Suara-ntt.com, Kupang-Wakil Menteri (Wamen) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong bersama warga menanam pohon mangrove di sekitar Pantai Oesapa Kelurahan Oesapa Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang Nusa Tenggara Timur pada Selasa, 23 November 2021.
Kegiatan penanaman mangrove sebanyak 5.000 pohon dilakukan pada lahan seluas 8 hektare.
“Saya melihat ada sedikit kendala karena di lokasi ini ada tumpukan pasir yang terbawa arus sungai. Untuk mengatasi hal itu kita menanam rumpun berjarak yang ada lima sampai enam bibit dalam satu lubang. Harapannya bisa bertahan lebih baik menghadapi sedimentasi pasir yang terbawa dari sungai. Dan diusulkan untuk dibangun alat pemecah ombak (Apul) supaya menghalangi pasir untuk masuk ke area penanaman mangrove,”kata Alue Dohong kepada wartawan di lokasi penanaman mangrove.
Dikatakan, pada tahun 2021 pihaknya bersama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melakukan penanaman mangrove di lahan seluas 200 hektare di Kabupaten Sumba Timur dan Kota Kupang hanya 8 hektare. Hal itu dilakukan dalam rangka memperbaiki dan merehabilitasi mangrove yang mengalami degradasi di NTT.
“Tahun 2021 ini ada 200 hektare penanaman mangrove dan merupakan target dari pemerintah. Karena Presiden Jokowi targetkan bahwa pada tahun 2024 kita merehabilitasi mangrove sampai 630.000 hektare se-Indonesia,”ungkapnya didampingi Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung Benain Noelmina, Bambang Hendro Joewono dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT, Ondy Siagian.
Selain penanaman mangrove kata dia pihaknya juga mendorong daerah upline atau daerah-daerah (hutan) yang mengalami degradasi maka diupayakan melalui rehabilitasi hutan dan lahan atau RHL khususnya di kawasan hutan dimana statusnya hutan produksi maupun hutan konservasi.
Lebih lanjut kata dia anggaran yang dikucurkan untuk Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung Benain Noelmina di tahun 2021 sebesar Rp 113 miliar. Dana sebesar itu digunakan untuk pengadaan mangrove, produksi bibit, pemulihan dan lain sebagainya.
“Kita membangun kebun bibit desa dimana satu KBD sekitar 20.000 bibit dan dikelola oleh setiap desa. Kemudian ada persemaian modern di Kabupaten Manggarai Barat -Labuan Bajo. Dan tahun ini kita jadikan sebagai persemaian modern yang tidak hanya menyuplay bibit sampai jutaan tetapi juga sebagai pusat Eco Edu Tourism”.
“Jadi kalau orang datang ke Labuan Bajo bisa melihat persemaian modern dengan teknologi energinya dari solar panel dengan kapasitasnya 5 juta bibit per tahun. Harapannya untuk distribusi rehabilitasi hutan dan lahan dimana daerah itu mengalami degradasi. Jadi ada tanaman hutan maupun tanaman hasil hutan bukan kayu (THHBK) misalnya buah-buahan dan lain sebagainya,”ucapnya.
Selain Kementerian LHK, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Hutan Lindung Benain Noelmina, masyarakat yang tinggal di sekitar Pantai Oesapa dalam kegiatan penanaman mangrove juga Team Trail Gugus Daun Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi NTT ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
Untuk diketahui kegiatan penanaman mangrove di Pantai Oesapa merupakan rangkaian dari peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) sekaligus Hari Cinta Puspa, Satwa Nasional dan Jambore Nasional di Kota Kupang. (Hiro Tuames)