Suara-ntt.com, Kupang-Perkumpulan Pemandu & Interpreter Geowisata Indonesia (PERPIGI) NTT mengajukan permohonan resmi kepada Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kota Kupang untuk melakukan pemugaran dan pelestarian kembali Tugu Jepang Penfui yang terletak di Jln. Antonov, Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang.
Surat dengan nomor 001/PERPIGI-NTT/I/2025 yang dikirimkan pada 2 Januari 2024 tersebut menekankan pentingnya Tugu Jepang Penfui sebagai salah satu situs bersejarah yang memiliki nilai budaya dan edukasi tinggi. Situs ini dibangun pada April 1943 oleh tentara Jepang dan dipercaya sebagai tempat kremasi jenazah tentara Jepang yang gugur dalam perang melawan Sekutu.
Struktur tugu yang berbentuk persegi empat dengan 17 anak tangga dianggap dapat menjadi daya tarik wisata sejarah bagi Kota Kupang, terutama dalam konsep wisata “city tour”.
Ketua PERPIGI NTT, Martinus Aris Sengaji Tokan menyoroti kondisi Tugu Jepang yang kini terabaikan dan tidak terawat. “Sudah terlalu lama Tugu Jepang Penfui dibiarkan tidak terurus, padahal ini merupakan situs sejarah yang penting,” ujar perwakilan PERPIGI dalam surat tersebut.
Ia juga mengungkapkan bahwa selama empat tahun terakhir, pihaknya telah berupaya mengajukan permohonan ke Dinas Provinsi maupun Kota, namun hasilnya hanya sebatas pembahasan teoritis tanpa tindakan nyata.
Meski secara resmi telah berstatus sebagai cagar budaya yang berada di bawah pengelolaan Pemerintah Kota Kupang dan pengawasan Balai Konservasi, PERPIGI menilai bahwa dana untuk pemugaran dapat diajukan melalui Kementerian Kebudayaan atau Kementerian Pariwisata.
“Kami berharap pemerintah dapat memperhatikan situs ini dengan serius. Jika dikelola dengan baik, Tugu Jepang Penfui dapat dikembangkan tidak hanya sebagai ikon sejarah, tetapi juga sebagai pusat wisata budaya dan kuliner yang menarik wisatawan,” lanjutnya.
PERPIGI NTT juga menyampaikan keyakinannya bahwa dengan dukungan jaringan di tingkat pusat, termasuk tokoh-tokoh seperti Wakil Menteri dan tokoh budaya lainnya, upaya pelestarian ini dapat direalisasikan.
Upaya ini sejalan dengan visi PERPIGI yang mengusung konsep geowisata dengan memanfaatkan tiga pilar utama: Geodiversity (keragaman geologi), Biodiversity (keanekaragaman hayati), dan Cultural Diversity (keragaman budaya).
Dengan adanya perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat, diharapkan Tugu Jepang Penfui dapat kembali menjadi salah satu ikon sejarah yang membanggakan Kota Kupang dan memberikan manfaat edukasi serta ekonomi bagi masyarakat sekitar. ***