Site icon Suara NTT

Semua Anak NTT yang Baru Lahir harus Deteksi Kesehatannya

Suara-ntt.com, Kupang-Visi dari Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) ingin agar semua anak di NTT yang baru lahir harus terdeteksi dan terekam kesehatannya dengan baik.

“Dari dia lahir harus punya rekam jejak kesehatan anak itu. Dan selama ini kita tidak punya data base untuk indikator kesehatan masyarakat,”kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Ir. Erlina R. Salmun, M.Kes kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Erlina Salmun mengatakan, semua masyarakat NTT wajib ketahui kesehatannya dengan alat tes yang ada. Dari masih kecil sudah terekam dengan baik sehingga pada umur 20 sampai 50-an tahun apakah generasi NTT ke depan cemerlang atau tidak. Dengan demikian, akan diketahui jejak rekam seseorang untuk bekerja di bidang yang sesuai dengan kesehatannya.

“Dan kita butuh generasi muda yang sudah siap untuk bekerja. Pemikiran dari pemimpin kita yang harus didukung untuk 50 tahun ketika kita tidak ada tapi NTT sudah hebat,”ungkapnya.

Desember 2020, Klinik Pratama Undana Kupang Sudah Punya IPAL

Pada sisi lain Kepala Bidang Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Ir. Erlina R. Salmun, M.Kes mengatakan, sekitar bulan Desember 2020 Klinik Pratama Undana Kupang sudah memiliki instalasi pembuangan air dan limbah (IPAL). Karena saat ini sudah ada surat perjanjian kerjasama (SPK) dengan pihak ketiga.

Dijelaskan, pihak Pemerintah Provinsi NTT mempunyai IPAL di RSUD Prof. Dr. W.Z Johanes Kupang hanya karena alatnya rusak dan sementara diperbaiki.

Untuk IPAL yang cair kata dia itu bisa dilakukan pada RSUD Prof. W.Z Johanes Kupang sementara limbah padat pihaknya sudah kontrak dengan PT. Semen Kupang.

Lebih lanjut kata dia, tahun depan (2021, red) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT akan membangun dan mendirikan IPAL yang sangat besar untuk tingkat provinsi sehingga masalah limbah tidak ada persoalan.

“Semua fasilitas yang ada kita optimalkan untuk melaksanakan pemeriksaan dan keamanan,” pungkasnya.

Sementara itu Kepala Tim Laboraterium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat (Biokesmas) Dr. Fima Inabuy mengatakan, ada dua macam atau jenis limbah medis yakni limbah padat dan limbah cair.

Untuk limbah medis cair kata dia, masih dalam proses mudah-mudahan bulan Desember 2020 sudah ada instalasi pembuangan air dan limbah atau IPAL.

“Saat ini kita lakukan penampungan sementara dulu. Karena limbah cair ini tidak terlalu besar dan dalam sebulan hanya dibutuhkan sekitar satu liter. Kita tampung dalam jerigen yang dikasih klorin untuk mematikan virus atau kuman. Kemudian limbah tersebut akan dibawa ke RSUD Johanes Kupang karena mereka mempunyai IPAL yang baik,”ungkapnya.

Dikatakan, pihaknya akan mengajukan kerjasama dengan pihak RSUD Prof. W.Z. Johanes Kupang untuk menampung dan mengelola limbah cair.

Untuk limbah medis padat lanjutnya, semua alat yang ada akan disterilisasi untuk mematikan semua virus atau kumannya. Dan saat ini alatnya sudah ada dimana tekanananya mencapai 121 derajat celsius.

Dia juga mengatakan, limbah-limbah itu akan ditampung di rumah penampungan sementara limbah medis. Jika sudah penuh mereka akan potret dan disampaikan kepada PT. Semen Kupang dan akan dijadwalkan untuk penjemputan.

“Dan semua akan disemprot disenfektan agar yang akan disimpan disana sudah disterilkan karena kumannya sudah dimatikan. Dan alat pembakaran limbah medis itu namanya insenerator,”ujarnya (Hiro Tuames)

Exit mobile version