Perekrutan Calon Taruna Akademi Kepolisian di Polda NTT Ada Diksi Baru, NTT=Nusa Tempat Titip

oleh -606 Dilihat
Oplus_131072

Catatan Kritis Kepala Ombudsman NTT, Darius Beda Daton

Suara-ntt.com, Kupang-Hari ini (Sabtu, 6/7/2024) ramai nian ocehan, sindiran dan umpatan di media sosial (medsos) dan WhatsApp Group (WAG). Umpatan dipicu oleh pengumuman nama-nama calon Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) asal panitia daerah Polda NTT Tahun 2024.

Pasalnya dari 11 nama calon Taruna Akpol Polda NTT tahun 2024 hanya satu orang nama marga asal NTT. Berikut 11 nama-nama yang lolos seksi Taruna Akpol Polda NTT tahun 2024;

1. Yudhina Nasywa Olivia (Wanita)
2. Arvid Theodore Situmeang
3. Reynold Arjuna Hutabarian
4. Mario Christian Bernalo Tafui
5. Bintang Lijaya
6. Ketut Arya Adityanatha
7. Brian Lee Sebastian Manurung
8. Timothy Abishai Silitonga
9. Mochammad Rizq Sanika Marzuki
10. Madison Juan Raphael Kana Silalahi
11. Lucky Nuralamsyah

Saya pun ikut diserbu pesan via WA dan colekan di media sosial yang berisi protes dan meminta agar cek kembali apa yang terjadi dengan panitia daerah Polda NTT.

Judul tulisan ini saya ambil dari umpatan  seseorang di media sosial, NTT = Nusa Tempat Titip

Keren juga diksinya. Ada lagi postingan dengan judul unik: “Naturalisasi bukan hanya di bola kaki tetapi juga calon taruna Akpol  antar provinsi”.

Terhadap banyak pertanyaan wartawan dan publik bahwa apakah telah terjadi nepotisme dalam seleksi taruna Akpol kali ini, saya hanya bisa menyampaikan demikian.

Ya saya telah mencermati semua suara publik hari ini dan ikut prihatin. Saya juga telah meneruskan protes ini ke Irwasda Polda NTT.

Apakah ada nepotisme atau tidak perlu dibuktikan lagi. Bukankah semua warga negara boleh mengikuti seleksi seperti ini di seluruh Indonesia? Orang NTT boleh ikut seleksi taruna Akpol di provinsi lain, pun demikian sebaliknya.

Meski demikian, persepsi negatif  publik NTT tidak dapat dibendung.  Proses seleksi kali ini dianggap tidak memihak warga NTT karena tidak ada pertimbangan komposisi putera-putri daerah.

Saya menjawab semua protes dan umpatan dengan pernyataan demikian; bahwa kami tidak dilibatkan sejak awal sebagai pengawas eksternal seleksi Taruna Akpol Polda NTT tahun 2024 sehingga kurang mengikuti proses dan tahapan sejak awal sampai pengumuman kelulusan oleh panitia daerah.

Setahu saya, biasanya Biro SDM Polda NTT  melibatkan pengawas internal dan eksternal dalam seleksi seperti ini agar transparan dan akuntabel. Hemat saya, ini bukan soal anak-anak NTT mampu atau tidak mampu bersaing,  tetapi lebih kepada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, hal yang sering diucap Presiden Jokowi untuk membandingkan  wilayah Barat dan Timur.

Karena itu memang harus ada afirmasi khusus  untuk wilayah Timur. Tapi sudahlah panitia daerah tentu punya ukuran dan timbangan sebagaimana biasanya seleksi dilakukan.

Kita hanya berharap suara-suara dari NTT terus bergaung dan didengar oleh Kapolri sehingga hasil seleksi dapat ditinjau kembali, utamanya untuk memenuhi syarat keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Melansir VoxNtt.com dimana Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda NTT Kombes Pol Ariasandy menjelaskan bahwa pelaksanaan seleksi calon taruna Akpol di Polda NTT bersifat terbuka dan transparan. Siapapun boleh mengikuti seleksi sepanjang memenuhi persyaratan.

“Pelaksanaan seleksi diawasi dgn ketat, baik dari internal polda, Mabes maupun pengawas dari external,” kata dia melalui pesan WhatApp kepada VoxNtt.com saat dikonfirmasi Sabtu (6/7/2024) petang

“Hasil tes berdasarkan perolehan masing-masing peserta seleksi,” tambahnya.

Soal proses seleksi, Ariasandy mengatakan beberapa  poin: Pertama, proses rekrutmen dilakukan secara terbuka dan transparan sehingga lulusan SMA/SMK yang memenuhi syarat bisa mendaftar ke Polres. Proses seleksi administrasi dilakukan secara berjenjang di tingkat Polres dan Polda NTT.

Kedua, selama pelaksanaan proses, semua tahapan diawasi secara ketat oleh pengawas internal (Itwasda dan Propam) serta pengawas eksternal dari berbagai kalangan seperti IDI, Himpsi, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Jurnalis, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pemuda dan Olahraga, LLDikti, Bidang Meteorologi.

Ketiga, setiap tahapan tes dilakukan secara transparan dengan sistem one day service di mana hasil hari itu langsung diumumkan.

Keempat, ujian psikologi dan akademik dilakukan menggunakan sistem CAT menggunakan fasilitas lab komputer di sejumlah sekolah di Kota Kupang.

Kelima, seluruh hasil tes langsung ditayangkan dan ditandatangani peserta serta pengawas. Setiap habis pelaksanaan tes, peserta juga dipersilakan mengisi survei kepuasan yang dilakukan secara terbuka.

Keenam, untuk tahapan tes kesehatan, peserta yang tidak memenuhi syarat juga diberikan kesempatan melakukan konsultasi kesehatan di Bid Dokkes Polda NTT dan Rumah Sakit Bhayangkara Kupang.

Khusus pemeriksaan kesehatan II, uji laboratorium menggunakan pihak ketiga yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Ketujuh, panitia pun tidak bisa mengubah hasil perolehan nilai karena sudah diolah dalam sistem dan peserta pun sudah mengetahui nilai setiap selesai tahapan pendaftaran.

Semoga…!!!