Suara-ntt com, Kupang-Pengamat politik dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Yohanes Jimmy Nami, menyebut dan menilai bahwa debat publik perdana calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang periode 2024-2029, yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Kupang, belum memberikan terobosan ide yang signifikan.
Menurutnya, wacana yang muncul dari lima pasangan calon tersebut masih bersifat normatif dan berkutat pada hal-hal rutin, tanpa menghadirkan gagasan out of the box untuk pembangunan Kota Kupang ke depan.
“Ide dan gagasan yang muncul masih sangat biasa, belum ada desain pemikiran luar biasa yang diperlukan untuk membangun Kota Kupang sebagai kota smart dan modern,” ujar Jimmy yang dihubungi media ini melalui via WhatsApp pada Minggu, 20 Oktober 2024 malam.
Jimmy juga menyoroti bahwa sebagai ibu kota provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kota Kupang seharusnya dapat menjadi role model bagi daerah lain di NTT.
Menurutnya, untuk mencapai visi kota modern dan pintar, Kota Kupang memerlukan pemimpin dengan visi jangka panjang. “Pemimpin yang dapat membawa lompatan pemikiran, menempatkan Kota Kupang sebagai pusat dari NTT, serta merancang kota yang mampu menopang perekonomian provinsi ini,” jelasnya.
Lebih lanjut, Jimmy menekankan pentingnya fasilitas publik yang modern, pelayanan publik yang prima, serta infrastruktur yang direncanakan dengan matang berdasarkan data riil dan proyeksi yang jelas.
Ia juga menyatakan bahwa para calon pemimpin seharusnya menunjukkan pemahaman yang mendalam terhadap masalah-masalah inti Kota Kupang, serta menawarkan solusi yang terukur.
Harapannya, pada debat-debat selanjutnya, para calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang dapat lebih eksploratif dan percaya diri dalam mempresentasikan visi dan misi mereka, yang diharapkan lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kupang yang berdaya saing.
Debat yang difasilitasi KPU Kota Kupang ini, menurut Jimmy, menjadi sarana penting bagi masyarakat untuk menilai kualitas, kapasitas, dan kapabilitas calon pemimpin mereka. “Publik harus tahu arah pilihan yang tepat untuk keberlanjutan pembangunan Kota Kupang,” tutupnya. ***