Wagub Nae Soi Ajak Masyarakat NTT Tingkatkan Daya Juang ‘Perangi’ Masalah Sosial Ekonomi

oleh -164 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Wakil Gubernur NTT, Joseph A. Nae Soi mengajak seluruh masyarakat NTT agar terus meningkatkan kewaspadaan dan daya juang dengan mengobarkan semangat yang menyala-nyala dalam kebersamaan memerangi berbagai permasalahan sosial ekonomi di daerah ini demi mewujudkan visi NTT Bangkit menuju Masyarakat Sejahtera dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Saya menyadari bahwa segala kebijakan yang diambil oleh Pemerintah merupakan terobosan untuk mencari solusi terbaik dalam menjawab berbagai masalah-masalah lokal. Selain pandemi COVID-19, kita juga mengalami musibah Badai Siklon Tropis Seroja dan penyakit African Swine Fever (ASF) yang menyerang ternak babi. Namun, kita berhasil melintasi tahun sulit itu dengan sangat baik dan cepat”.

“Kerja keras dan kerja bersama kita telah membuahkan kinerja ekonomi yang membanggakan. Pertumbuhan ekonomi
Provinsi NTT pada triwulan II tahun 2022 mencapai 3,01 persen lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan I sebesar 1,62 persen,” kata Wagub NTT.

Dia mengatakan, semangat persatuan dan kesatuan serta rasa senasib sebangsa adalah modal utama dalam mengusir penjajah dan
merebut kemerdekaan. Nilai-nilai tersebut sebagai pembakar semangat dalam pergerakan melintasi sejarah panjang
kehidupan berbangsa dan bernegara sampai saat ini. Daya juang
dan semangat pantang menyerah dari seluruh komponen bangsa
telah terbukti dalam upaya percepatan pemulihan dari badai
pandemi COVID-19 dan juga krisis pangan, energi dan keuangan
global.

Dengan berpedoman pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam semangat Bhineka Tunggal Ika, Pemerintah dan masyarakat terus bergerak maju membangun ikhtiar bersama menuju satu tujuan, Indonesia jaya.

Ketangguhan bangsa Indonesia untuk pulih lebih cepat memperlihatkan ciri khas sebuah bangsa yang besar dalam tatanan pergaulan dunia internasional. Bangsa Indonesia senantiasa membuka diri untuk berperan secara bebas aktif
bersama masyarakat internasional memulihkan kondisi global.
Kepercayaan kepada Indonesia sebagai Presidensi G20 mulai
dari 1 Desember 2021 sampai dengan November 2022 merupakan sebuah bentuk pengakuan dunia internasional
terhadap peran strategis Indonesia dalam dinamika percaturan
internasional.

Dengan peran tersebut Indonesia dapat mendorong negara-negara maju untuk berkontribusi dalam menyelesaikan
berbagai isu dan tantangan yang dihadapi dunia saat ini.

“Tahun ini kita dihadapkan pada situasi dinamika dan ketidakpastian global yang tinggi. Upaya pemulihan ekonomi
global tertahan dan tersendat karena adanya perang Rusia dan
Ukraina. Rantai pasok pangan dan energi menjadi terganggu. Akibatnya krisis pangan dan energi melanda dunia. Inflasi dan suku bunga bank di berbagai belahan dunia meningkat tajam,”ungkapnya.

Dijelaskan, target pertumbuhan ekonomi global Tahun 2022 dikoreksi oleh berbagai lembaga yang berkompeten. Ancaman krisis masih terus berlanjut. Bank Dunia dan IMF memperkirakan sekitar 60 negara dibayangi potensi menuju jurang resesi yang dalam dan bisa berujung pada negara gagal dalam melindungi dan menyelamatkan kepentingan nasional.
Sebagai bagian dari masyarakat ekonomi dunia, Indonesia juga mengalami dampak dari krisis pangan dan energi
tersebut.

Dalam menghadapi situasi ketidakpastian global ini, semangat perjuangan dalam merebut kemerdekaan harus digali
dan terus digelorakan. Bila menengok kembali sejarah perjuangan bangsa, tepatnya setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia mengalami ketidakstabilan ekonomi,
sosial dan politik. Blokade ekonomi dan politik oleh Belanda sejak
November 1945 turut mempengaruhi situasi Indonesia pasca
kemerdekaan. Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan
dwitunggal Soekarno-Hatta mengambil langkah strategis dengan
membentuk Badan Perancang Ekonomi, melaksanakan program
swasembada pangan serta melakukan upaya diplomasi dengan berbagai negara untuk menembus blokade yang dilakukan oleh Belanda.

Dalam mengatasi ketidakpastian global akibat krisis pangan dan energi saat ini, Pemerintah telah mengambil
berbagai kebijakan untuk stabilitas ekonomi, sosial dan politik
dalam negeri. Anggaran subsidi energi telah dialokasikan sebanyak 502 triliun agar menjamin ketersediaan pasokan energi
untuk mendukung aktivitas ekonomi. Sebagai negara dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, krisis ini dapat
menjadi sebuah berkat tersembunyi dengan mendorong percepatan pemanfaatan energi alternatif, seperti enerji matahari, panas bumi, angin, arus laut dan sebagainya.

Selain itu, Pemerintah juga terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan ketahanan ekonomi melalui gerakan cinta produk dalam negeri, optimalisasi peran UMKM dan mengurangi ketergantungan pada impor. Berbagai kebijakan ini harus didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia secara konsisten dengan mengobarkan semangat nasionalisme, memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa serta menggalang solidaritas di antara sesama anak bangsa.

Dalam menghadapi ketidakpastian ini, kata dia Indonesia juga berupaya untuk mengambil peran utama dalam ikut menciptakan perdamaian dunia dengan mengedepankan pendekatan politik luar negeri yang bebas aktif. Indonesia terus mendorong penyelesaian secara damai perang antara Rusia dan Ukraina, di mana Presiden Joko Widodo merupakan satu-satunya pemimpin dunia yang melakukan kunjungan kenegaraan dan berdialog langsung dengan Presiden Ukraina dan Presiden Rusia di tengah berkecamuknya perang.

Lebih lanjut kata dia, angka kemiskinan di NTT terus mengalami penurunan. Pada bulan Maret 2022, angka kemiskinan turun lagi sebesar 0,94 persen atau setara 14 ribu lebih orang, sehingga angka kemiskinan kini menjadi 20,05 persen. NTT tercatat sebagai salah satu dari sepuluh provinsi di Indonesia dengan penurunan angka kemiskinan tertinggi selama periode September tahun 2021 sampai Maret 2022.

“Melalui perayaan kemerdekaan ini, saya mengajak kita lebih fokus melawan musuh endemik yang selama ini membelenggu kita, yakni kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan dengan memanfaatkan segala kekayaan sumberdaya yang kita miliki. Kita persiapkan pariwisata dengan
dukungan peternakan, pertanian, perikanan dan produksi kelautan. Kita persiapkan berbagai produk kerajinan, kita dukung industri kecil dan mikro penghasil produk-produk NTT yang
menjangkau pasar regional, nasional maupun internasional dengan memanfaatkan ekonomi elektronik. Kita harus membuktikan diri sebagai salah satu daerah yang cepat pulih dan
bangkit menjadi lebih baik,”pungkasnya. (Hiro Tuames)