Pempus Siapkan Anggaran Rp 400 Miliar lebih untuk Bangun Jalan di Labuan Bajo

oleh -156 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Balai Jalan Wilayah V Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan membangun jalan sepanjang 37 kilometer dengan anggaran APBN sekitar 400 miliar lebih di Labuan Bajo ibukota Kabupaten Manggarai Barat.

Labuan Bajo dipilih Presiden Republik Indonesia, Joko Wododo sebagai tuan rumah konferensi tingkat tinggi (KTT) the group of twenty (G-20) finance ministers mem and central Bank Governors (kelompok dua puluh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral se-dunia pada 2023 mendatang.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah  (Bapelitbangda) NTT, Kosmas D Lana yang ditemui menjelaskan, dalam rangka menyambut KTT G20 pada tahun 2023 maka pemerintah pusat melalui  Balai Jalan Wilayah V membangun jalan sepanjang 37 kilometer dengan anggaran APBN sekitar 400 miliar lebih.

Menurut dia, sesuai hasil sosialisasi dari masyarakat provinsi dan kabupaten maka secara suka rela masyarakat Manggarai Barat memberikan lahannya untuk membuka akses jalan tersebut tanpa santunan.

“Targetnya selesai tahun ini juga. Secara teknis sudah mulai dilakukan pembangunan. Kita mendorong teman-teman di Balai untuk selesai tahun ini,dan mereka sangat pengalaman soal pembangunan jalan,” ujarnya kepada wartawan di ruang kerjanya Rabu (24/2/2021).

Ia menambahkan, pembangunan infrastruktur  jalan itu dari Bandara menuju lokasi pertemuan. Turut dibangun juga beberapa property untuk kepentingan akomodasi dan kebutuhan peserta seperti hotel, resto dan taman.

Terkait penginapan, kata Cosmas, sedang dilakukan pembangunan hotel berbintang lima yang akan menampung peserta KTT G20 selama berada di Labuan Bajo.

“Starnya dari Simpan Hotel Jayakarta terus ke arah Selatan sepanjang 37 kilometer. Secara teknis semua sudah dilakukan. Tahun ini juga sudah mulai dipersiapkan hotel-hotel. Mungkin ada pengembangan juga,” tandasnya.

Sebelumnya, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam sambutannya pada apel pagi, Senin, (3/2/2021) mengatakan, pemerintah RI akan berkoordinasi dengan pemprov NTT untuk membangun lima hotel kelas bintang lima di Labuan Bajo lantaran lima belas ribu tamu maupun peserta dipastikan hadir.

“15 ribu tamu dan peserta KTT G-20 bakal hadir di Labuan Bajo. Untuk itu, selain penataan infrastruktur, pemerintah akan membangun tambah setidak-tidaknya empat atau lima hotel bintang lima,”tandasnya.

Menurut Gubernur VBL, event berskala internasional itu adalah kesempatan bagi NTT untuk meningkatkan harkat dan martabatnya. Semua organisasi pimpinan daerah (OPD) diminta ikut terlibat dalam pembangunan kawasan Labuan Bajo.

“Kita akan menerima kepala-kepala negara yang makmur. Pasti mereka datang dengan membawa para pengusahanya. Sedikit-dikitnya ada 15 orang yang akan datang di Labuan Bajo. Kita akan membangun sebuah kawasan yang baru, saya minta semua OPD harus mampu menerjemahkan dalam kapasitas-kapasitas masing-masing,” tegasnya.

Ditegaskan Gubernur VBL, semua kebutuhan peserta Asean Summit dan KTT G-20 harus disediakan dari NTT. NTT harus mampu membuktikan sebagai tuan rumah dalam agenda-agenda internasional.

Diungkapkan Gubernur VBL, pemerintah pusat bersama pemerintah provinsi NTT akan membangun tambah empat hotel bintang lima karena peserta dari Amerika Serikat, China dan Rusia tidak mau tinggal bersama (sehotel).

“Ini momentum untuk kita membuktikan bahwa NTT adalah tuan rumah event-event internasional. Harus serius kerja karena presiden telah memberikan kesempatan kepada kita ditengah kekurangan kita,” ungkapnya.

Saat ini, sebut Gubernur VBL, hotel yang tersedia di Labuan Bajo baru memeliki 5000 kamar sehingga masih kekurangan 10000 kamar sehingga pemerintah akan bangun tambah 5 hotel bintang Lima di Labuan Bajo karena 15 ribu tamu maupun peserta G20 akan kunjungi Labuan Bajo.

Ditambahkan Gubernur VBL, semua kepala dinas terkait harus strong leadearship. Dinas pertanian, pendidikan, pariwisata, industry dan kesehatan harus mempersiapkan diri dengan baik.

“Kalau kita punya program prioritas tetapi komandannya ketika kita tanya ada dimana terus jawab bilang di rumah berarti itu tanda-tanda bahaya. Tetapi kalau tanya ada di mana dia jawab saya ada pantau di lapangan itu yang baik,”pungkasnya. (Hiro Tuames)