Romo Dus Bone minta para Remaja Gunakan Alat Komunikasi secara Bijak

oleh -136 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Pastor Paroki St. Fransiskus dari Assisi BTN-Kolhua RD. Longinus Bone meminta para remaja untuk menggunakan alat komunikasi secara bijak.

Hal itu dikatakan dalam kegiatan rekoleksi bersama para guru dan siswa-siswi dari SMPN Negeri 7 Kupang dan SMAN 11 Kupang pada
Rekoleksi yang dilaksanakan pada Jumat, 8 April 2022.

Dalam kegiatan itu Romo Dus Bone memotivasi mereka dan menimbun banyak kesan istimewa dari para guru dan siswa-siswi kedua sekolah menengah tersebut.

Dikatakan, alat komunikasi dapat menjadi hal yang bermanfaat jika digunakan secara baik dalam waktu dan tempat yang tepat. Namun alat komunikasi dapat merusak diri jika digunakan di waktu yang salah dan pada tempat yang tidak seharusnya.

Selain bijak menggunakan alat komunikasi kata dia, sebagai para remaja katolik yang cerdas dan beriman, siswa-siswi kedua sekolah menengah itu juga diajak untuk baik dalam berelasi. Relasi yang dibangun harus atas dasar kasih yang tulus dan positif bukan kasih yang menjatuhkan dan merusak.

Menurutnya, masa depan adalah hal utama yang sedang dituju oleh siswa-siswi yang hadir sebagai peserta rekoleksi.

“Untuk menuju masa depan yang hebat, jadilah seorang yang taat, bermoral dan beriman. Sikap yang kita tunjukkan saat ini membawa kita pada wajah masa depan yang akan kita hadapi,”tegas Romo Dus.

Salah seorang di SMPN 7 Kupang, Erni menyampaikan kesannya atas kesempatan yang berharga ini. Karena kegiatan rekoleksi dan jalan salib bersama menjadi kegiatan Rohani yang baik untuk membina anak-anak.

“Kasih ucapkan limpah terima kasih untuk kesempatan berharga yang boleh kami para guru dan siswa-siswi SMPN 7 Kupang peroleh. Kesempatan mendapatkan rekoleksi dan jalan salib bersama menjadi kegiatan kerohanian yang baik untuk membina anak,”ungkap Erni.

Kegiatan ini mendapat respon yang baik dari Kepala sekolah SMPN 7 Kupang yang notabenenya beragama Islam sebab membina iman anak sama dengan membina karakter seorang peserta didik menjadi lebih baik.

“Terima kasih untuk segala keterlibatan dari berbagai pihak,”ungkpany.

Sementara itu Guru SMAN 11 Kupang, Yuliana Tarakanita juga menyampaikan kesan yang sama.

“Terima kasih untuk respon positif dari kepala sekolah walaupun kondisi siswa Katolik terbilang minoritas di sekolah kami. Namun kegiatan ini dapat menjadi permulaan yang baik dalam konteks pembinaan rohani para remaja di sekolah kami. Dengan meneladani Yesus Kristus sang guru utama dan mengedepankan moral dalam iman yang baik bersumber dari kasih Yesus sebagai pendidik iman utama,”ungkapnya. (HT)