SMAN 1 Taebenu Gandeng Unkris Kupang Buat Sabun Kelor dan Pupuk Kompos

oleh -180 Dilihat

Suara-ntt.com, Oelamasi-Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Taebenu Kabupaten Kupang menggandeng Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Kristen Artha Wacana (Unkris) Kupang membuat sabun kelor dan pupuk kompos.

Kepala Sekolah SMAN 1 Taebenu, Drs. Vinsensius Sasi, M.Pd mengaku pada awalnya pihaknya merasa sulit bagaimana cara untuk pembuatan pupuk kompos dan sabun dari kelor.

“Kita melakukan mitra dan kerjasama dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Kristen Artha Wacana (Unkris) Kupang untuk membuat pupuk kompos dan sabun kelor,”kata Vinsen kepada media ini di ruang kerjanya pada Selasa, 6 Juni 2023.

“Saat ini kami sudah mempunyai segudang ilmu pengetahuan cara pembuatan pupuk kompos dan sabun kelor,”ungkapnya.

Vinsen mengatakan, saat ini pihaknya mendukung program Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT, Yoseph A. Nae Soi soal bagaimana menciptakan SMA unggulan di provinsi NTT.

“Selama ini lebih difokuskan pada SMK tapi dalam periode kepemimpinan pak Gubernur dan Wakil Gubernur NTT saat ini menginginkan agar ada SMA Unggulan di NTT,”ujarnya.

“Saya sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Taebenu Kabupaten Kupang bersama bapak/ibu guru dan seluruh stakeholder, masyarakat dan Dewan Komite Sekolah kami merancang suatu program yang unggul di SMAN 1 Taebenu yakni program kewirausahaan,”tambahnya.

Dalam program kewirausahaan tersebut, pihaknya menggalakkan lima tahun lalu
program tenun sarung motif NTT khusus di wilayah Taebenu Kabupaten Kupang.

“Dan anak-anak putri sudah melaksanakan kegiatan tenun itu. Kemudian kita juga melaksanakan program pembuatan batako dan itu khusus untuk anak-anak putra,”pintanya.

Dikatakan, tujuan dari pembuatan batako tersebut adalah untuk membantu sekolah dalam hal pembangunan pagar sekolah yang saat ini sebagian belum selesai dibangun.

Dijelaskan, untuk pembangunan pagar sekolah yang belum permanen maka dilakukan penanaman kelor dan akan menjadi pagar hidup sekolah.

“Jadi pagar sekolah yang belum dibangun permanen saya bangun pagar hidup sekolah dengan tanam kelor. Dan saat ini pohon kelor sudah tumbuh dan manfaatnya banyak sekali baik untuk sayur dan juga pembuatan sabun dari kelor,”jelasnya.

Dipaparkan, pada tahun pelajaran 2023/2024 pihaknya akan melaksanakan ujian praktek bagi kelas X, XI dan XII untuk melakukan kolaborasi antar matapelajaran.

Kolaborasi antar matapelajaran untuk menghasilkan suatu produk yang unggul sehingga para guru mata pelajaran menyepakati program pembuatan pupuk kompos dan sabun kelor.

“Ke depan dan pada bulan Juli 2023 nanti kami akan deklarasikan pelaksanaan kurikulum merdeka untuk Kelas X. Itu artinya kami akan melaksanakan program P5 (Projek, Penguatan, Profil, Pelajar dan Pancasila) akan berjalan dengan lancar karena guru-guru yang ada sudah terlatih dengan program P5 yang nota bene adalah program pembuatan pupuk kompos dan sabun kelor.

“Saya targetkan dua tahun ke depan kami bisa menjadi produsen dalam memproduksi pupuk kompos dan sabun kelor untuk dijual ke masyarakat,”imbuhnya.

Lebih lanjut kata dia, sebelum bermitra dengan pihak perbankan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, ataupun perguruan tinggi lainnya maka harus membentuk krakter guru dan siswa untuk melakukan kerjasama sehingga sumber daya manusia (SDM) yang ada sudah siap pakai.

“Kami siap untuk menciptakan SMA unggul di daerah ini. Dan harapan kami agar output dari SMAN 1 Taebenu bisa tampil di dunia usaha dengan berbekal ilmu yang mereka peroleh agar bisa mandiri sehingga apa yang digaungkan oleh bapak Gubernur NTT kami sudah laksanakan,”pungkasnya.

Sementara Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Taebenu, Rosmeri Br Tarigan, S.Pd mengatakan, pihaknya bersama para guru merancang kegiatan P5 untuk menyambut implementasi kurikulum merdeka di tahun pelajaran 2023/2024.

Dikatakan, ide atau gagasan ini muncul pada tahun 2022 lalu ketika bersama guru-guru dan fasilitator kurikulum.

“Saat itu kita berpikir peralatan dan bahan yang belum ada sehingga kita mencoba membangun kerjasama dengan universitas atau kampus yang ada di Kota Kupang,”ungkapnya.

“Dan kami memilih kampus Unkris Kupang dan lakukan pendekatan sehingga mereka bersedia maka terjadilah Memorandum of Agreement (MOA). Dan pada tanggal 7 Mei 2023 lalu kami melakukan praktek pembuatan sabun dan pupuk kompos ini tahun pertama,”urainya.

Dijelaskan, untuk kegiatan P5 atau implementasi kurikulum merdeka dengan tema gaya hidup berkelanjutan, berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI dan kewirausahaan.

Untuk tema gaya hidup berkelanjutan artinya anak-anak bisa menjual produk yang dihasilkan baik berupak pupuk kompos dan sabun. Jika anak-anak tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (kuliah) dan bisa membuka usaha sendiri.

Sementara tema berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI artinya anak-anak membuat sabun dari hasil bumi yang ada. Dari hasil produksi itu bisa digunakan dalam internal sekolah sendiri maupun bisa dijual atau dipasarkan ke luar.

Lebih lanjut kata dia, pembuatan pupuk kompos juga menggunakan bahan-bahan lokal yang ada lalu difarmentasikan selama satu bulan dan langsung digunakan.” Itu untuk menyuburkan tanaman dan kami pernah uji coba untuk tanaman sayuran dan cabe dimana hasilnya lumayan dahsyat dan memuaskan,”bebernya.

Dia menambahjan, program tersebut dicanangkan oleh Kepala Sekolah sebagai program prioritas (wajib) di sekolah dimana anak-anak mulai dari Kelas X, XI dan XII untuk belajar cara membuat sabun kelor dan pupuk kompos.

Untuk diketahui sebagian besar masyarakat yang ada di Taebenu matapencaharian adalah petani dan banyak hasil pertanian.

Dia juga menyampaikan bahwa dalam pembuatan program tersebut anak-anak juga dilibatkan untuk mengusulkan. Dan program ini kita buat juga berdasarkan usulan dari siswa-siswi yang ada,”paparnya.

Untuk program implementasi kurikulum merdeka (IKM)dimana program harus berdampak pada murid. Program ini bukan ditujuhkan kepada sekolah ataupun guru-guru tetapi untuk murid supaya mereka bisa mandiri jika tidak melanjutkan pendidikannya.

“Kami disekolah ini tidak hanya membuat dua program ini tetapi ada program pembuatan kain tenun untuk anak-anak putri dan sudah ada hasilnya serta pembuatan batako yang dilakukan oleh anak-anak putra. Dan bahan-bahannya disediakan oleh sekolah,”terangnya. (Hiro Tuames)