SMA Santo Arnoldus Janssen Kupang Berhasil Tamatkan 57 Murid Angkatan Perdana

oleh -136 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Sekolah Menengah Atas (SMA) Santo Arnoldus Janssen Kupang berhasil menamatkan 57 orang murid angkatan perdana di tahun pelajaran 2022/2023 dengan lulus 100 persen.

Ketua Yayasan Pendidikan Katolik Aryos SMA Santo Arnoldus Janssen Kupang, Pater Yustus Asa mengucapkan limpah terima kasih kepada Provinsi SVD Timor yang telah mempercayai mereka untuk mengelola sekolah itu. Dimana pada hari ini (Kamis, 5 Mei 2022, red) berhasil menamatkan angkatan perdana sebagai buah sulung atas kerjasama antara semua pihak dan keluarga besar SMA Santo Arnoldus Janssen Kupang.

“Puji syukur kita panjatkan atas penyelanggaraan, perlindungan dan berkatnya sehingga lembaga kita tercinta ini dapat berdiri, berjalan dan telah menghasilkan tamatan serta melepas pergi untuk membangun masa depan mereka dengan bekal pendidikan dari lembaga ini.”

“Dan juga bersyukur kepada Santo Arnoldus Janssen pelindung lembaga ini yang telah meloloskan, melindungi dalam situasi awal yang sulit dan diperpara dengan pandemi COVID-19. Dan kita juga berdoa semoga Tuhan dan Santo Arnoldus Janssen tetap melindungi dan memberkati segala usaha dalam mengelola sekolah ini ke depan,”kata Pater Yustus pada acara Pengumuman Kelulusan dan Pelepasan Peserta Didik Kelas XII Tahun Pelajaran 2021/2022 pada Kamis, 5 April 2022.

Pater Yustus mengatakan, Yayasan Pendidikan Katolik Aryos
SMA Santo Arnoldus Janssen Kupang menyampaikan profesiat kepada siswa-siswi kelas XII yang berhasil menjadi buah sulung dan tamatan perdana dari SMA ini.

Menurutnya, buah sulung dari pohon yang baik bisanya akan menjadi bibit yang unggul. Demikian pula buah sulung dari SMA Santo Arnoldus Janssen menjadi bibit unggul dalam pembangunan masyarakat di NTT dan buktikan itu dalam membangun masa depan yang jaya.

Dikatakan, untuk kepala sekolah, para guru dan pegawai yang telah berhasil menamatkan angkatan perdana di sekolah ini, terus  membangun masa depan anak-anak dengan bekal pendidikan yang diperoleh di lembaga tersebut.

Pihak yayasan menyampaikan profesiat kepada komite sekolah dan pemerhati pendidikan serta bantuan lainnya meskipun dalam situasi pandemi ini bisa menamatkan pendidikan di sekolah ini.

“Memang sangat sulit karena banyak pelajaran online lalu orangtua harus membayar uang SPP setiap bulan karena pihak yayasan harus membayar gaji para guru dan pegawai yang ada,”ungkapnya.

Dikisahkan, awal mula berdirinya sekolah ini dalam situasi yang serba kekurangan baik keuangan maupun sarana prasarana. Namun dalam tempo satu bulan proposal masuk dan ijin operasional langsung ada dan pihaknya belum siap apa-apa. Dengan segala kekurangan yang ada saat itu semuanya berjalan lancar.

Kemudian ditambah lagi adanya pandemi COVID-19 membuat pihak yayasan tidak berbuat banyak karena keterbatasan yang ada.

Selain itu kata dia, kesulitan berikutnya adalah pada awal berdirinya sekolah ini pihaknya mempromosikan lembaga pendidikan ini berbasis asrama. Namun hingga angkatan pertama atau perdana ini tamat asrama belum disiapkan.

“Jadi sampai saat ini asrama belum disiapkan,”ucapanya.

Dengan berbekal pengalaman seorang sarjana manajemen pendidikan luar negeri dan sudah pernah mengelola sekolah maka kepala sekolah, para guru dan pegawai serta 167 orang siswa-siswi yang ada dimana berhasil menamatkan 57 orang Kelas XII dari satu lembaga yang sudah dikenal di Kota Kupang dan seluruh NTT.

Dalam kesempatan itu dia menyampaikan terima kasih kepada Provinsi SVD di Timor yang telah melihat dan menangkap peluang untuk mendirikan sekolah ini di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM), Kecamatan Oebobo Kota Kupang-NTT.

Terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Dinas P dan K Provinsi NTT yang menyambut baik proposal untuk mendirikan sekolah ini dan memberikan ijin operasional dalam waktu yang begitu singkat. Dan terus memberikan dukungan dan perhatian kepada lembaga ini.

Tak lupa juga pihak yayasan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah setempat baik itu Gubernur, Wali Kota, Camat, Lurah dan seluruh masyarakat sekitar yang memberi restu untuk mendirikan sekolah ini.

“Rencana awal sekolah ini mau dibangun di Penfui hanya ada permintaan dan desakan dari masyarakat sekitar akhirnya kita mendirikan sekolah ini disini karena wilayah di sekitar belum ada SMA,”bebernya.

Selain itu pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada komite sekolah, orangtua murid dan masyarakat sekitar yang mendukung keberlangsungan sekolah ini.

Pihaknya juga meminta maaf kepada Kepala Dinas P dan K Provinsi NTT, orangtua dan masyarakat karena rencana sekolah berbasis asrama hingga saat ini belum terwujud.

Yayasan akan membuka asrama putri diawal tahun pelajaran 2022/2023 di tempat ini. Sedangkan untuk asrama putra menjadi pekerjaan rumah bagi yayasan.

“Kita berdoa semoga dalam waktu yang singkat dan tidak terlalu lama lagi asrama putra juga sudah ada. Saat ini kita masih fokus untuk pembangunan sekolah yang akan digunakan pada awal tahun pelajaran 2022/2023. Kita baru bangun 15 ruangan khusus untuk  KBM sedangkan ruangan laboraterium, perpustakaan dan lain sebagainya belum dibangun,”pintanya.

Lebih lanjut kata dia, kesulitan dana yang dihadapi oleh yayasan baik SVD Timor maupun SVD Dunia karena pandemi COVID-19 ini membuat situasi ekonomi sangat sulit. Hal itu juga dialami oleh pemerintah sehingga tidak bisa berbuat banyak untuk membantu.

Dirinya juga mengajak seluruh stackholder yang ada untuk memberikan dukungan dalam berbagai bentuk dan cara agar sekolah tetap berkembang menuju suatu lembaga pendidikan untuk membantu kemajuan pendidikan di wilayah NTT bahkan negara ini. Untuk mewujudkan cita-cita bersama itu maka yayasan mengajak semua pihak untuk menanamkan dan memperkuat rasa memiliki sekolah ini. Jadi bukan hanya sebagai tempat menitipkan anak untuk belajar tetapi harus menanamkan rasa memiliki dan bertanggung jawab bersama atas mati hidupnya sekolah ini.

Dijelaskan, lamaran pertama yang diterima pihak yayasan untuk calon guru di sekolah tersebut berjumlah 167 orang. Dan dari jumlah itu pihaknya hanya menerima 24 orang guru.

“Dan dari ke-24 orang guru ini sungguh tidak mengecewakan kita. Kemudian dibawah bimbingan seorang kepala sekolah yang ‘kampungan’ sehingga mereka mampu menghasilkan sesuatu yang berguna bagi sekolah ini,”pungkasnya. (Hiro Tuames)