Suara-ntt.com, Kupang-Pemerintah Provinsi NTT melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memastikan bahwa dana bantuan bencana siklon tropis Seroja sebesar Rp 10,6 miliar akan digunakan sesuai kebutuhan masyarakat terdampak.
“Sesuai informasi dari Badan Keuangan Daerah Provinsi NTT bahwa dana yang sudah terkumpul di rekening Posko Tanggap Darurat NTT sebesar 10,6 miliar rupiah,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT, Ambrosius Kodo kepada wartawan pada Kamis, 19 Agustus 2021.
Ambros mengatakan, pasca bencana badai siklon tropis Seroja yang melanda Provinsi NTT pada bulan April 2021 lalu, pemerintah telah berupaya keras menangani kondisi tanggap darurat dengan kekuatan dan seluruh kemampuan yang dimiliki.
Dalam bencana itu, ada sejumlah komunitas, paguyuban, badan usaha beserta provinsi lain di Indonesia menaruh perhatian dan turut memberikan sumbangan sebagai bentuk solidaritas serta keprihatinan mereka terhadap masyarakat yang terdampak.
Kalak Ambros memastikan bahwa dana Rp 10,6 miliar yang merupakan disumbangkan dari berbagai pihak akan dipergunakan sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sesuai niat dari para donator.
“Kita kerjakan sebaik mungkin. Kita juga sudah konsolidasi di internal BPBD NTT akan menyusun rencana kegiatan sesuai kebutuhan dan surat yang masuk terkait permintaan kebutuhan masyarakat. Kita akan rencanakan secara baik, dan akan diajukan untuk dieksekusi bagi masyarakat,”ungkapnya.
Dikatakan, pihaknya sangat berhati-hati dalam pemanfaatan dana bantuan Rp10,6 miliar karena harus dilakukan proses validasi data secara berkala, terkait dengan kebutuhan masyarakat.
“Karena ditakutkan banyak kebutuhan masyarakat yang sudah teratasi, sehingga bisa terjadi penerimaan bantuan dobel. Dengan demikian kita butuh data dan koordinasi yang intens dengan teman-teman yang ada di kabupaten/kota,” jelasnya.
Dia mengakui, bantuan yang diberikan tidak dalam bentuk uang tunai. Namun akan disalurkan dalam berupa barang berdasarkan kebutuhan dari masyarakat setempat.
“Kita pastikan akan memberikan bantuan dalam bentuk barang. Dan proses pengadaan barang juga bukan semata dilakukan di Kupang. Jika barang kebutuhan mereka tersedia di kabupaten masing-masing, maka kita lakukan pengadaan disana,” ucapnya.
Karena, kata dia, jika semua barang diadakan di Kota Kupang karena akan membutuhkan biaya untuk mendistribusikan barang ke lokasi tujuan.
“Konsekuensinya dibiaya distribusi. Karena dari dana 10,6 miliar rupiah itu, tidak bisa diambil untuk biaya distribusi barang. Itu murni untuk melakukan belanja bagi kebutuhan masyarakat,”bebernya.
Lebih lanjut kata dia, dalam waktu dekat pihaknya akan mendistribusikan bantuan berupa tandon air, serta kebutuhan lain bagi masyarakat di Kabupaten Lembata, Alor dan Flores Timur.
Sebab pasca badai Seroja, tiga wilayah kabupaten tersebut mengalami dampak yang sangat besar. Hingga saat ini, pengungsi yang belum terurai secara baik ada di Kabupaten Lembata.
“Saya kira ini juga menjadi bagian vital yang perlu kita perhatikan menggunakn alokasi bantuan masyarakat yang ada. Dan kita akan mengirim tandon air, pemenuhan kebutuhan listrik di pengungsian, kebutuhan MCK, serta kebutuhan penguatan di posko kesehatan,”jelasnya.
Bantuan itu, kata Ambros, rencananya akan di distribusikan secepat mungkin ke Kabupaten Lembata. Namun pihaknya masih membutuhkan anggaran untuk mendistribusikan tandon tersebut.
“Karena pihak ketiga memberikan bantuan tandon, tetapi untuk alokasi anggaran distribusi kita gunakan Belanja Tidak Terduga atau BTT. Namun alokasinya sedikit, maka kita akan konsultasikan ke BKD dulu, untuk memenuhi biaya distribusi tandon ini ke Lembata,” tandasnya.
Untuk diketahui, total tandon yang ada di BPBD Provinsi NTT saat ini berjumlah 93 unit. Dan rencananya 40 unit tandon akan didistribusikan ke Kabupaten Lembata, dan sisanya akan dikirim ke Alor dan Flores Timur sesuai kebutuhan masyarakat. (Hiro Tuames)