Suara-ntt.com, Kupang-Penjabat Wali Kota Kupang, Fahrensy P. Funay menghadiri Kegiatan Penanaman Anakan Mangrove dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) ke 100 tahun sekaligus memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) Provinsi NTT. Kegiatan berlangsung di Pantai Oesapa pada Sabtu (08/6/2024) sore.
Penjabat Wali Kota Kupang menyampaikan apresiasi kepada pengurus WKRI DPD NTT yang telah menyelenggarakan dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan penanaman mangrove. “Hari ini WKRI DPD NTT telah menjadi contoh yang patut ditiru bahwa masyarakat harus berperan aktif dalam menyukseskan program-program pemerintah karena masyarakat merupakan partner kerja pemerintah. Adanya dukungan dari masyarakat dalam pelaksanaan program pemerintah akan membuat proses pembangunan berjalan dengan baik sesuai harapan,”kata Faren.
Faren mengatakan, kegiatan ini menjadi bukti dan komitmen yang kuat dari WKRI sebagai bagian dari masyarakat Kota Kupang untuk berperan aktif memelihara kelestarian lingkungan, khususnya ekosistem di sekitar pesisir dan laut dalam rangka peningkatan sumber pendapatan bagi daerah dan mendorong kualitas pembangunan.
Dia berharap agar gerakan penanaman anakan bakau atau mangrove dapat terus diselenggarakan untuk mewujudkan Kota Kupang yang hijau dan berwawasan lingkungan sehingga akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Kota Kupang.
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT, Ruth Diana Laiskodat menyampaikan apresiasi kepada WKRI DPD NTT karena telah menyelenggarakan peringatan organisasinya yang ke-100 tahun dan melakukan aksi nyata melestarikan lingkungan melalui penanaman pohon mangrove di tengah isu perubahan iklim dunia.
“Kita mengingat kembali peristiwa COVID-19 dan bencana alam yang tentunya juga ada hubungannya dengan alam yang kurang dijaga. Karena itu perempuan menjadi bagian penting dalam aksi ini,” jelasnya.
Isu perubahan iklim juga menjadi perhatian serius saat ini, sehingga apa yang dilakukan oleh WKRI NTT ini menjadi hal yang baik untuk dicontoh oleh semua pihak lain, termasuk pemerintah, agar bisa meningkatkan kerja dalam menghadapi isu perubahan iklim.
Menurut Ruth Laiskodat, jika terjadi bencana alam, tentunya menjadi ancaman juga terhadap kenaikan harga pangan, yang akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan gizi keluarga. “Perempuan hebat di WKRI telah memulai kegiatan yang baik ini, diharapkan dapat dilanjutkan ke depannya, dan menjadi inspirasi bagi organisasi lainnya,” pungkasnya.
Ketua Presidium WKRI DPD NTT, Josefina M. Djata Getha menambahkan penanaman anakan pohon mangrove ini sudah pernah dilakukan WKRI NTT pada tahun 2019 lalu, dan kegiatan tersebut merupakan yang ke tiga kalinya.
“Kami berharap agar adanya kolaborasi dengan masyarakat, bersama yayasan dan organisasi perempuan lintas agama, untuk peduli terhadap lingkungan,” jelasnya.
Dia berharap agar kegiatan peduli lingkungan tidak sebatas hanya wacana saja tetapi harus ada aksi nyata. “Kami juga berterima kasih kepada semua pihak terkait, yang ikut hadir dan menyukseskan kegiatan ini,” tandasnya.
Hadir dalam kegiatan ini, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT, Ruth Diana Laiskodat, Ketua Presidium WKRI DPD NTT, Josefina M. Djata Getha, para Ketua Organisasi Wanita Lintas Agama se-Provinsi NTT, Penasehat Rohani WKRI, Romo Ambros Bala Ladjar, Pr. (PKP_dev/nt/Let)