tuames)

Exit mobile version