Site icon Suara NTT

Pemprov Sarankan para Petani di NTT Siapkan Jenis Tanaman yang Cocok di Musim Kemarau

Suara-ntt com, Kupang-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan menyarankan para petani di NTT untuk menyiapkan jenis tanaman yang cocok atau bisa beradaptasi di musim kemarau.

“Berdasarkan data dari BMKG bahwa dampak perubahan musim penghujan ke musim kemarau akan terjadi di bulan April 2023 sehingga kita dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT mengambil langkah antisipasi dengan mendorong petani di beberapa wilayah di NTT untuk menanam tanaman yang memiliki adaptasi terhadap kekeringan,”kata Kepala Dinas Pertanian NTT Lucky F. Koli kepada wartawan di lantai I Gedung Kantor Gubernur NTT pada Kamis, 30 Maret 2023.

“Karena musim kemarau itu di April 2023 nanti kita akan memanfaatkan musim tanam dua untuk mengisi produksi dengan jenis tanaman yang memiliki adaptasi terhadap kekeringan. Tentu masyarakat kita sudah menyiapkan tanaman-tanaman yang cocok untuk musim kemarau,”tambahnya.

Dia menyarankan untuk wilayah-wilayah yang musim kemaraunya di bulan April 2023 diharapkan untuk menanam tanaman palawija seperti kacang-kacangan terutama kacang hijau, kelor, sorgum dan jagung.

“Komoditas-komoditas ini tahan terhadap kekeringan dan tanaman holikultura itu akan membantu ekonomi masyarakat. Sebab walau hanya memerlukan sedikit air tetapi bisa menyediakan pangan sekaligus ekonomi masyarakat. Sedangkan kelor sekali tanam akan dipanen sepanjang 60 tahun kedepan,”ungkapnya.

Dijelaskan, Pemprov NTT saat ini sedang mengintervensi kekurangan gizi ibu hamil dan anak-anak stunting, dengan merekomendasikan menggunakan tepung kelor.

“Ini kesempatan bagi kita untuk mengembangkan komoditas tanaman kelor untuk membantu mensupplai kebutuhan bahan baku, dalam rangka memberikan makanan tambahan berbasis kelor,”paparnya.

Dalam kesempatan itu dia mengatakan, tanaman sorgum sangat tahan terhadap kekeringan dan dievaluasikan dengan ternak. Satu hektare menanam sorgum membutuhkan tujuh (7) kilo dengan harganya tidak mencapai Rp  100.000,00

“Kita dorong masyarakat untuk tanam sorgum, satu hektare sorgum bisa pelihara 7 ekor sapi. Setiap hari sapi diberi makan 20 kilogram selama satu tahun. Hal ini sangat cocok di NTT karena sorgum tahan kekeringan,”jelasnya.

Lebih lanjut kata dia, selain biji sorgum sebagai bahan pangan, batang-batang sorgum tersebut dijadikan pakan ternak. Sedangkan terkait program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) Pemprov NTT melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT menargetkan akan menanam jagung 40.000 hektare di musim kemarau 2023.

Dia menambahkan, penanaman jagung bakal dilakukan di wilayah-wilayah yang sudah diidentifikasi oleh BMKG dan dimulai Wilayah Timur yakni Flores bagian Timur termasuk Pulau Timor, Alor, Rote, Sabu, dan Lembata. Kemudian menyusul Flores bagian Barat dan Sumba bagian Barat.

“Semua skema yang disiapkan akan disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan masyarakat, sekaligus mempersiapkan sarana yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mempercepat panen. Kita tahu bahwa ini akan panen padi yang ditanam bulan Desember 2022 lalu. Kemudian yang menanam di bulan Januari 2023 akan panen pada bulan April dan Mei 2023,”tandasnya.

Untuk diketahui bahwa musim kemarau lebih awal di bulan April 2023 maka secara otomatis debit air akan berkurang sehingga pihaknya memperhitungkan untuk melakukan mobilisasi alat-alat panen ke sentra-sentra produksi yang bisa ditanam sebanyak dua kali. Hal itu dilakukan agar menghindari terjadinya gagal panen dan lajn sebagainya.

“Ini kita mengantisipasi dan mempersiapkan pompa-pompa air yang akan dipakai oleh para petani yang akan bekerja di musim kemarau untuk dialiri ke tanaman yang ada,”pungkasnya. (Hiro Tuames)

Exit mobile version