Suara-ntt.com, Oelamasi-Puluhan ekor babi milik warga Kabupaten Kupang mati mendadak. Hingga saat ini belum diketahui penyebabnya.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Kupang, Yosep Paulus membenarkan hal itu.
Yosep Paulus merincikan, wilayah yang melaporkan kasus kematian babi diantaranya Kecamatan Kupang Timur sebanyak 16 ekor, Kecamatan Kupang Tengah 18 ekor, Kecamatan Nekamese 6 ekor, Kecamatan Takari 5 ekor, Kecamatan Kupang Barat 3 ekor dan Kecamatan Semau 1 ekor sehingga
totalnya ada 48 ekor babi.
“Kita sudah ambil sampel darahnya untuk dilakukan uji laboratorium di UPTD Veteriner Oesapa. Total ternak yang mati mendadak 48 ekor,”katanya kepada wartawan pada Rabu, 18 Januari 2023.
Menurut Yosep Paulus, hasil observasi ternak babi yang terserang ASF menunjukan gejala klinis demam tinggi dengan suhu tubuh diatas 39 derajat celcius, lemas, bercak kemerahan disekujur tubuh, dan hilangnya nafsu makan.
Ia menjelaskan, kasus penyakit African Swine Fiver (ASF) dan hog kolera hampir sama dan sulit untuk ditentukan. Karena sampel yang akan diperiksa paling lambat tiga atau empat hari, baru bisa diketahui etiologinya.
“Gejala klinis yang dilihat hampir sama karena ASF dan hog kolera itu itu mirip. Tetapi untuk memastikannya lebih ilmiah, hasil pemeriksaan lab akan terungkap,” kata Yosep Paulus.
Dinas Peternakan telah mengeluarkan surat edaran terkait wabah penyakit yang kembali menyerang ternak babi. Masyarakat diimbau tetap menerapkan biosecurity sehingga meminimalisir kematian ternak karena kalau terbukti ASF maka vaksinnya belum ada sementara hog kolera memang vaksinnya sudah ada namun tingkat morbiditas dan mortalitas sangat tinggi.
“Kita sudah keluarkan surat edaran tertanggal 12 Januari 2023 baru-baru karena adanya laporan wabah penyakit ternak babi. Tapi masyarakat juga harus terapkan biosecurity agar bisa meminimalisir kontaminasi mikroorganisme penyebab penyakit karena tanpa itu, penyakit yang diduga seperti ASF dan hog kolera tingkat morbiditas dan mortalitasnya sangat tinggi,”bebernya. (HT)