Pilgub NTT 2024: Menolak Politik SARA, Mendukung Kepemimpinan Inklusif Ansy-Jane

oleh -145 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTT 2024 tinggal menghitung hari saja namun memunculkan berbagai dinamika politik di wilayah Flobamorata. Sayangnya, salah satu dinamika yang muncul adalah upaya kelompok tertentu menyebarkan sentimen SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) demi menjatuhkan pasangan calon tertentu.

Salah satu sasaran serangan adalah Jane Natalia Suryanto, calon Wakil Gubernur dari pasangan Ansy Lema. Sebagai perempuan keturunan Tionghoa yang aktif dalam dunia kemanusiaan dan pendidikan di NTT, Jane menjadi target isu-isu rasial di media sosial. Menanggapi serangan tersebut, masyarakat NTT diajak untuk menolak politik SARA dan mendukung pesta demokrasi yang damai, toleran, dan inklusif.

NTT: Provinsi Toleransi dengan Tradisi Harmoni

NTT dikenal sebagai provinsi dengan tingkat toleransi yang tinggi. Warga dari berbagai suku, agama, dan latar belakang hidup berdampingan dengan damai tanpa konflik berbasis identitas. Tradisi ini menjadi ciri khas Flobamorata, yang dijaga turun-temurun oleh masyarakatnya.

Namun, menjelang Pilgub NTT 2024, sejumlah oknum mencoba menghembuskan narasi perpecahan melalui isu rasial dan agama. Padahal, menurut penulis, tindakan ini merupakan langkah mundur dalam berdemokrasi.

“Politik SARA adalah warisan dari politik adu domba era kolonial. Jika hari ini masih ada yang memanfaatkannya, maka cara berpikir mereka tidak lebih dari pola pikir penjajah,” tulis Ianto Pospera NTT, salah satu pendukung pasangan Ansy-Jane.

Mengapa Jane Natalia?

Sebagai calon wakil gubernur, Jane Natalia bukanlah sosok baru di NTT. Sejak 2015, Jane telah aktif dalam pelayanan masyarakat di wilayah ini. Inspirasi untuk mengabdi datang dari orang tuanya yang sering terlibat dalam pelayanan kasih di NTT. Jane memilih untuk melanjutkan pengabdian tersebut, terutama di bidang pendidikan, pemberdayaan perempuan, dan pengembangan UMKM.

“Pendidikan adalah jembatan emas bagi masa depan anak-anak NTT,” ujar Jane, yang telah memberikan banyak beasiswa untuk anak-anak dari berbagai pelosok NTT, termasuk Sumba, Rote, Flores, dan Timor. Selain itu, Jane berperan dalam memajukan UMKM, menyediakan fasilitas air bersih, alat pertanian, hingga renovasi gereja-gereja di wilayah terpencil.

Kepemimpinan Perempuan untuk Perubahan NTT

Ansy Lema, calon Gubernur NTT, menjelaskan alasannya memilih Jane sebagai pasangannya.

“Perempuan adalah kunci dalam menyelesaikan persoalan perempuan, dan Jane adalah sosok yang tepat untuk itu. Tagline kami, Mama Bantu Mama, menegaskan pentingnya kepemimpinan perempuan dalam memajukan kesejahteraan kaum perempuan di NTT,” kata Ansy.

Jane sendiri menekankan pentingnya kepemimpinan yang bersih dan transparan. Pengalaman bekerja di tim Jokowi-Ahok dan Ahok-Djarot saat Pilgub DKI Jakarta menjadi pelajaran berharga baginya untuk menerapkan prinsip anti-korupsi di NTT.

Seruan untuk Warga NTT

Pemilihan pemimpin yang berkualitas harus didasarkan pada integritas, visi, dan rekam jejak, bukan pada identitas suku, agama, atau ras.

“Setiap manusia tidak punya hak untuk memilih suku dan rasnya saat lahir. Itu adalah otoritas Tuhan. Tidak ada seorang pun yang berhak mendiskriminasi orang lain atas dasar itu, apalagi untuk kepentingan politik,” tegas Jane dalam debat kandidat 20 November 2024.

Pasangan Ansy-Jane hadir dengan visi membawa perubahan dan kesejahteraan, khususnya bagi kaum perempuan di NTT. Seruan Manyala Kaka menjadi ajakan bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang dapat merangkul semua pihak tanpa membedakan latar belakang.

Mari tolak politik SARA. Pilih pemimpin yang memajukan NTT. Pilih Ansy-Jane nomor 01. ***