Ribuan Tenaga Penyuluh Pertanian di NTT Siap ‘Tempur’

oleh -199 Dilihat
Oplus_0

Suara-ntt.com, Kupang-Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT hingga kini jumlah tenaga (armada) penyuluh yang siap ‘tempur’ di lapangan dalam menghadapi El Nino sebanyak 3.274 orang.

Jumlah ribuan penyuluh itu terdiri dari
Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K), Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian(THL-TBPP), Tenaga Kontrak Daerah, Swadaya, & Swasta yang tersebar di 22 Kabupaten/Kota dan Provinsi.

“Kita punya ribuan tenaga penyuluh baik itu PNS, P3K, THL-TBPP, Tenaga Kontrak Daerah dan lain sebagainya yang tersebar di kabupaten/kota maupun provinsi dan mereka siap diterjunkan untuk atasi masalah kekeringan di NTT,”kata Kepala Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joaz Billy Oemboe Wanda kepada media ini di ruang kerjanya pada Selasa, 6 Agustus 2024.

Joaz Billy menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi para petani di NTT saat ini adalah dampak kekeringan di musim kemarau panjang (hingga 8 bulan) dan menyebabkan curah hujan rendah dan tidak merata.

Selain itu kondisi tanah yang cenderung kering dan berbatu. Dengan demikian menyebabkan kekeringan dan ancaman gagal panen karena kekurangan air untuk pertanian sehingga resiko kekeringan dan stres air pada tanaman serta terbatasnya pilihan jenis tanaman yang bisa dibudidayakan.

Dikatakan, untuk mengantisipasi dampak kekeringan yang terjadi saat ini maka pihaknya telah melakukan akselerasi pembangunan terhadap ketersediaan pangan melalui mitigasi yakni; koservasi air (mengadopsi
teknik irigasi yang efisien, seperti tetes air, manfaatkan irigasi di lokasi dengan bijak).

Kemudian melakukan diversifikasi tanaman (tanaman tahan cuaca panas
seperti kacang-kacangan) dan penggunaan teknologi dan informasi.

Selanjutnya melakukan antisipasi menyebarluaskan informasi
prakiraan cuaca dari BMKG
sebagai peringatan dini untuk
menentukan jadwal tanam; Monitoring dan pelaporan perkembangan luas DPI;
Pemantauan intensif, peringatan
dini dan inventarisasi lahan
terkena kekeringan; Identifikasi dan pemetaan lahan yang tersedia sumber air sehingga dapat disesuaikan
dengan waktu tanam dan
keberlanjutan ketersedaan air bagi tanaman; Edukasi kepada petani untuk
selektif menanam jenis komoditi
yang umur pendek dan tahan kekeringan.

Untuk tahap adaptasi lanjutnya koservasi air (mengadopsi teknik irigasi yang efisien, seperti tetes air, manfaatkan irigasi di lokasi dengan bijak); Diversifikasi Tanaman
(tanaman tahan cuaca panas
seperti kacang-kacangan);
Penggunaan Teknologi dan
Informasi. Lalu pola tanam disesuaikan
dengan musim tanam dan
jenis komoditi; Optimalisasi Brigade Alsintan; Penggunaan varietas toleran
kekeringan dan umur pendek.

Dia menghimbau kepada para petani di NTT untuk memilih dan menanam tanaman yang tahan kekeringan seperti biji-bijian tanaman lokal NTT seperti
jagung, sorgum dan jewawut. Selain itu ada beberapa jenis kacang-kacangan yang tahan kekeringan dan kemarau dan
cocok untuk ditanam di daerah NTT
seperti Kacang Tunggak, Kacang Hijau,
Kacang Tanah, KacangGude/Kacang Kayu, Kacang Koro Pedang, Kacang Turi,
Kacang Komak dan Kacang Botor.

Kemudian tanaman lain yang tahan kekeringan adalah sayur dan buah seperti Sayur :terong, kelor, kangkung darat, bayam, kacang panjang dan okra.
Buah : Jambu mete, srikaya, sirsak, sawo,
markisa, pepaya, buah naga, kelengkeng, asam. ***