Site icon Suara NTT

Sindiran Pedas Amos Corputty ke Bank NTT terkait Kredit Merdeka

Suara-ntt.com, Kupang-Pemegang Saham Seri B Bank NTT, Amos Corputty memberikan sindiran pedas ke Bank NTT terkait kredit merdeka dan dinilai tidak sesuai dengan ketentuan yang ada.

Amos mengatakan, jika dalam memberikan sebuah kredit kepada masyarakat harus ada jaminan dan pengawasan sehingga usaha yang dibangun bisa bertumbuh dan berkembang menjadi besar.

“Bukan kasih kredit dan lepas begitu saja tanpa peduli pengembaliannya seperti apa. Bahkan hanya daftar nama dan tidak melihat orangnya seperti apa. Dan itu terjadi di kredit merdeka. Mungkin hanya lewat orang di dinas sementara orang dari bank tanpa melihat, mempelajari dan menjalankan ketentuan yang harus dilaksanakan bukan angkat kaki.”

“Selain itu banyak juga kesalahan yang dilakukan oleh pihak bank bukan kita menyalahkan pemerintah. Karena pemerintah mempunyai tujuan baik tapi pelaksana-pelaksana di lapangan yang masa bodoh sehingga kerja tidak mengikuti aturan,”sindir Amos bersama Mantan Dirut Bank NTT, Izhak Edward Rihi dan Kacab Bank NTT Kefamenanu, Eddy Nganggus saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPRD Provinsi NTT pada Senin, 6 Maret 2023.

Amos melihat Bank NTT sudah memberikan kredit mikro kecil dan kredit merdeka. Dan salah satunya adalah membiayai program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) melalui kredit merdeka.

“Saya melihat Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) melalui kredit merdeka. Bank ini bukan panen sapi tapi panen sayur KOL (kolektivitas kredit). Sekarang ini ada KOL 1, KOL 2, KOL 3 dan seterusnya akhirnya kredit itu macet total sehingga bank yang akan bertanggung jawab,”kata dia.

“Kalau ada program-program seperti itu seharusnya bank tetap melaksanakan sesuai dengan ketentuan bank adalah prinsip kehati-hatian dengan orientasi bisnis karena tidak ada yang gratis,”tambahnya.

Dikatakan, pada dasarnya masyarakat tidak keberatan untuk membayar bunga pinjaman namun harus jelas dalam memberikan kredit.

Dijelaskan, sebenarnya kredit itu tidak akan bermasalah dan macet karena pemerintah sudah mengatur jika mengajukan kredit ada lembaga penjaminnya. Seperti Jamkrida, Jamkrindo, asuransi dan lain sebagainya namun pelaksanaan di lapangan yang tidak betul.

“Dan perlu adanya kontrol dari kita semua supaya apa yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Kemudian bank juga bukan asal kasih kredit tapi harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat,”jelasnya.

“Jangan sampai ada orang yang mempunyai tanah diatas gunung tidak bisa tanam jagung juga datang daftar di dinas kemudian masuk ke bank dan dikasih kredit. Itu yang saya bilang bukan panen sapi tapi panen sayur KOL (kolektivitas kredit),”tegasnya.

Dalam kesempatan itu dirinya memohon dukungan anggota dewan yang terhormat agar bank ini lebih lagi ke depan.

“Mari kita sama-sama memperhatikan dan menyampaikan kepada para pemegang saham agar bank ini dikelola secara baik dan benar serta profesional. Karena orientasi kita ini bisnis bukan politik. Kita mendukung rencana dan program pemerintah namun orientasinya pada bisnis. Dengan demikian, bank ini akan tetap dapat bertumbuh dan berkembang menjadi bank yang kuat, sehat dan terpercaya,”tandasnya.

Lebih lanjut kata dia, menempatkan orang-orang atau manusia-manusia yang berkrakter dan bermoral. Dan apapun kegiatan yang dilaksanakan akan berhasil. Kemudian masyarakat juga akan menikmati hasil dari kredit yang kecil-kecil itu untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi di desa-desa sehingga akan bertumbuh dan berkembang. (Hiro Tuames)

Exit mobile version