Putri asal TTU ini, Selamatkan Muka NTT di Kancah Pesparani Katolik Tingkat Nasional II

oleh -354 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Kegiatan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Tingkat Nasional II Tahun 2022 yang dihelat di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur telah usai pada Senin, 31 Oktober 2022 lalu.

Sebagai tuan rumah, NTT hanya berhasil memenangkan satu mata lomba yakni Lomba Mazmur Remaja dengan nilai tertinggi 82,83.

Keberhasilan itu tak terlepas dari kerja keras sang pemenang lomba yakni putri asal Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Stela Fenat.

Dengan kemenangan ini, setidaknya menyelamatkan muka NTT sebagai tuan rumah dalam ajang akbar itu.

Mewakili NTT pada mata lomba Mazmur Remaja, Stela Fenat berhasil meraih poin 82,83, menyisihkan peserta dari Sumatera Barat dengan poin 82,00 dan juga Sulawesi Selatan dengan poin 81,92.

Selain itu, dalam beberapa mata lomba lainnya, walaupun tidak berhasil menjadi juara, NTT berhasil mencatat predikat gold, yakni kategori non tatap muka paduan suara anak, Paduan Suara OMK Campuran Nyanyian Liturgi ending, mazmur anak, Mata Lomba Mazmur OMK, mazmur Dewasa, Bertutur Kitab Suci dan Paduan Suara utama dewasa campuran.

Malaku Juara Umum

Pada perhelatan Pesparani Katolik Nasional II kali ini, Kontingen Maluku berhasil meraih 5 medali emas dan 11 medali perak dan berhasil keluar sebagai Juara Umum Pesparani Katolik Tingkat Nasional II.

Penyelenggaraan Pesparani Nasional II, ada 13 mata lomba yang dilombakan, yakni:
1. Kategori Paduan Suara Anak
2. Kategori Paduan Suara Remaja Gregoria
3. Lomba Paduan Suara Dewasa Pria Gregoria
4. Lomba Paduan Suara OMK Campuran
5. Lomba Paduan Suara OMK Campuran Nyanyian Liturgi ending
6. Lomba Paduan Suara Dewasa Wanita
7. Lomba Cerdas Cermat Remaja dan Anak-anak
8. Lomba Mazmur Anak
9. Lomba Mazmur Remaja
10. Mata Lomba Mazmur OMK
11. Lomba Mazmur Dewasa
12. Lomba Bertutur Kitab Suci
13. Kategori Paduan Suara Dewasa Campuran

Berikut adalah perolehan poin tiap provinsi untuk mata lomba Mazmur Remaja, yakni NTT: 82,83 (emas), Sumatera Barat: 82,00 (emas), Sulawesi Selatan: 81,92 (emas), Sulawesi Barat: 74,2 (perak), Sumatera Selatan: 78,83 (perak).

DKI Jakarta: 80,75 (emas), Maluku: 80,33 (emas), Sumatera Utara: 77,50 (perak), Kalimantan Barat: 80,00 (emas), Maluku Utara: 75,17 (perak), Riau: 77,25 (perak), Bengkulu: 75,92 (perak), Kepulauan Riau: 78,83 (perak), Papua Barat: 76,52 (perak).

Jawa Tengah: 80,17 (emas), Kalimantan Timur: 80,92 (emas), Jambi: 80,08 (emas), Sulawesi Tenggara: 77,75 (perak), Jawa Barat: 80,08 (emas), Lampung: 76,67 (perak), DI Jogjakarta: 80,00 (emas), Sulawesi Tengah: 76,83 (perak), NTB: 80,67 (emas).

Kalimantan Tengah: 79,67 (perak), Banten: 79,50 (perak), Kalimantan Selatan: 79,33 (perak), Gorontalo: 79,92 (perak), Sulawesi Utara: 76,58 (perak), Bangka Belitung: 75,75 (perak), Jawa Timur: 75,83 (perak), Kalimantan Utara: 75,80 (perak), Papua: 74,75 (perak), Bali: 75,08 (perak).

Wakil Menteri Agama RI Zainut Tauhid Sa’adi dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Provinsi NTT yang telah telah berhasil menyelenggarakan perhelatan Pesparani tingkat nasional ini dengan baik dan penuh hikmat sukacita.

“Terima kasih kepada Provinsi Nusa Tenggara Timur yang telah berhasil menyelenggarakan perhelatan Pesparani tingkat nasional ini dengan baik dan penuh hikmat sukacita,” ungkap Menteri Zainut.

“Pesparani Katolik II Tingkat Nasional tahun 2022 ini terbukti mampu mengobati kerinduan umat katolik dari segala penjuru nusantara untuk bertemu, berlomba, dan bertukar ilmu serta juga bertukar pengalaman. Seni dan budaya memang punya daya pikat sekaligus mampu mempersatukan perbedaan seni dan budaya sifatnya universal dapat dinikmati semua orang kreativitas dalam berkesenian tentu melibatkan pemikiran banyak orang dan hasilnya menambah kecintaan pada sesama serta seluruh warga bangsa. Seni budaya dalam gereja Katolik rupa nyanyian dan iringan musik yang digubah dengan langgam daerah menghasilkan kreasi baru yang bertumbuh mengikuti perkembangan zaman,” jelanya.

“Saya juga turut mengapresiasi toleransi di Nusa Tenggara Timur ini bukan hanya ucapan belaka tetapi dapat kita buktikan dengan Ketua Panitia Pelaksana Pesparani ini berasal dari umat beragama muslim. Ini merupakan langkah besar untuk menumbuhkan toleransi di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta menjadi contoh bagi Provinsi yang lain,” ungkap beliau.

Sementara itu Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi memberikan suntikan moral kepada para peserta untuk membawa nilai-nilai positif yang di dapat di Nusa Tenggara Timur.

“Terima kasih kepada para peserta yang sudah berpartisipasi, tentu kita harapkan agar anda sekalian membawa kedamaian san nilai toleransi serta nilai-nilai positif lainnya dari NTT ini. Bila ada hal-hal yang maka tinggalkan semuanya disini,” jelas Wagub NTT.

“Hendaknya yang sudah juara pun tetap berusaha lebih baik lagi dan yang belum mendapatakan juara kiranya terus berlatih agar bisa mendapatkan juara pada perhelatan berikutnya. Tetapi dengan semangat kebersamaan maka kita yakin bahwa semua yang berpartisipasi adalah pemenang,” tambah Wakil Gubernur.

Uskup Agung Kupang Mgr. Petrus Turang dalam khiobahnya pada saat memimpin perayaan misa mengatakan,
Peran Pesparani Tingkat Nasional II ini kiranya dapat memperluas dan memperkaya hidup iman kita yang hadir demi kebaikan bersama dalam bingkai gerakan sinodal yang universal.
“Momentum kebersamaan ini sebagai sarana untuk embangun penghayatan iman yang mendorong dan memuliakan Tuhan dari keindahan karya seni yang merupakan karya sukacita bersama.
Iman tumbuh dalam keragaman sebagai kekayaan dalam merawat persatuan dalam kebhinekaan;”ungkap Yang Mulia Uskup Petrus Turang. (Hiro Tuames)