Suara-ntt.com, Badung-Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia G. L. Kalake menjadi Narasumber pada diskusi panel bertajuk Indonesian Pavilion “Synergy in Green Infrastructure Initiative: Sustainable Financing within Water for Humans and Nature” pada rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum ke-10 di Taman Japun Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC) Nusa Dua, Bali pada Rabu (22/5/2024).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini membahas program Kerjasama Pembangunan Indonesia dan Jerman yaitu program Green Infrastructure Initiative (GII) atau Prakarsa Infrastruktur Hijau.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Nani Hendiarti dalam membuka kegiatan ini menyampaikan program GII merupakan program kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Jerman dalam mendukung upaya Indonesia mengurangi emisi gas rumah kaca secara berkelanjutan.
“Program berfokus pada infrastruktur hijau di Indonesia dalam tiga sektor tematik yaitu penyediaan air, pengelolaan air limbah dan pengelolaan sampah,”jelasnya.
Sedangkan, Ambassador of the Federal Republic of Germany to Indonesia, Ina Lepel, mengungkapkan program GII yang dijalankan antara Pemerintah Indonesia dan Jerman ini akan dibangun berdasarkan pengelolaan infrastruktur untuk mendukung ketersediaan air bagi masyarakat.
Penjabat Gubernur Ayodhia dalam awal paparannya menyampaikan gambaran umum Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terdiri dari 609 pulau dengan populasi 5,7 juta orang.
Selanjutnya, Penjabat Gubernur Ayodhia menyebutkan Provinsi Nusa Tenggara Timur masuk dalam kategori iklim semi-arid dimana rata-rata musim hujan hanya selama 3 hingga 4 bulan pertahun. Rata-rata curah hujan adalah 1.523 mm/tahun dengan Kabupaten Lembata menjadi daerah dengan curah hujan terendah (616mm/tahun) dan Manggarai sebagai Kabupaten dengan curah hujan tertinggi (4,060mm/tahun).
“Air memiliki peranan yang penting di Provinsi Nusa Tenggara Timur, selain sebagai kebutuhan sehari-hari juga bermanfaat dalam berbagai sektor seperti pertanian, peternakan, perikanan, dan industri (pariwisata). Namun, persentase akses kebutuhan air bersih di NTT saat ini masih berada pada urutan ke 4 terendah dari 34 Provinsi di Indonesia sesuai data dari Kementerian Kesehatan tahun 2022,” ungkapnya.
Menurut Ayodhia, menyadari pentingnya hal ini, pada November 2021 Pemerintah Provinsi NTT turut berpartisipasi pada program GII yang kemudian diresmikan pada pertemuan ke-2 Steering Committee Gll pada 10 Februari 2022.
“Workshop GII yang pertama di Nusa Tenggara Timur telah dilaksanakan pada tanggal 18 November 2022 di Labuan Bajo untuk membahas program kerjasama ini dengan mengundang Kementerian dan organisasi terkait dan disusul pembentukan Tim GII Provinsi NTT pada 25 November 2022 serta pertemuan PTF dan NTF yang telah terselenggara pada tanggal 1 Februari 2024 di kantor Kemenko Marves,” paparnya.
Lebih lanjut, Ayodhia menyampaikan saat ini Kota Kupang dan sejumlah wilayah lain di Provinsi NTT masih menghadapi minimnya ketersediaan air.
“NTT juga turut menghadapi permasalahan besar dalam penyediaan air bersih. Seperti, minimnya cakupan pelayanan PDAM di Kota Kupang yang berada pada persentase 11,09 % dan Kabupaten Kupang pada persentase 18,64%. Sedangkan permasalahan lain dalam pengelolaan limbah air disebabkan oleh beberapa isu seperti, minimnya ketersediaan lahan untuk pengelolaan limbah air dan pengelolaan air bersih yang belum dikelola secara maksimal, kondisi geografis yang menyebabkan sulitnya proses pemasokan air bersih dan terbatasnya anggaran operasional dan perawatan,” ujarnya.
Pj. Gubernur Ayodhia pada forum ini menuturkan, program GII kini berada pada status sedang berjalan meliputi 3 sektor yaitu penyediaan air, pengelolaan air limbah dan pengelolaan sampah.
“Program GII dilaksanakan pada sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur yaitu Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Sumba Timur, dan Kabupaten Manggarai Barat. Scoping Mission akan menentukan usulan GII di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang bertujuan untuk melakukan kajian awal terkait kondisi terkini di NTT pada sektor pengelolaan air limbah, dan penyediaan air, ketersediaan dan status lahan, pengawasan dan dampak emisi gas rumah kaca,”jelasnya.
Menutup paparannya, Pj. Gubernur Ayodhia menyampaikan apresiasi kepada Ambassador of the Federal Republic of Germany to Indonesia, Ina Lepel, dan Deputi Bidang Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan yang telah melibatkan Provinsi NTT dalam Program GII.
Ayodhia berharap agar program ini dapat didukung oleh semua pihak baik di tingkat nasional maupun internasional untuk mewujudkan ketersediaan air bersih, sanitasi yang baik dan akan memberikan kontribusi pada peningkatan ekonomi di Provinsi NTT sekaligus peningkatan sektor industri, komersial, pariwisata, dan pelayanan publik.
“Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada semua pihak atas terselenggaranya program ini. Saya yakin bahwa diskusi hari ini sangat bermanfaat untuk Provinsi NTT. Saya berharap agar kita tetap melanjutkan kerjasama untuk membangun NTT dan saya berkomitmen untuk meningkatkan kerjasama yang telah diselnggarakan,”tandasnya.
Turut hadir pada kesempatan ini sebagai narasumber yakni Deputi Bidang Prasarana dan Sarana Bappenas, Ervan Maksum, Direktur Sanitasi Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian PUPR, Tanozisochi Lase, Country Director KFW Office Jakarta, Burkhard Hinz dan Penasihat Senior GID-GIZ, Muhamad Karnaluddin sebagai moderator.
Untuk diketahui, sebelumnya sejak Sabtu (18/5/2024), Penjabat Gubernur Ayodhia selaku Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi turut menghadiri sejumlah rangkaian kegiatan WWF diantaranya, menghadiri Upacara Melukat sebagai salah satu upacara pembersihan spiritual di Bali, menghadiri pembukaan WWF di Magupura Hall, BICC, mendampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pada Bilateral Meeting bersama Presiden Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe dan delegasi, menyambut kedatangan Minister of Water Resource of the People’s Republic of China (PRC), Li Guoying di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, menyambut Elon Musk serta menghadiri Indonesia-UAE (United Arab Emirates) Business Roundtable Discussion. ***