Suara-ntt.com, Kupang-Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi NTT, Benediktus Polo Maing mengajak para peserta Hari Konservasi Alam Nasional 2021 sebelum kembali ke daerah masing-masing luangkan waktu untuk mengunjungi tempat-tempat konservasi alam di NTT. Karena taman wisata alam yang ada tidak berbeda jauh dengan Taman Nasional Bunakeng.
“Atas nama Pemerintah Provinsi NTT saya mengajak para peserta HKAN sebelum kembali ke daerah masing-masing untu mengunjungi tempat-tempat konservasi alam yang ada di NTT. Gunakan waktu yang ada untuk berkunjung ke Labuan Bajo, karena di dunia ini, satu-satunya satwa komodo itu hanya ada di NTT,” kata Polo Maing ketika memberikan sambutan mewakili Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat pada puncak peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) sekaligus Hari Cinta Puspa, Satwa Nasional dan Jambore Nasional di Lasiana Taman Wisata Alam Teluk Kupang pada Senin, 22 November 2021.
“Selain Taman Nasional Komodo. NTT juga memiliki Taman Nasional Kelimutu dan obyek wisata alam lainnya yang tidak berbeda jauh dengan Bunakeng. Tapi harus diperbaiki manajemen promosinya,”tambahnya.
Dia mengatakan, NTT tidak hanya dikenal sebagai miniaturnya Indonesia, tetapi juga sebagai daerah destinasi baru wisata. “Berkunjung ke Bali itu hal yang biasa, tapi berkunjung ke NTT itu hal yang luar biasa,” ujarnya.
Dikatakan, Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu daerah kaya akan sumber daya alam dan memiliki banyak keanekaragaman yang khas serta berbeda dengan daerah lain.
Dia menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang sudah memilih Kota Kupang sebagai tuan rumah Perayaan Hari Konservasi Alam Nasional Tahun 2021.
Penetapan lokasi HKAN di Kota Kupang sangat tepat karena NTT memiliki keragaman yang tinggi dalam lingkungan hidup. Jika dilihat dari segi konservasi, NTT memiliki banyak keunggulan korporatif bila dibandingkan dengan daerah lainnya. Keunggulan yang dimaksud ada adanya satwa komodo, satu-satunya di dunia.
Dijelaskan, Provinsi NTT memiliki 1.192 pulau dengan pulau besar yakni pulau Flores, Timor dan Sumba bahkan ada pulau yang belum diberi nama. Selain itu, jumlah suku besar di NTT ada 18, ada 65 bahasa daerah dan semua agama dan keyakinan lengkap di NTT.
“Jadi dengan keanekaragaman suku, bahasa dan agama tepat dinobatkan NTT sebagai miniatur Indonesia,”ucapnya.
Dengan keanekaragaman yang tinggi kata dia, Pemerintah Provinsi NTT sedang mendorong berbagai program untuk memanfaatkan potensi yang ada demi kesejahteraan masyarakat Indonesia termasuk di NTT
Dalam kaitan dengan agenda yang berlangsung sejalan dengan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, dimana pemerintah telah menetapkan sektor pariwisata sebagai Prime Mover pembangunan ekonomi.
“Rekan-rekan Dinas Kehutanan terutama yang menangani konservasi memiliki peran strategis dalam rangka mendukung pembangunan pariwisata di NTT. Selain itu, NTT sebagai New Territory Tourism dan juga dijuluki Nusa Terindah Toleransi.
Ia berharap dengan menggerakan sektor pariwisata akan membuka pintu masuk di bidang pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan dan lingkungan menuju komitmen bersama yakni melakukan agenda-agenda pembangunan manusia yang produktif. (Hiro Tuames)