Suara-ntt.com, Kupang- Pembangunan infrastruktur dibawah kepemimpinan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT, Josep A. Nae Soi merupakan salah satu prioritas pembangunan saat ini. Mereka berkomitmen untuk memenuhi ketersediaan infrastruktur jalan, jembatan dan pengairan di NTT, khususnya pada daerah-daerah yang menjadi sentra produksi pertanian, peternakan, perikanan dan pariwisata.
“Saat ini, di bawah kepemimpinan saya bersama pak Josef, kami berkomitmen untuk memenuhi ketersediaan infrastruktur jalan, jembatan dan pengairan di NTT, khususnya pada daerah-daerah yang menjadi sentra produksi pertanian, peternakan, perikanan dan pariwisata.
Prinsip utama dari penyediaan infrastruktur adalah pembangunan yang menyeluruh, tuntas dan tidak boleh setengah-setengah agar tercipta daya ungkit yang berarti bagi kemajuan ekonomi NTT,” kata Wakil Gubernur NTT, Josep A. Nae Soi ketika menyampaikan pidato radio Gubernur NTT pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di Aula Fernandez Kantor Gubernur NTT, Sabtu (15/8/2020).
Wagub Nae Soi mengatakan, selain sebagai roda penggerak pembangunan, ketersediaan infrastruktur berbanding lurus dengan peningkatan kualitas hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan pembangunan infrastruktur dikategorikan sebagai bentuk investasi dengan tingkat pengembalian ekonomi dalam jangka panjang.
Untuk mewujudkan investasi infrastruktur yang menyeluruh membutuhkan anggaran yang besar, sedangkan di pihak lain, kemampuan APBD yang ada sangat terbatas. Oleh karena itu, pemerintah membutuhkan sumber pendanaan lain melalui pinjaman daerah. Pinjaman daerah merupakan suatu keniscayaan untuk investasi infrastruktur sebagai tindakan mengakselerasi pembangunan selama pinjaman dikelola dan diperhitungkan dengan baik segi manfaat serta pengembaliannya.
“Untuk itu pada kesempatan ini, saya menghimbau para Bupati/Walikota agar tidak perlu ragu dalam memanfaatkan pinjaman daerah untuk pengadaan infrastruktur-infrastruktur vital yang dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi daerah,”ungkapnya.
Dikatakan, pada tahun 2020 ini, pembangunan infrastruktur di Provinsi NTT dititikberatkan pada penyediaan prasarana dasar, seperti jalan, jembatan, air bersih dan irigasi di daerah-daerah sentra produksi maupun untuk menunjang pariwisata. Pembangunan infrastruktur dipusatkan pada ruas jalan penunjang Kawasan Stategis Penunjang Pariwisata Nasional maupun Daerah, penyediaan air bersih di destinasi pariwisata pada 22 Kabupaten/Kota se-NTT.
Selain itu, Pemprov NTT juga menitikberatkan penyediaan jaringan air minum dan rehabilitasi daerah irigasi di beberapa daerah dalam rangka mendukung penanggulangan stunting dan kemiskinan.
Terkait dengan penyediaan infrastruktur kata dia merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota.
“Saya minta untuk disinergikan dengan infrastruktur yang telah disediakan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi, agar tercipta suatu konektivitas yang menyeluruh serta memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap peningkatan perekonomian daerah dan mutu pelayanan kepada masyarakat,” pintanya.
Beberapa waktu lalu ketika melakukan kunjungan kerja ke 22 Kabupaten/Kota, baik di daratan Timor, Sumba, Flores maupun beberapa kabupaten yang berada di kepulauan dirinya melihat daerah ini memiliki potensi yang sangat besar.
“Kita sesungguhnya tertinggal karena malas dan belum memiliki kemampuan untuk mendayagunakan potensi yang begitu kaya. Karena itu, hal yang dibutuhkan saat ini adalah inovasi teknologi dan kerja keras serta kolaborasi untuk mengelola potensi yang ada agar dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan masyarakat di daerah ini”.
“Saya yakin apabila potensi di tiap daerah dapat dikelola dengan maksimal, kita pasti akan mengalami lompatan besar dalam membangun daerah ini. Saya dan Pak Josef selalu berkomitmen, bahwa di bawah kepemimpinan kami berdua, NTT harus memiliki masa depan yang lebih baik dalam rentang waktu yang lebih cepat,” bebernya.
Pada kesempatan itu dirinya menggugah dunia usaha, koperasi, BUMD dan BUMDes agar terus berinovasi dalam mengelola dan memasarkan produk NTT sesuai revolusi industri jilid 4 dengan memanfaatkan marketplace berbasis digital agar produk-produk pertanian, peternakan dan perikanan NTT dapat mudah menjangkau pasar yang lebih luas pada level nasional, regional maupun internasional.
“Bagi masyarakat dan pelaku bisnis di NTT, saya minta agar selain mengembangkan modal ekonomi, kita perlu memberdayakan modal sosial kita yang besar dengan kerja bergotong-royong, menguatkan jaringan sosial, membina hidup saling percaya, membudayakan pola hidup hemat, produktif, energik, inovatif dan berani memanfaatkan peluang yang ada untuk meraih masa depan yang lebih baik menuju NTT sejahtera,”imbuhnya.
Lebih lanjut kata dia, sebagai Wakil Pemerintah Pusat, dirinya tegaskan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, untuk melaksanakan beberapa hal:
Pertama, selalu bersinergi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan dan pemberdayaan masyarakat di daerah.
Kedua, Kepala Daerah harus berpikir enterpreneur atau berorientasi wirasawasta, dalam pemanfaatan APBD agar memperoleh hasil yang baik dalam menciptakan masyarakat sehat, cerdas dan berpendapatan cukup. Kita juga perlu
Sejak pandemi di NTT pemerintah provinsi berkoordinasi dengan kabupaten/kota bersama TNI/Polri dan instansi terkait dalam penanganan covid-19.
Ketiga, bagi sembilan (9) Pemerintah Kabupaten yang akan melaksanakan Pilkada Serentak pada tanggal 9 Desember 2020 mendatang, agar menjaga stabilitas ketentraman dan ketertiban di daerah masing-masing dengan meningkatkan koordinasi yang intensif dengan unsur Forkopimda di Kabupaten.
Keempat, dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten/Kota tidak boleh berpikir dan bertindak parsial dengan sudut pandang hanya melihat kepentingan satu kabupaten saja, tetapi harus berpikir kawasan. Oleh karena itu, tidak semua kabupaten harus berlomba-lomba untuk membangun hal yang sama. Kerja sama antar-daerah dapat menjadi solusi terbaik dalam produksi, distribusi maupun pemasaran barang dan jasa bersama.
Kelima, mengendalikan penggunaan dan pencemaran sampah plastik demi kelestarian lingkungan hayati yang akan diwariskan kepada generasi penerus kita. (Hiro Tuames)