Tiga Tahun Terakhir Laba Bank NTT Makin Berkurang

oleh -256 Dilihat

Oleh Marsel Ahang

Suara-ntt com, Kupang-Tulisan saya kali ini ingin mempertegas pendapat bapak Gabriel Goa dalam tulisannya sebelumnya yang menyoroti tentang kinerja laba bank NTT 3 tahun terakhir yang terus menurun.
Basis data yang digunakan oleh Gabriel Goa dalam analisisnya sudah cukup kuat untuk memastikan bahwa kinerja bank NTT saat ini dalam kondisi yang sudah tidak ideal lagi.
Di quartal pertama (Q1) tahun 2023 yakni bulan April 2023 perolehan keuntungan Bank NTT semakin berkurang dari tahun-tahun sebelumnya. Jika 3 tahun lalu yakni pada bulan April tahun 2020, bank NTT mampu mecatat keuntungan sebesar Rp 109.573 juta ( Seratus sembilan milliard lima ratus tujuh puluh tiga juta rupiah), maka tidak demikian halnya yang terjadi pada bulan April tahun 2023 ini , Bank NTT hanya mampu mencatat laba sebesar Rp 50.182 juta (lima puluh milliard seratus delapan puluh dua juta rupiah) atau hanya mencapai 46 persen dari perolehan di bulan yang sama tahun 2020.
Demikianpun kondisi tahun berikutnya, pertumbuhan laba di bulan April tahun 2021 juga menurun menjadi Rp 65.668 juta . Lalu di bulan April tahun 2022, laba sedikit membaik karena sedikit lebih tinggi dari bulan April tahun 2021 yakni sebesar Rp 67.265 juta , namun perolehan tersebut tetap masih jauh di bawah perolehan laba bulan April tahun 2020. Demikian seterusnya hingga bulan April tahun ini (2023) juga turun tajam dari perolehan laba tahun 2022.
Berikut saya sajikan lengkap pertumbuhan laba ,asset dan kredit yang saya olah kembali dari website www.bpdntt.co.id 2022, seperti terlihat pada tabel 1 di bawah ini,

Tabel 1


Kecenderungannya laba dari tahun ke tahun terus menurun. Berikut ilustrasi dalam bentuk grafik . Kiranya dapat memudahkan pembaca memahami kecenderungan penurunan laba tersebut. Berdasarkan sajian data seperti yang di tampilkan pada tabel 1 di atas tampak ada anomali pertumbuhan laba di tiga tahun terakhir ini. Anomlai itu terungkap dari realitas pertumbuhan kredit yang terus bertambah setiap tahun, namun mengapa tidak diikuti oleh pertumbuhan laba. Jika di quartal 1 (Q1) tahun 2020 baki debet kredit tercatat Rp 10,07 Trilun lalu pada ta quartal 1 (Q1) tahun 2023 baki debet krdit bertsmbah menjadi Rp 11,7 Triliun. Rumusan sederhananya bahwa semakin besar baki debet kredit , maka semakin pula pendapatan bunga kredit yang di peroleh, sebagai komponen pendapatan bank. Pendapatan bank ini adalah komponen pembentuk laba . Tentunya ada yang salah urus di sini. Otoritas bank dalam hal ini OJK (Otoritas Jasa Keuangan) NTT patut turut serta bersuara tentang anomali ini.
Grafik 1


Tinggi balok berwarna kuning pada tahun 2021 hingg 2023 lebih pendek dari balok berwarna kuining di tahun 2020. Ini menunjukan kinerja laba bank NTT tahun 2020 adalah pertumbuhan klimaks , lalu mengalami anti klimaks di tahun sesudahnya. Keuntungan yang di peroleh bank NTT semakin menurun dari tahun ke tahun . Ini mesti segera di waspadai agar jangan sampai di akhir periode tutup buku pada akhir tahun 2023 ini laba bank NTT tidak bisa beranjak naik lebih baik dari tahun sebelumnya.

Laba quratal 1 tahun 2023 yang tidak sampai separuh dari laba quartral 1 tahun 2020 lalau akan berdampak pada menurunnya perolehan deviden bagi PEMDA Propinsi , Kabupaten dan kota se NTT yang merupakan pemegang saham seri A, dan sebagian pemegang saham seri B.
Ironisnya penurunan laba justru terjadi di saat pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukan trend membaik atau positip. Seperti tampak pada grafik di bawah ini pada quartal 2 tahun 2021 s/d quartal ke 4 tahun 2021 pertumbuhan ekonomi positip yakni di atas 3 persen (3,51 persen hingga 7,07 persen). Tidak demikian halnya pada quartal ke 2 tahun 2020 hingga quartal 1 tahun 2021 ekenomi Indonesia bertumbuh negatif 0,71 persen hingga negatif 5,32 persen. Tetapi justru pada saat itu pertumbuhan laba lebih baik. Maknanya manajemen bank NTT di era qurtal ke 2 tahun 2020 lebih baik dalam mengelola bisnis bank NTT, ketimbang manajemen berikutnya.

Data pertumbuhan ekonomi quartal 1 tahun 2019 hingga quartal ke 4 tahun 2021, saya sajikan seperti tabel di bawah ini.

Grafik 2


Harap stakeholder Bank NTT mulai dari para Pemegang Saham dan manajeman Bank NTT perlu memperhatikan kecenderungan laba yang turun ini. Bila perlu para Pemegang Saham melakukan langkah konsolidiasi pengurus baynk NTT saat ini dengan pengurus baru yang lebih mampu mencetak laba dan memberikan deviden bagi PEMDA, jangan sampai terlambat. ****