Tantangan bagi Pemprov NTT menuju Zero Stunting

oleh -185 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan terus berupaya untuk menekan angka stunting menuju zero stunting. Hal itu dilakukan untuk bisa membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta juga guna menciptakan generasi penerus sebagai sumber daya manusia yang baik, berkualitas, dan unggul.

“Menuju zero stunting ini adalah tantangan kita dalam menjawab masalah stunting itu sendiri. Ini adalah cita-cita dan tujuan kita bersama baik Pemerintah dan masyarakat agar saling bersinergi untuk mengatasi masalah stunting sesuai sasaran yang tepat. Kita semua bertekad untuk menuju zero stunting. Harus bisa tuntas.”

“Saya membicarakan hal itu dikaitkan dengan visi dan misi pemerintahan saat ini yaitu NTT bangkit Menuju Masyarakat Sejahtera dalam bingkai NKRI. Mengapa kita gunakan kata bangkit karena kondisi kita di NTT yang masih tertinggal dan maka dari itu harus dibawa menuju kemajuan bersama dimana dengan pengelolaan sumber daya alam bagi masyarakat untuk penanganan stunting,”kata Wakil Gubernur NTT, Joseph A. Nae Soi saat menjadi Keynote Speaker dalam Webinar Nasional Dalam Rangka Pengabdian pada Masyarakat’ dengan topikĀ  ‘NTT Bangkit Menuju Zero Stunting’ di ruang rapat Gubernur NTT, Senin, 15 Maret 2021.

Wagub Nae Soi mengatakan, sumber daya alam NTT ini sangat kaya dan juga sebagai aset. Aset itu jangan dibiarkan begitu saja melainkan harus dikelola dengan baik untuk menunjang kesejahteraan terutama dalam penanganan masalah stunting.

“Salah satu cara kami menekan stunting adalah dengan pengembangan tanaman kelor yang memiliki kandungan gizi yang sangat baik untuk dikonsumsi sehingga dapat mendukung asupan gizi bagi masyarakat yang terkena stunting,”ungkapnya.

Dijelaskan, saat ini kelor NTT terus dikembangkan dengan diantaranya pengembangan kelor 50 juta pohon hingga tahun 2023, meningkatkan produksi dan mutu kelor, memperkuat pengembangan petani kelor, memfasilitasi kemitraan petani/produsen kelor dengan industri hilir agar tercipta rantai pasok yang berkelanjutan, mengembangkan kelor NTT untuk semakin dikenal luas di pasar domestik maupun mancanegara, menjadikan kelor sebagai komoditas unggulan dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. (HT)