Site icon Suara NTT

Realisasi Luas Areal Tanam Padi Tahun 2024 di NTT Hanya Capai 27.926 Hektare

Suara-ntt.com, Kupang-Indonesia saat ini mengalami suatu fenomena global yang disebut dengan el nino yakni krisis pangan dan energi. Hal itu juga berdampak bagi wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dengan adanya fenomena el nino tersebut dapat menggangu dan merugikan bagi petani dari sisi produksi dan produktivitas terutama padi, jagung dan kacang-kacangan.

“Kita di Indonesia saat ini mengalami suatu perubahan iklim yang menggangu dan merugikan bagi petani dari sisi produksi dan produktivitas terutama padi, jagung dan kacang-kacangan. Terutama padi apalagi perubahan iklim el nino ini permukaan air laut naik. Ini mempengaruhi kekeringan yang cukup panjang sehingga mengakibatkan ketersediaan air menjadi terbatas,”kata Sekertaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joas Bili Umbu Wanda kepada wartawan di ruang kerjanya pada Senin, 4 Maret 2024.

Joas Umbu menjelaskan, untuk NTT luas areal tanam padi ditargetkan sampai bulan Pebruari 2024 sebesar 41.401 hektare namun realisasinya hanya 27.926 hektare atau 50 persen lebih. Begitu juga untuk tanaman jagung ditargetkan 31.992 hektare namun realisasi baru mencapai 17.886 hektare atau baru 50-an persen lebih. Hal itu akan berpengaruh pada sisi produksi dan produktivitas yang ada. Kemudian pengaruh hujan yang tidak menentu di tahun ini.

“Dan fenomena ini sangat berpengaruh pada para petani secara nasional apalagi kita di NTT,”ungkap Joas Umbu.

Dia mengatakan, saat ini kondisi di NTT pada musim hujan tidak menentu dan itu berdampak bagi para petani yang menanam padi baik di daratan Timor, Sumba, Flores, Alor, Rote dan Sabu Raijua apalagi di NTT kebanyakan sawah tadah hujan. Sementara daerah irigasi yang ada jumlahnya terbatas.

“Baru-baru kita berkunjung ke Kabupaten Sumba Barat Daya dimana luas areal tanam hampir 1.300 hektare tapi yang bisa ditanam hanya 700 hektare karena debit air saat ini berkurang atau turun. Belum lagi sawah tadah hujan di sepanjang pulau Sumba. Kemudian jumlah luas tanam di daratan Pulau Timor juga berkurang,”jelasnya.

Dikatakan, ada dua musim tanam yang ditetapkan yakni bulan April-September (musim kemarau) dan bulan Oktober-Maret (Okmar). Untuk jumlah musim tanam secara nasional sebanyak 2 juta hektare untuk bulan Oktober-Maret (Okmar) 2024.

“Musim tanam padi di bulan Oktober-Maret secara nasional targetnya sebesar 2 juta hektare tapi kita sampai bulan Pebruari 2024 kita baru mencapai 1.22.094 hektare. Kemudian untuk jagung targetnya 552.005 hektare namun realisasinya baru berkisar  259.594 hektare,”tandasnya. ***

Exit mobile version