Andre W. Koreh selaku Kuasa Direktur PT. Tidal Bridge di NTT paparkan pembangunan PLTAL) Larantuka dan usulan pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah
Suara-ntt.com, Kupang-Pemerintah Pusat (Pempus) melalui Kantor Staf Presiden mendukung dan mendorong agar pembangunan pembangkit listrik Tenaga arus laut (PLTAL) Larantuka-Flores Timur (Flotim) Nusa Tenggara Timur (NTT) dan usulan pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah untuk segera direalisasikan.
Untuk diketahui setelah lebih kurang dari 8 (delapan) tahun belum terbangun. Padahal proyek ini sebagai Proyek Strategis Nasional. Disamping itu, proyek ini juga sebagai tindak lanjut dari HoA ( Head off Agreement) antara Pemerintah NTT dan Tidal Bridge BV yang ditandatangani di Den Haag antara Gubernur NTT saat itu, Bapak Frans Leburaya dan Mr. Eric van den Eijnden sebagai CEO Tidal BV , pada tanggal 22 April 2016. Disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi saat melakukan kunjungan kerja pertamanya di Belanda.
Berikut kesimpulan hasil rapat di Kantor Staf Presiden (KSP) RI beberapa waktu lalu. Dalam rapat itu, membahas terkait rencana pembangunanan PLTAL Larantuka-Adonara Flores Timur (Flotim) dan usulan pembangunan Jembatan Palmerah yang akan dikerjakan oleh PT. Tidal Bridge.
Andre W. Koreh selaku Kuasa Direktur PT. Tidal Bridge di NTT memberikan Notulen Hasil Pertemuan di Kantor Staf Presiden RI tentang Rencana Pembangunan PLTAL dan Jembatan Pancasila Palmerah beberapa waktu lalu antara;
Pertama; Pemerintah Pusat melalui Kantor Staf Presiden mendukung dan mendorong agar PLTAL Larantuka dan pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah untuk direalisasikan. Setelah lebih kurang dari 8 (delapan) tahun belum terbangun. Padahal proyek ini sebagai Proyek Strategis Nasional.
Disamping itu, proyek ini juga sebagai tindak lanjut dari HoA ( Head off Agreement) antara Pemerintah NTT dan Tidal Bridge BV yang ditandatangani di Den Haag antara Gubernur NTT saat itu, Bapak Frans Lebu Raya dan Mr. Eric van den Eijnden sebagai CEO Tidal BV , pada tanggal 22 April 2016. Disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi saat melakukan kunjungan kerja pertamanya di Belanda .
Kedua; Segala halangan yang menjadi hambatan terbangunnya PLTAL selama lebih kurang 8 tahun akan diselesaikan melalui kolaborasi Empat Pihak dalam bentuk penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding/Nota Kesepahaman) antara lain : Kementrian PUPR, PT. PLN, PT. TIDAL BRIDGE, dan Pemda Nusa Tenggara Timur untuk durasi waktu perjanjian selama 20 tahun yang akan dibahas kembali menjelang berakhirnya batas waktu tersebut.
Ketiga; Dalam MoU tersebut akan memuat berbagai hak dan kewajiban Para Pihak termasuk harga jual energi. kewenangan desain teknik, ketersediaan lahan dan dukungan sosial serta dampak lingkungannya, dukungan pembiayaan, kepemilikan jembatan, keterlibatan warga masyarakat dan transfer teknologi serta kerja sama dengan lembaga pendidkan tinggi lokal. Semuanya dalam perpektif saling menguntungkan untuk mendukung segera terealisasinya PLTAL Larantuka dan Jembatan Pancasila Palmerah.
Keempat; Kesiapan Feasibility Study (FS), AMDAL dan ESIA , Ketersediaan Dana , Pra Design, RUPTL, Study Conectivity, Second Opinion dari Perguruan Tinggi ITS Surabaya, kesemuanya sudah memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya yakni Penandatanganan MoU dan PKS (perjanjian Kerja sama).
Untuk seterusnya, dilanjutkan dengan Pembuatan Detail Enggering Design (DED) oleh Tidal Bridge dibawah asistensi Kemntrian PUPR dan Pemasangan Turbin Pilot. Sehingga Rencana Ground Breaking paling lambat Oktober 2024 sebelum pergantian Presiden.
Kelima; PLTAL Larantuka di Jembatan Pancasila Palmerah, adalah salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang mendukung program Presiden Jokowi dalam rangka Indonesia memasuki transisi Energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan.
Jika Proyek ini terealisasi akan menjadi PLTAL pertama di Indonesia bahkan menjadi PLTAL Terbesar di Asia Tenggara yang berada di Larantuka, Flores Timur, NTT.
Sementara teknologi yang menggantungkan turbin di badan jembatan untuk menghasilkan energi listrik merupakan proyek jembatan pertama di dunia dengan doubel fungsi.
Jembatan ini juga akan menjadi contoh projek (pilot project) bagi Indonesia yang secara geografis terdiri dari gugusan pulau-pulau dan selat di Indonesia memiliki potensi arus laut yang kuat dan berbagai lokasi.
Keenam; Deputy I KSP; FEBBRY CALVIN TETELEPTA meminta masyarakat NTT khususnya warga Flores Timur dan Pemerintah Nusa Tenggara Timur agar mendukung maksimal terlaksananya proyek ini.
Karena selain mendapatkan jembatan sebagai sarana konektivitas antar pulau tapi juga mendapatkan energi baru terbarukan yang akan menjadi pendorong atau trigger berbagai sektor pembangunan lainnya seperti : pariwisata, perkebunan, perikanan, berbagai sektor industri dan mendorong terjadinya alih teknologi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah.
“MARI DOAKAN BERSAMA AGAR PLTAL LARANTUKA DAN JEMBATAN PANCASILA PALMERAH TERLAKSANA DEMI ANAK CUCU DAN KEBANGGAAN INDONESIA,”tulis Andre Koreh. ***