Site icon Suara NTT

Uang Nasabah ‘Lenyap’ akibat Bobroknya Manajemen Bank Bukopin Cabang Kupang

Suara-ntt.com, Kupang-Seorang nasabah atas nama Rebeca Adu Tadak kehilangan uang sebesar Rp 3 miliar akibat bobroknya manajemen Bank Bukopin Cabang Kupang. Padahal Rebeca merupakan nasabah prioritas pada bank itu.

Rabeca menjelaskan, kronologis ‘lenyap’ atau hilangnya uang sebesar Rp 3 miliar di Bank Bukopin. Awalnya uang yang dideposito hanya Rp 2 miliar pada bank tersebut pada bulan Oktober 2019. Dan menambah lagi Rp 1 miliar sehingga total dana yang dideposito sebesar Rp 3 miliar.

Kemudian pada tanggal 25 November 2019 jatuh tempo dan dirinya sudah kontak (telpon) Bank Bukopin berulang kali ke pengawai bank atas nama ibu Angel dan ibu Jacklin Tubu Ludji.

“Jika sudah jatuh tempo uang satu miliar rupiah ditabungan saya digabungkan dengan uang dua  miliar rupiah yang dideposito dan dibuat hanya satu bulan saja. Waktu itu mereka tawarkan dua bulan juga saya tidak mau. Karena selama ini uang saya deposito hanya satu bulan kalau tidak pakai maka saya perpanjang lagi”, katanya kepada wartawan di Resto In Out Kupang pada Rabu, 11 Agustus 2021.

Dikatakan, waktu itu dirinya menanyakan berapa suku bunga dari Rp 3 miliar itu. Sebab untuk Rp 2 miliar sudah tahu bunganya. Dan mulai saat itu dari pihak bank terus menghubunginya untuk menanyakan deposito itu. Karena pengalaman sebagai nasabah di bank lain setiap ada deposito bunganya naik.

Karena menjadi nasabah prioritas, sehingga pelayanannya selalu dilakukan di rumahnya, tanpa harus mendatangi kantor bank.

Saat jatuh tempo, lanjutnya, petugas Bank Bukopin mendatanginya dengan membawa sejumlah slip perbankan untuk ditandatangani yang diketahuinya untuk mengurus deposito senilai Rp 3 miliar.

“Saat itu buku bank saya juga dibawa serta, namun tak dikembalikan,” jelasnya didampingi Anaknya Trynotji Darmayanti Isliko Adu dan Pendamping, Mikhael Nona.

Karena itu, suaminya ke Bank Bukopin untuk mengambil buku bank tersebut baru diketahui uang deposit senilai Rp 3 miliar tidak tercantum dalam buku itu, sehingga korban mempertanyakan dana deposit itu.

Dari pengalaman kata dia, jika mau cetak buku dari bank biasanya tanya apakah bunganya mau ditarik atau masuk ke rekening tabungan.

Korban bersama keluarga pun mendatangi Bank Bukopin guna mendapat penjelasan tentang dana deposit yang raib tanpa jejak.

Tak lama berselang pegawai Bank Bukopin yang mengurus deposit bank miliknya mendatangi dirinya bersama seorang ibu yang biasa disapa Aci. Aci itu menjelaskan uang deposit Rp 3 miliar tidak berada di Bank Bukopin, tapi di deposito ke PT Mahkota Properti Indo Permata Jakarta.

“Saya kira Aci itu dari pihak bank padahal dari PT. Mahkota. Waktu didalam rumah mereka duduk diam saja sambil melihat satu sama lain. Lalu Aci menjelaskan bahwa mama pu uang itu ada di PT. Mahkota bukan di Bank Bukopin. Dan saat itu baru tahu bahwa uang saya tidak ada di Bank Bukopin  dari Aci,”bebernya.

“Saya kaget dan marah serta mengusir mereka, karena saya tidak pernah meminta uang saya dipindahkan ke PT Mahkota,” tegasnya.

Dia pun mempertanyakan terkait pengalihan uang dari Bank Bukopin ke PT Mahkota tanpa persetujuannya. Karena itu, dia merasa ditipu Bank Bukopin.

“Masa pemindahan uang tiga miliar rupiah tanpa sepengetahuan direksi Bank Bukopin. Itu kan aneh. Uang saya disimpan di Bank Bukopin, bukan PT Mahkota”.

“Saya mau katakan tidak pernah perintahkan untuk pindahkan uang saya kemana-mana. Saya hanya perintahkan uang tiga miliar rupiah itu dideposito di Bank Bukopin,”ucapnya.

Dia meminta Bank Bukopin untuk bertanggungjawab atas hilangnnya uang sebesar Rp 3 Miliar miliknya yang di deposito di bank tersebut.

“Yang kami tahu, uang kami di deposito di rekening Bank Bukopin. Jadi Bank Bukopin yang harus bertanggungjawab,”ujarnya.

Untuk diketahui bahwa kasus lenyapnya uang Rp 3 miliar ini telah dilaporkan ke Polda NTT untuk ditangani.

“Sampai saat ini kasus tersebut masih ditangani di Kriminal Umum Polda NTT,” kata anak korban, Trinotji Damayanti Isliko Adu. (Hiro Tuames)

Exit mobile version