Suara-ntt.com, Kupang-Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT status akreditasi sekolah di Provinsi NTT tahun 2021 pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang terakreditasi A sebanyak 96 sekolah, 230 sekolah akreditasi B dan 185 sekolah akreditasi C. Sedangkan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sebanyak 14 sekolah yang terakreditasi A, 122 sekolah akreditasi B, dan 123 sekolah akreditasi C.
Dengan demikian, total sekolah yang terakreditasi pada jenjang pendidikan menengah adalah sebanyak 111 sekolah (12,17 persen) yang memiliki akreditasi A, sebanyak 361 sekolah (39,58 persen) akreditasi B, dan 314 sekolah (34,42 persen) akreditasi C.
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur NTT, Joseph A. Nae Soi ketika membacakan Pidato Radio Gubernur NTT pada Perayaan Ulang Tahun ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia pada Senin, 16 Agustus 2021.
Wagub Nae Soi mengatakan, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota senantiasa berupaya meningkatkan kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan pada tiap jenjang pendidikan, yang tergambar dari besaran Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).
Pada Tahun 2019, realisasi APK masing-masing untuk tingkat pendidikan SD/MI sebesar 114,95 persen, SMP/MTs sebesar 87,82 persen dan SMA/SMK/MA sebesar 84,63 persen. Selanjutnya pada tahun 2020 realisasi APK mengalami kenaikan masing-masing untuk tingkat pendikan SMP/MTs menjadi sebesar 89,85 persen, SMA/SMK/MA menjadi sebesar 84,70 persen. Sedangkan untuk untuk tingkat SD/MI menurun menjadi sebesar 113,40 persen.
Sementara realisasi APM pada tahun 2019 untuk jenjang SD/MI sebesar 96,14 persen, SMP/MTs sebesar 69,19 persen dan SMA/SMK/MA sebesar 53,68 persen. Sementara pada tahun 2020 realisasi APM mengalami kenaikan masing-masing untuk tingkat pendidikan SMP/MTs menjadi sebesar 69,82 persen, SMA/SMK/MA menjadi sebesar 54,09 persen. Sedangkan untuk tingkat SD/MI turun menjadi 96,00 persen.
Kemudian kata dia, ijin operasional sekolah pada tahun 2020 sebanyak 22 sekolah dan tahun 2021 pada semester 1 (Januari-Juni) sebanyak 97 sekolah.
Dikatakan, dalam rangka peningkatkan sumber daya manusia (SDM) sebagaimana misi pembangunan Nusa Tenggara Timur dalam poin yang keempat, pemerintah juga meningkatkan revitalisasi pendidikan dibidang sarana prasarana sekolah yang tergambar dalam penataan dan pembangunan prasarana belajar siswa bagi 14 sekolah luar biasa (SLB), 40 sekolah menengah kejuruan (SMK) serta 255 sekolah menengah atas (SMA). Pembangunan sarana prasarana tersebut terdiri dari pembangunan toilet/jamban siswa/guru beserta sanitasinya, perpustakaan beserta perabotnya, UKS serta perabotnya, ruang keterampilan beserta perabotnya, ruang laboratorium IPA, rehabilitasi ruang belajar, pembangunan asrama siswa, perpustakaan, ruang guru, ruang kelas baru serta pembangunan rumah dinas sekolah.
Selain itu kata dia, pemerintah juga melakukan revitalisasi dalam bidang pendidikan SMK agar lulusan SMK dapat diterima bekerja di industri atau mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Pemerintah mempersiapkan sekolah standar sebagai model pengembangan mutu dan daya saing SMA dan SMK secara Nasional maupun Internasional.
Saat ini pemerintah juga mengembangkan 9 sekolah pusat keunggulan atau sekolah percontohan yang akan menjadi contoh untuk sekolah-sekolah lain dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada serta memanfaatkan sumber daya alam lokal dalam bidang kemaritiman, seni, pariwisata serta industri kreatif melalui penguatan dan peningkatan kompetensi.
Selain itu, Pemerintah juga terus melakukan penataan Pendidikan SMK agar menjadi sumber inovasi untuk memproduksi tenaga kerja terampil yang relevan dengan pengembangan potensi daerah dan berkolaborasi dengan lintas sektor untuk percepatan serta mengembangkan kompetensi bagi siswa/i SMK. Kolaborasi lintas sektor ini dilakukan untuk mendukung program pertanian, peternakan, pariwisata dan ekonomi kreatif. Pemerintah mempersiapkan sekolah standar sebagai model pengembangan mutu dan daya saing SMA dan SMK secara nasional.
Ke depan, untuk menjawab tantangan modernisasi dan penguasaan teknologi, pembangunan pendidikan di Nusa Tenggara Timur difokuskan untuk beberapa bidang, yakni pendidikan yang membentuk logika dan sains, pendidikan literasi seperti penguasaan Bahasa Indonesia dan Inggris, membaca dan menulis serta pendidikan yang membentuk etika dan budi pekerti.
“Saya yakin kalau kurikulum pendidikan NTT lebih difokuskan pada beberapa bidang dasar pendidikan ini, maka akan tercipta generasi muda NTT yang handal, kompetitif dan terbang melesat ke segala penjuru dunia,”pungkasnya. (Hiro Tuames)