PSI Gelar Fit and Proper Test bagi Bacaleg NTT

oleh -294 Dilihat

Suara-ntt com, Kupang-Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar fit and proper test (seleksi) bagi bakal calon legislatif provinsi periode 2024-2029.

Dalam proses seleksi bacaleg tersebut DPW PSI NTT melibatkan Tim Independen (Pihak Eksternal) yakni RD. Dr. Florens Maxi Un Bria, S. Ag, M.Sos dan Pendeta Paula Naramessakh, S.Th. MA sementara dari DPW PSI NTT sendiri itu yaitu Ketua DPW PSI NTT, dr. Christian Widodo dan Seketaris DPW PSI NTT, Junaidin Mahasan.

Untuk diketahui bahwa kegiatan seleksi gelombang pertama diperuntukkan bagi bacaleg provinsi dari daerah pemilihan (Dapil) NTT II yang meliputi Kabupaten Kupang, Rote Ndao dan Sabu Raijua yang
diselenggarakan di Kantor DPW PSI NTT berlokasi di Kelurahan Sikumana Kecamatan Maulafa Kota Kupang pada Selasa, 2 Mei 2023.

Salah satu Tim Independen, RD. Dr. Florens Maxi Un Bria, S. Ag, M.Sos mengatakan, sejauh ini baru dua partai politik (Parpol) yang melibatkan mereka sebagai tim juri untuk melakukan wawancara dan lain sebagainya. Kedua partai tersebut yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

“Saya merespons secara posetif bahwa ini merupakan bagian dari demokrasi bagaimana kita memilih kader terbaik dengan mendengarkan masukan dari pihak lain. Tentu ini dimulai dengan suatu interaksi dan komunikasi yang baik karena dengan terbuka kepada pihak lain kita juga mendapatkan masukan dan tentu saja Tim Independen ini tidak melihat kepentingan tertentu terhadap para calon,”kata RD. Maxi Un Bria kepada wartawan usai acara fit and proper test di Kantor DPW PSI NTT.

Dia memberi apresiasi kepada Partai Solidaritas Indonesia Provinsi NTT dan berharap metode dan seleksi dengan melibatkan Tim Independen adalah sesuatu yang luar biasa. “Tentu ini sangat baik karena kita memberikan suatu rekomendasikan dan merupakan salah satu cara untuk memilih calon-calon legislatif terbaik yang akan mengikuti pesta demokrasi,”ungkap Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pastoral (STIPAS) Keuskupan Agung Kupang ini.

Dijelaskan, dari proses dan argumentasi yang dibangun oleh bakal calon legislatif berdasarkan pengalaman dan tugas yang mereka alami di lapangan.

“Dan saya melihat itu adalah demokrasi yang indah dan baik. Namun mesti dan harus diuji lagi oleh tim internal supaya melihat kecocokan antara apa yang dikatakan dan apa yang terjadi sebelumnya. Artinya track record masa lalunya menjadi pertimbangan dari tim internal dalam memutuskan bacaleg yang akan dipilih,”jelasnya.

“Pesan saya bahwa ini adalah budaya atau habitus yang baik karena Partai Solidaritas Indonesia telah memulai sesuatu yang baik dengan mendorong orang-orang muda dalam semangat dan motivasi yang tinggi supaya pertama mereka membangun dari dalam diri mereka bahwa mereka menolak politik uang. Kemudian mereka konsen dan komit terhadap masalah-masalah intoleransi dan korupsi,”terangnya.

“Dan kita berharap dari partai ini akan muncul anggota-anggota legislatif yang menyuarakan kepentingan masyarakat utamanya adalah melihat persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa ini yang berkaitan dengan intoleransi dan korupsi,”tambahnya.

Disamping itu mendorong sebanyak mungkin orang untuk bergerak bersama dalam semangat solidaritas karena solidaritas selalu terarah terciptanya kebaikan bersama,”pungkasnya.

Sementara itu Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dr. Christian Widodo mengatakan, pihaknya saat ini melakukan fit and proper test bagi bacaleg provinsi dari Dapil NTT II.

“Hari ini Selasa (2/5/23, red) kami melakukan penjurian independen. Memang tidak semua dapil hanya di dapil-dapil yang kuotanya full atau melebihi dari target,”kata anggota DPRD Provinsi NTT ini.

Dikatakan, proses seleksi bakal dilakukan di dapil-dapil yang bacalegnya lebih dari kuota dan bagus-bagus maka akan dilakukan seleksi. Hal itu dilakukan agar supaya yang keluar atau lolos jadi bacaleg benar-benar independen, berkualitas, bukan karena titipan atau bukan karena kepentingan dan keluarga.

“Memang ada beberapa dapil yang tidak dilakukan proses seleksi karena jumlahnya hanya lebih satu atau dua orang. Bahkan ada dapil yang tidak penuh sehingga kami yang mencari calon untuk penuhi kuota yang ada. Dan itu tidak akan dilakukan seleksi. Kemudian ada bacaleg yang gagal karena administrasinya tidak lengkap dan juga tersandung kasus korupsi dan lain sebagainya. Kita mulai berproses dari Dapil NTT II dan akan diikuti oleh dapil yang lain,”ungkapnya.

Dalam proses seleksi itu jika ada bacaleg di luar daerah NTT bisa dilakukan melalui zoom untuk memastikan apakah yang bersangkutan serius atau tidak dan itu juga menjadi salah satu skoring.

Dijelaskan, skoring dari juri ini bukan merupakan satu-satunya acuan yang bersangkutan diterima atau tidak sebagai bacaleg. Ini merupakan salah satu alat instrumen untuk menilai orang itu layak atau tidak. Karena ada orang yang pintar bicara tetapi di lapangan belum tentu seperti itu.

“Kalau ini menjadi satu-satunya alat instrumen maka yang tadi bicara bagus-bagus itu lolos semua. Ini hanya salah satu instrumen dan instrumen lainnya adalah track record seperti apa. Apakah di lingkungan sekitar ada terlibat kegiatan sosial atau tidak. Kemudian yang bersangkutan terlibat kasus atau tidak. Nanti semuanya digabung baru diputuskan dan dinyatakan layak atau tidak,”jelasnya.

Turut hadir dalam acara tersebut antara lain; Wakil Ketua DPW PSI NTT, Laurensius Milla Dadi dan Ketua Bappilu DPW PSI NTT, Kanisius To. (Hiro Tuames)