Suara-ntt.com, Kupang-Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Josef Nae Soi, memberi apresiasi atas pencapaian program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) dan mendukung penyebarluasan program ke sekolah-sekolah yang belum dijangkau.
“Saya berterima kasih karena INOVASI telah membantu meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi dasar di empat kabupaten sedaratan Sumba.
Dan kita semua berkomitmen untuk menyebarluaskan keberhasilan di Sumba ke 18 kabupaten/kota lainnya,” kata Wakil Gubernur Josef ketika membuka Rapat Tim Pembina (Steering Committee Meeting) program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) di Kantor Gubernur NTT, Jumat (15/5/2020).
Rapat tersebut digelar melalui moda daring (dalam jaringan) tersebut mengusung tema “Menyongsong Kemitraan INOVASI Fase II Periode Juli 2020-Desember 2023”.
Hadir pada kesempatan ini, Michelle Lowe selaku Counsellor – Human Development dari Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia. Dalam sambutannya, Michelle mengatakan bahwa Pemerintah Australia senantiasa mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia termasuk dalam situasi sulit seperti pandemi Covid-19 saat ini.
“Melalui program INOVASI, kami sangat bangga dapat memberikan dukungan berkelanjutan untuk memperkuat kualitas pendidikan di Indonesia, terutama di jenjang pendidikan dasar,” kata Michelle,
“Pandemi Covid-19 mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita, termasuk aktivitas pembelajaran sekolah yang saat ini dilakukan secara jarak jauh. Transisi ini tidak mudah. Maka dari itu, INOVASI sedang mencari cara untuk mendukung mereka yang terdampak oleh perubahan ini, dan bersama mitra pembangunan lainnya, mendukung pemerintah pusat untuk mengembangkan kebijakan serta cara-cara terbaik untuk mengatasi kondisi saat ini,” imbuhnya.
Hadir pula perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Moch. Abduh, Ph.D selaku Plt. Kepala Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Balitbang dan Perbukuan yang menyampaikan beberapa capaian program INOVASI Fase I yang diimplementasikan sejak November 2017 hingga Desember 2020.
“Kita telah mencapai banyak kemajuan terutama pada pembelajaran siswa di kelas.
“Seperti peningkatan sebesar 150 persen pada jumlah siswa yang menguasai literasi dasar, ketepatan membaca siswa yang mencapi 93 persen, dan lebih dari 90 persen guru menguasai pengajaran literasi dasar kata”, Moch. Abduh.
Sementara pada sesi pemaparan, Ketua Forum Peduli Pendidikan Sumba (FPPS) Periode 2020-2021 yang juga adalah Wakil Bupati Sumba Barat Daya, Marthen Christian Taka, S.I.P. menyampaikan sejumlah pelajaran yang bisa dipetik selama implementasi program INOVASI Fase I.
Di antaranya, pendekatan berbasis data telah terbukti mampu menghadirkan program-program yang sesuai dengan kebutuhan di setiap kabupaten. Pendekatan yang sama juga terbukti mampu mendorong perubahan kebijakan terutama di tingkat kabupaten.
“Ini bisa dilihat dari realokasi anggaran dari Dana Alokasi Umum (DAU) yang dianggarkan untuk pembangunan fisik maupun pengadaan sarana prasarana ke peningkatan mutu pembelajaran,” kata Marthen mengacu pada inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah keempat kabupaten di Sumba sebagai tindak lanjut hasil analisis APBD belanja fungsi pendidikan pada 2018 lalu bersama INOVASI.
Pengalaman dan data yang dihasilkan dari program INOVASI di Sumba juga telah menjadi referensi utama penyusunan Grand Design dan Roadmap Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Periode 2020-2030.
Sementara itu, Direktur INOVASI, Mark Heyward menyampaikan rencana keberlanjutan kemitraan untuk Fase II. Ia mengatakan Fase II akan berfokus mendukung perubahan pada kebijakan, sistem dan praktek pendidikan yang sudah terbukti untuk mendukung hasil pembelajaran. Kendati masih menunggu persetujuan dari Pemerintah Australia, Mark menekankan bahwa INOVASI akan bekerja dengan kabupaten yang memiliki komitmen tinggi.“INOVASI Fase II akan bekerja dengan kabupaten yang berkomitmen untuk bersama merancang dan mendanai program rintisan serta kegiatan,” katanya.
Mengenai persetujuan dari Pemerintah Australia, perwakilan dari Kedutaan Australia di Jakarta, Nikolasia Budiman, mengatakan bahwa saat ini prosesnya masih sedang berjalan. Rapat Tim Pembina INOVASI yang keempat ini dihadiri oleh lebih dari 50 peserta yang terdiri dari kepala daerah dan kepala/perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dari tingkat provinsi NTT dan kabupaten mitra, serta sejumlah pemangku kepentingan lainnya.
Pertemuan ini menghasilkan sejumlah rekomendasi yang disampaikan di akhir kegiatan. Rekomendasi tersebut sebagai berikut:
1. Terus bermitra dengan Kedutaan Australia serta berkonsultasi dengan Kemendikbud, kementerian lainnya dan lembaga terkait lainnya;
2. Memperkuat jejaring terutama dengan Kantor Bahasa, UPT Tekkomdik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, LPMP, LSM, LPTK, dunia usaha dan industri, lembaga pilantropis dan lembaga terkait lainnya;
3. Menyiapkan berbagai sumber daya yang diperlukan (APBD, BOS/BOSDA, staf/tenaga, sarana kantor, kelompok kerja – pokja) untuk mendukung INOVASI membantu kabupaten mitra dalam merancang, mengimplementasikan, dan memantau program rintisan, penyebarluasan hasil rintisan, dan peningkatan kapabilitas dinas pendidikan di kabupaten;
4. Melakukan peninjauan kembali tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja (STOK) di dinas pendidikan kabupaten karena adanya (i) pergeseran paradigma global dari akses sarana-prasarana ke pembelajaran termasuk pembelajaran daring, (ii) arahan Gubernur NTT tentang prioritas program literasi, numerasi, dan pendidikan karakter, (iii) Permendikbud tentang STOK Kemendikbud (Nomor 45/2019), dan (iv) Renstra Kemendikbud 2020-2024.
INOVASI
INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) adalah program kemitraan pendidikan antara Pemerintah Indonesia dan Australia yang bertujuan untuk menemukan dan memahami cara-cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya yang berkaitan dengan kemampuan literasi dan numerasi, baik itu di kelas maupun di sekolah. Bekerja dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan
Kementerian Agama, INOVASI menjalin kemitraan dengan 17 kabupaten yang tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur. Program ini berjalan sejak tahun 2016 hingga tahun 2020 dan dikelola oleh Palladium atas nama Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia. (HT/Humas Inovasi)