Suara-ntt.com, Kupang-Sekitar 30-an Pemuda-pemudi Gereja Kota Kupang dibekali dengan sejumlah ilmu tentang budidaya dan cara mengatasi permasalahan penyakit yang bakal dihadapi ikan lele dalam ember.
Kegiatan pelatihan dan pembekalan diselenggarakan oleh Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang di Gereja Kota Kupang pada Sabtu, 14 Oktober 2023.
Kegiatan tersebut dilakukan agar pemuda dan pemudi Gereja Kota Kupang bisa mengetahui secara detail ilmu tentang budidaya dan cara mengatasi penyakit yang bakal menyerang ikan lele dalam ember.
Dosen Muda Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Immaria Fransira, M.P dalam materinya menjelaskan soal penyakit pada ikan yang terjadi kadang tidak normal baik secara fisik maupun fisiologis dari ikan tersebut dan menyebabkan kematian. Sebab kematian itu bukan hanya pada manusia saja tetapi juga terjadi pada ikan karena penyakit.
Dosen Muda yang biasa disapa Sira itu memaparkan penyebab ikan sakit itu antara lain; kekurangan atau kelebihan pakan (nutrisi), stress, faktor genetik dari indukan dan adanya racun atau logam berat dalam perairan.
Menurutnya ikan sakit dipengaruhi oleh banyak faktor namun berhubungan dengan tiga hal yakni;
Pertama lingkungan, jika airnya kotor maka ikan akan mengalami stress dan sakit sehingga air dalam ember harus diganti setiap dua minggu atau air sudah bau. Karena kotoran ikan akan menyebabkan racun.
Kedua ikan, jika membeli ikan yang sudah luka dan ada bintik-bintik putih dibadan maka tanda tidak sehat atau sakit. Itu sangat tidak bagus untuk dijadikan sebagai ikan peliharaan.
“Jika ada ikan yang tidak sehat jangan dibudidayakan. Jadi kalau budidaya maka harus pilih ikan yang baik dan sehat,”ungkapnya.
Ketiga patogen seperti bakteri, jamur memang tidak terlihat secara kasat mata dan harus dibawa di ruang laboratorium untuk diperiksa.
Dikatakan, untuk menjaga ikan itu tidak sakit maka langkah yang diambil adalah harus rajin mengganti air dalam ember. Kemudian memberikan pakan atau makanan secukupnya sehari dua kali saja.
“Jika kebanyakan kasih makan maka kotorannya juga banyak menyebabkan racun bagi ikan. Kemudian ikan juga dikasih vitamin supaya daya tahannya tinggi. Dan bila ikannya sakit maka harus segera dikarantina dan tidak boleh digabungkan dengan ikan lainnya,”ucapnya.
“Kemudian diberi obat bisa dibeli di apotik tapi sekarang orang yang budidaya ikan cenderung menggunakan obat yang alami dengan bawang putih dan daun pepaya. Tapi harus diolah terlebih dahulu sesuai dengan tahapannya,”tambahnya.
Lebih lanjut kata dia, langkah pencegahan yang dapat dilakukan agar ikan tidak sakit antara lain; pertama menjaga kualitas air dengan cara pergantian air secara rutin serta mengangkat atau membuat sisa pakan pada dasar perairan.
Kedua, memberi pakan secukupnya, dimana tidak perlu memberi pakan dalam jumlah banyak dengan frekuensi yang tinggi. Karena sisa pakan akan menjadi racun bagi ikan. Ketiga, memilih indukan atau benih dengan kualitas yang baik dan sehat.
Keempat, memberikan penambahan probiotik ataupun vaksin dan imunostimulan pada ikan.
Apabila sudah terjadi, cara penganggulangan yang bisa dilakukan adalah memisahkan ikan yang
sakit dan dikarantina. Selama dikarantina diberi perlakuan dengan garam, obat antiobiotik ataupun larutan seperti klorin, PK, methylene blue, serta dapat menggunakan juga bahan alami. Semua ini disesuaikan dengan jenis ikan dan penyakitnya. Setelah itu, air yang ada pada media sebelumnya harus dikuras setengah dan ditambahkan air yang baru. Namun, bila penyakit sudah menyerang semua ikan maka, air pada media diganti secara menyeluruh.
Untuk diketahui anggota pengabdian kepada masyarakat dari Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang terdiri dari Prof.Dr Marceluen Dj Ratoe Oedjoe M.Si (Ketua), Ir. Felix Rebhung M.Arg.Sc PhD (Anggota) dan dibantu oleh Dosen Muda Immaria Fransira , S.Pi, MP dan beberapa mahasiswa Prodi BDP Semester V. (Hiro Tuames)