Site icon Suara NTT

Sambut HUT NTT ke-63, Dispora Gelar Kejuaraan Tinju, Taekwondo dan Karate

Suara-ntt.com, Kupang-Dalam menyambut dan memeriahkan hari ulang tahun (HUT) Nusa Tenggara Timur (NTT) ke-63, Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi NTT menggelar tiga kegiatan atau event kejuaraan olahraga. Ketiga event itu antara lain kejuaraan olahraga tinju, taekwondo dan karate.

Ketua Panitia Pelaksana, Hermenson Ballo dalam laporannya mengatakan, kejuaraan olahraga ini diselenggarakan langsung oleh Pengurus Provinsi tiga cabang olahraga yakni, Pertina, TI, dan Forki NTT, dengan melibatkan Sasana Tinju, Dojo, dan Dojang se-Nusa Tenggara Timur.

Hermensen Ballo menjelaskan, pada cabang olahraga tinju melibatkan 27 Pengurus Kabupaten/Kota, Sasana di NTT dan 1 (satu) dari Tangerang Selatan. Jumlah peserta sebanyak 157 petinju terdiri dari 115 putera dan 42 puteri, dan mempertandingkan 140 pertandingan.

Kemudian pada cabang olahraga Karate, mempertandingkan 10 nomor pertandingan perorangan putera-puteri, komite junio putera -60 kg, + 61 kg, dan puteri -53 kg, +53 kg. Komite under 22, putera -60 kg dan puteri -60 kg, -55 kg, dan +55 kg. Total atlet sebanyak 50 orang, terdiri dari 30 putera dan 20 puteri.

Sementara dari cabang olahraga Taekwondo, mempertemukan atlet-atlet yang berada pada sentra keolahragaan PPLP, PPLMD, PPLD dan SKO, Dojang, dan Unit Latihan yang tersebar di Lima Kabupaten-Kota sedaratan Pulau Timor dengan jumlah peserta sebanyak 150 orang terdiri dari 75 putera dan 75 puteri. Untuk diketahui total atlet yang bertanding dalam kejuaraan tersebut sebanyak 357 orang.

Lokasi kejuaraan masing-masing adalah, tinju di Aula Komodo Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, sedangkan Karate dan Taekwondo di Gedung Olahraga Futsal Oepoi Kupang dan event itu diselenggarkan dari 15-19 Desember 2021.

Dikatakan, tujuan dari even ini adalah menggairahkan sumber daya manusia olahraga di NTT pada umumnya agar menciptakan atlet-atlet berprestasi yang akan muncul pada pekan olahraga nasional (PON) 2028 di NTT. Selain itu menambah motivasi para atlet juga meningkatkan jam terbang serta menumbuhkembangkan sasana, dojang dan club-club untuk terus membina generasi muda. Dan yang paling utama adalah menumbuhkembangkan bakat atlet-atlet muda yang ada di NTT.

“Karena kejuaraan ini kita batasi umur dari 16 sampai 22 tahun. Alasan kenapa kita batasi umur sampai 22 tahun supaya atlet-atlet muda sekarang mereka bisa berkembang,” katanya dalam pembukaan kejuaraan tinju antar sasana, memperingati HUT NTT ke-63 dan sosialisasi grand desaign olahraga nasional Indonesia menuju tuan rumah Olimpyade 2032 di aula Komodo Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT pada Rabu, 15 Desember 2021.

Dijelaskan, jika dilihat SDM di NTT banyak sekali hanya tidak bisa berkembang karena tak diberikan kesempatan untuk bertanding.

“Dan kalau kita lihat sumber daya manusia sangat banyak sekali dan ketika mereka mau berkembang dipotong oleh atlet-atlet yang sudah berumur dan jamannya sudah berakhir. Nah untuk menumbuhkembangkan mereka maka kita mulai dari sekarang ini. Dan ini juga merupakan persiapan untuk PON tahun 2028 dan itu endingnya kita disitu,”ungkapnya.

Lebih lanjut kata dia, jika event kejuaraan tinju dibuka untuk umum maka bisa mencapai 800 petinju hanya karena COVID-19 sehingga dibatasi.

“Kalau kita buka semua untuk umum maka diperkiraan bisa mencapai 800 petinju hanya kita batasi karena di Kupang sekarang ini COVID-19 pada level tiga. Kita harus menghargai Gugus Tugas COVID sehingga kita tidak disalahkan”.

Dia mengaku sebenarnya kegiatan tersebut bisa dibatalkan hanya karena dalam rangka memeriahkan HUT NTT ke-63. Dan event ini dilakukan supaya orang tahu bahwa di Kupang COVID-19 tidak ada masalah.

“Artinya kita patuhi protokol kesehatan (Prokes) tapi jangan takut bahwa seolah-olah kita tidak bisa buat kegiatan kasihan dengan anak-anak padahal kita banyak sasana tinju yang bubar karena tidak ada pertandingan. Hari ini kita buat kegiatan dan  Gugus Tugas COVID memberikan ijin kepada kita maka tahun depan kita pasti buat kegiatan yang lebih meriah lagi. Tetapi protokol kesehatan perlu dijaga”.

“Dan saya sebagai Ketua Panitia bagi yang tidak memakai masker saya usir keluar dari tempat pertandingan. Siapapun dia baik itu keluarga, teman itu tidak ada urusan lebih satu orang yang diusir dari pada kita semua,” bebernya.

Terkait pemberian bonus kepada atlet yang akan menjuarai event itu akan disampaikan dalam penutupan kegiatan. “Intinya pasti kita akan berikan bonus kepada mereka yang juara,”pintanya.

Seluruh biaya yang dilaporkan oleh panitia bersumber dari Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Kementerian Pemuda dan Olahraga RI.

Sementara itu Ketua Pertina NTT, Samuel Haning ketika membuka Kejuaraan ini, memberi apresiasi kepada Pemerintah Pusat melalui Kemenpora RI dan Pemda NTT melalui Dispora yang menyelenggarakan even ini. Hal itu dilakukan untuk menjaring atlet-atlet lapisan baru dalam dipersiapkan menghadapi PON Tahun 2028, yang akan diperjuangkan pelaksanaannya di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pihaknya berharap, para Pelatih, Pengurus, dan Panitia bekerja maksimal mensukseskan kejuaraan ini, demi mendukung pembinaan olahraga di Nusa Tenggara Timur.

Kemudian bagaimana caranya dalam memberikan motivasi kepada atlet-atlet yang mengikuti pertandingan ini dengan teknik, modal berani, menjunjung tinggi sportivitas serta menjunjung tinggi prestasi yang ada di sasana dan mewakili pengurus kabupaten/kota dan provinsi untuk tingkat nasional.

“Pesan saya adalah terus berlatih tiada hari tanpa latihan,”pungkasnya. (Hiro Tuames)

Exit mobile version