Keterangan Foto: Bersama Uskup Agung Kupang Usai Misa di Gereja Santa Maria Asumpta Kota Baru Kupang pada Rabu 1 Januari 2025. (Foto Verry Guru)
Suara-ntt com, Kupang-Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni, L.Th merayakan misa syukur hari pertama di tahun 2025 bersama umat di Gereja Santa Maria Asumpta Kota Baru Kupang, Rabu 1 Januari 2025 pukul 08.00 WITA. Nampak Yang Mulia didampingi RD. Rudy Tjung Lake, RD. Aloysius Benediktus Usna’at, RD. Adnan Berkanis, dan RD. Mikhael Markus Paskalis Manipada.
Dalam kotbahnya, Mgr. Hiro mengatakan, Tahun Baru, yang sekaligus adalah Tahun Yubilem, kita merayakan Maria Bunda Allah. Nama yang digunakan Allah untuk Maria, melalui Malaikat Gabriel, saat Kabar Sukacita adalah, Kecharitomene, yang artinya, “penuh rahmat.”
Hal ini kata Mgr. Hiro menunjukkan bahwa “Maria selalu dan akan selalu menjadi yang terkasih, yang terpilih dan dipilih untuk menyambut hadiah yang paling berharga, yakni Yesus, ‘Sang Cinta yang menjelma dari Allah.”
Dikatakan, Allah menjadikan Maria penuh dengan Rahmat atau kasih karunia karena perannya yang sangat besar dan mulia dalam ekonomi atau rencana keselamatan, untuk menjadi Bunda dari Putra Allah.
“Karena itu, di antara sekian banyak gelar kehormatan yang diberikan kepadanya, gelar yang tertua adalah “Bunda Allah.” Banyak orang mungkin masih merasa tidak nyaman dengan gelar ini, tetapi penjelasan yang sederhana adalah demikian: Maria mengandung dan melahirkan Yesus Kristus. Inilah fakta sejarah. Dengan demikian, tentu saja dan sudah pasti bahwa Maria adalah Ibu dari Yesus Kristus, Putra Allah, Pribadi Kedua dari Tritunggal Mahakudus. Dialah Allah yang Sejati. Maria adalah Ibu dari Putra yang adalah Tuhan,” jelas Mgr. Hiro.
Menurut Mgr. Hiro, sejak awal kekristenan, tidak ada keraguan atau pertanyaan mengenai gelar ini. Orang-orang Kristen awal, sejak dahulu menyebutnya “Theotokos,” sebuah kata Yunani yang berarti “Pembawa Allah,” karena memang dia mengandung dalam rahimnya Allah yang menjadi Manusia. “Dialah Bunda Allah. Firman Abadi mengambil tubuh manusiawiNya dari Maria, sehingga tubuh manusia yang sejati ini akan dipersembahkan sebagai korban untuk kita semua,” ucap Mgr. Hiro.
Ada dua alasan utama dengan merayakan Bunda Maria sebagai Bunda Allah sebut Mgr. Hiro yakni pertama, sebagaimana setiap kehidupan manusia dimulai dalam rahim ibu, demikian jugalah kehidupan Tahun Baru bagi umat manusia dimulai dengan Maria, Bunda Gereja.
Kedua, Tahun Baru biasanya datang dengan sejumlah ketidakpastian dan bahkan ketakutan, karena berbagai alasan yang jelas. “Memulai tahun dengan Bunda Allah memberi kita alasan yang cukup untuk merasa aman dan damai, sebagaimana seorang bayi yang nyaman dalam pelukan lembut dan hangat dari kasih sayang ibunya. Dengan mempercayakan hidup kita kepada Maria di awal tahun ini, kita dijamin akan perlindungan dan penyelenggaraan Ilahi,” kata Mgr. Hiro.
Mgr. Hiro yang pernah menjabat Ketua Yaswari tahun 2012-2023 ini lebih lanjut menjelaskan, karena kehadiran Maria juga merupakan jaminan akan kehadiran Putra-Nya, Yesus Kristus. Di mana Yesus berada, di situ Maria ada; di mana Maria berada, di situ juga Yesus berada. “Karena itu, tidak ada yang perlu ditakuti saat kita memulai Tahun Baru ini. Maria mengingatkan kita bahwa Putra-Nya, Yesus Kristus, akan selalu bersama kita seperti yang telah Dia janjikan. Setiap Tahun Baru tetap dan selalu adalah Tahunnya Tuhan,” ucap Uskup Hiro yang dikenal dengan motto Pasce Oves Meas yang artinya; Gembalakanlah Domba-DombaKu..
Uskup Hiro juga berpesan kepada umat agar senantiasa membawa kabar baik kepada siapa saja yang dijumpai dan dilayani dalam peziarahan hidup ini. “Sebagai Peziarah-peziarah Pengharapan, kita berdoa kepada Yesus, Putra Allah dan Putra Maria, agar kita juga dimampukan untuk melanjutkan misi kenabianNya di tengah-tengah dunia kita dewasa ini, yakni untuk membawa kabar baik kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan kepada orang-orang yang tertawan, penglihatan kepada yang buta, pembebasan kepada para tahanan, dan untuk memberitakan tahun Rahmat Tuhan telah datang,” tandas Mgr. Hiro mengutip Injil Lukas 4:18-19.
Usai perayaan misa, nampak umat sangat antusias dan bergembira untuk berjabat tangan seraya memohon berkat dan foto bersama Mgr. Hironimus Pakaenoni yang pada tahun 2001-2003 studi Teologi Dogmatik di Roma. (Verry Guru)