Suara-ntt.com, Kupang-Badan Pengurus Gerakan Pramuka Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan safari pramuka gempur stunting di Kota Kupang.
Ketua Kwarda Pramuka Provinsi NTT, Sinun Petrus Manuk mengatakan, untuk mendukung program pemerintah daerah dalam penanganan stunting di daerah ini.
“Kita wajib untuk mendukung program pemerintah daerah karena ini merupakan salah satu program andalan pemerintah Provinsi NTT,”kata Piter kepada media ini di sela-sela kegiatan penyerahan paket sembako di Puskesmas Oepoi Kota Kupang pada Kamis, 22 Desember 2022.
Dikatakan, data stunting diawal kepemimpinan bapak Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT, Joseph A. Nae Soi berada di angka 47 persen lebih sekarang ini sudah turun 20,09 persen di tahun 2022. Dan data itu juga masih tertinggi di Indonesia.
“Nah dua bulan terakhir ini kita coba intervensi dengan istilah pramuka gempur stunting di Kota Kupang. Dan sasaran kami adalah 11 puskesmas yang ada. Tinggal tiga puskesmas yang belum yakni Puskesmas Oebobo, Puskesmas Bakunase dan Puskesmas Sikumana,”ungkap mantan Penjabat Bupati Lembata ini.
“Dan kami mulai kegiatan dari tanggal 19 November 2022 di Puskesmas Oesapa dan kami bertemu dengan 70 anak stunting dengan 30 ibu hamil yang kurang gizi. Kita bawa sekitar 200 paket dan itu yang direkomendasikan oleh dokter cocok untuk penanganan stunting seperti beras premium, kacang-kacangan (kacang hijau, kacang tanah, kacang brenebon/merah), kelor, telur ayam/puyu dan minyak goreng,”tambahnya.
“Waktu awal kegiatan ini kita laksanakan di Puskesmas Oesapa. Dan kami bersama dengan Kepala Bulog Wilayah NTT membagikan bantuan paket sembako itu dan didalamnya ada beras premium lim kilogram, minyak goreng dua liter dan gula pasir dua kilogram. Sedangkan barang-barang lain dari kami,”ucapnya.
Kemudian kegiatan serupa juga dilaksanakan di Puskesmas Penfui dan Manutapen masing-masing diberikan 100 paket sembako. Sementara di Puskesmas Naioni dan Puskesmas Alak masing-masing mendapat 50 paket sembako. Kemudian di Puskesmas Oepoi ini juga diberikan 50 paket sembako.
Dia menambahkan, pihaknya akan tindaklanjutu kegiatan tersebut pada pertengahan bulan Januari 2023 mendatang dengan melakukan evaluasi bersama instansi/lembaga ataupun organisasi terkait didalamnya. Dimana ada Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI), Karang Taruna, Gugus Depan-Gugus Depan Dalam Kota dan Bulog NTT.
“Saya sangat yakin dengan kehadiran Kepala Bulog Wilayah NTT di lapangan sebagai bukti ke depan kegiatan ini akan berjalan. Karena mereka mempunyai dana CSR yang dialokasikan untuk penanganan stunting,”tandas mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT ini.
Dijelaskan, pihaknya sedang berupaya dalam jumlah yang lebih besar dari sekarang sehingga kewenangan berpindah ke pusat. “Jadi surat kita sudah kirim dan data-data sementara dirangkum di 11 puskesmas untuk kita berikan dan mapping untuk tahun depan,”pintanya.
“Kalau untuk Pramuka dilaksanakan di seluruh Indonesia tapi efektifnya kita baru mulai di Kota tapi ke depan akan berlaku untuk seluruh NTT,”jelasnya.
Lebih lanjut kata dia, Kota Kupang masih ada sekitar 6.000 lebih anak stunting yang tersebar di enam kecamatan. Dan angka stunting tertinggi di Kecamatan Maulafa dengan jumlah 1.891 anak dan terendah di Kecamatan Kota Lama yakni 310 anak . Sementara kecamatan yang lain jumlahnya bervariasi ada 1.000 anak bahkan ada yang lebih dari 1.000 orang.
“Kita berharap ke depan data-data yang dipaparkan oleh para kepala puskesmas adalah data-data riil bahwa anak yang kita intervensi yang diberikan bingkisan itu benar-benar stunting. Karena kami temui fakta di beberapa puskesmas kami lihat anak itu bukan stunting karena gemuk, bersih dan tinggi. Ke depan kita akan ketat soal data. Kemudian pola asuh dan pola makan di keluarga harus ditingkatkan. Karena ada anak yang rewel saat makan sehingga tidak dikasih makan. Itu harus dihindari anak-anak harus diberi makan,”bebernya.
Dia juga menyampaikan, sejak tanggal 19 November 2022 hingga saat ini sudah 545 paket sembako yang sudah didistrubusikan ke anak stunting.
“Ke depan kita secara berkala itu satu bulan, dua bulan atau enam bulan dan berkelanjutan. Tahun depan kami mapping sampai tutup tahun. Dimana ada momentum Hari Kepanduan Sedunia /Baden Powell tanggal 22 Pebruari, Hardiknas tanggal 2 Mei, Hari Pramuka tanggal 14 Agustus , Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober dan HUT NTT tanggal 20 Desember,”cetusnya.
Untuk diketahui salah satu filosofi dari pramuka adalah berbakti tiada henti, mengabdi tanpa batas. Kemudian di Tri Setia Dasa Dharma diajarkan pengabdian kepada masyarakat sehingga orang bicara soal penanggulangan bencana alam dan ikut terlibat termasuk penanganan stunting ini.
Dalam kesempatan itu dia juga menyampaikan potensi anggota gerakan pramuka banyak sekali di NTT dan data sementara sebanyak 522.000 orang.
“Kalau kita optimalisasi ini potensi akan mendatangkan suatu manfaat yang sangat besar termasuk untuk penanganan stunting. Dan tahun ini kami pilih penanganan stunting sementara dua tahun lalu kami terlibat di bencana alam (Seroja dan gunung meletus),”pungkasnya. (Hiro Tuames)