Suara-ntt.com, Kupang-SMA Plus PGRI Mnelalete yang terletak di Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), mencatatkan sejarah baru dengan merakit mobil listrik pertama di Nusa Tenggara Timur (NTT). Prestasi ini mendapatkan apresiasi dari Winston Neil Rondo, Wakil Ketua Komisi V DPRD NTT, yang menyebut karya tersebut sebagai bukti kreativitas luar biasa dari sekolah non-kejuruan.
“SMA Plus PGRI Mnelalete ini unik karena walaupun bukan sekolah kejuruan, mereka mampu menghasilkan karya luar biasa seperti mobil listrik. Ini adalah bukti nyata keterampilan vokasi yang dimiliki para siswanya,” ujar Winston saat berkunjung ke sekolah itu dalam rangka tugas pengawasan pada Rabu (18/12/2024).
Inovasi di Tengah Keterbatasan
Menurut Winston, meskipun sekolah ini menghadapi berbagai keterbatasan, seperti minimnya sarana prasarana, mereka tetap mampu berinovasi dan mengharumkan nama sekolah. “Terakhir kali mereka mendapatkan bantuan sarana pada tahun 2018. Bahkan, saat ini masih ada dua ruang kelas darurat yang digunakan. Namun, itu tidak menghalangi mereka untuk terus berprestasi,” katanya.
Winston juga menyoroti pentingnya peran kepala sekolah dan guru-guru kreatif dalam mendorong perkembangan sekolah. “Kemajuan sekolah ini tidak lepas dari kepemimpinan kepala sekolah dan kreativitas para gurunya. Hal ini pula yang menarik perhatian Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Dr. Fajar Riza Ul Haq, M.A., yang sempat berkunjung ke sini pada 5 Desember 2024 lalu,” ungkap Winston.
Mobil Listrik Buatan Siswa
Proyek mobil listrik yang dirakit siswa kelas X hingga XII ini memakan waktu satu setengah tahun, mulai dari pembuatan rangka hingga bodi mobil. Kepala Sekolah SMA Plus PGRI Mnelalete, Siprianus Liem, menjelaskan bahwa mobil ini menggunakan baterai sebagai bahan bakar, sehingga ramah lingkungan dan hemat energi.
“Mobil ini dirancang dengan sistem operasi sederhana, menggunakan pedal gas dan rem, serta dua mode kecepatan: ‘low’ dan ‘high’. Keunggulannya adalah penggunaan baterai yang dapat diisi ulang tanpa emisi karbon,” jelas Siprianus.
Ia menambahkan bahwa kesulitan terbesar yang dihadapi adalah pengadaan baterai yang membutuhkan biaya tinggi. Namun, dukungan dari Dinas Pendidikan NTT dan BPMP NTT memungkinkan proyek ini terlaksana hingga 90 persen.
Program Unggulan Lain
Selain otomotif, SMA Plus PGRI Mnelalete juga memiliki dua program unggulan lainnya, yakni multimedia dan teknik komputer jaringan. Program-program ini bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan vokasi yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Komitmen DPRD NTT
Winston Neil Rondo berkomitmen untuk mendorong agar 30 dari 50 guru komite di sekolah ini dapat diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). “Saat ini upah mereka masih di bawah UMR. Ini tugas kami untuk memastikan mereka mendapatkan status PPPK dan kembali mengabdi di sekolah ini,” tegasnya.
Ia juga berharap SMA Plus PGRI Mnelalete dapat menjadi contoh bagi sekolah lain dalam menghasilkan siswa-siswa berkualitas yang siap bersaing di mana pun.
“Semoga ini menjadi inspirasi bagi SMA maupun SMK lainnya untuk meningkatkan spesifikasi dan kualitas penjurusan demi menghasilkan output yang unggul,” tutupnya.
Mobil listrik karya SMA Plus PGRI Mnelalete dijadwalkan akan dipamerkan pada perayaan HUT NTT sebagai bagian dari kebanggaan dan karya anak bangsa. ***