Suara-ntt.com, So’e-Warga Desa Besnam, Kecamatan Fatukopa, dan Desa Naileu, Kecamatan Kie, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, kini berbahagia setelah mendapatkan sarana air bersih yang layak. Pembangunan sarana ini merupakan hasil dari kampanye lari amal Jelajah Timur yang diinisiasi oleh Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia).
Dengan adanya sarana air bersih yang kini berjarak kurang dari 30 menit dari rumah warga, anak-anak di kedua desa dapat lebih fokus belajar tanpa harus kelelahan mengambil air dari sumber yang jauh pada dini hari.
Sarana air bersih yang terbangun di Desa Naileu terdiri dari jaringan perpipaan sepanjang 1.456 meter dengan tiga unit hydrant, sedangkan di Desa Besnam, jaringan perpipaan sepanjang 1.300 meter dengan tiga unit hydrant berkapasitas 1.200 liter per unit.
Pada Jumat (17/1), Plan Indonesia secara resmi menyerahkan sarana air bersih tersebut kepada pemerintah desa untuk dicatat sebagai aset desa yang akan dikelola bersama oleh pemerintah dan warga.
Meningkatkan Kesehatan dan Kualitas Hidup
Area Program Manager Plan Indonesia, Semuel Niap, menyampaikan harapannya bahwa fasilitas ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat desa.
“Kami berharap pembangunan sarana air bersih ini dapat membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat desa. Terima kasih kepada para mitra, khususnya pelari Jelajah Timur, yang terus mendukung upaya Plan Indonesia dalam memperluas akses air bersih. Inisiatif ini menjadi wujud nyata kepedulian terhadap anak-anak, terutama perempuan, yang rentan menghadapi risiko saat harus berjalan jauh untuk mengambil air,” ujar Semuel.
Serah terima ini turut dihadiri Penjabat Bupati Timor Tengah Selatan, Seperius Edison Sipa, Ketua DPRD Provinsi NTT, Emilia Nomleni, Ketua DPRD Kabupaten TTS, Deki Liu, serta Wakil Ketua DPRD TTS, Aris Nenobahan.
“Atas nama masyarakat, kami mengucapkan terima kasih banyak untuk segala upaya yang dilakukan Plan Indonesia dan para pelari Jelajah Timur. Semoga sarana yang sudah terbangun dapat dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat Desa Naileu dan Desa Besnam,” ujar Seperius.
Kepala Desa Naileu, Okto Boimau, juga menambahkan bahwa pihaknya bersama masyarakat telah menyusun aturan untuk menjamin keberlanjutan sarana air bersih tersebut.
“Anggota BP-SPAM (Badan Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum) akan membantu memastikan bahwa sarana ini dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat secara merata dan berkesinambungan,” jelas Okto.
Minimnya Akses Air Bersih
Sebelumnya, fasilitas air di Desa Besnam dan Naileu hanya mampu memenuhi kebutuhan warga di 5 RT dari total 8 RT. Warga harus berjalan sejauh 4 kilometer atau menempuh perjalanan dua jam untuk mendapatkan air bersih.
Kesulitan ini berkontribusi pada tingginya angka stunting di desa tersebut. Selain itu, akses air yang terbatas membuat warga hanya dapat bertani secara terbatas, mengandalkan sisa air hujan untuk menanam jagung sebagai bahan pangan utama.
“Kami bersyukur dalam kondisi sulit ini, Plan Indonesia melalui kampanye Jelajah Timur dengan para pelari yang luar biasa memilih desa kami sebagai tujuan donasi,” kata Okto.
Tentang Kampanye Jelajah Timur
Jelajah Timur adalah kampanye yang diinisiasi oleh Plan Indonesia sejak 2019 untuk membantu pengadaan fasilitas akses air bersih di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kampanye ini baru-baru ini meraih penghargaan di Asian Philanthropy Forum 2024, sebuah forum yang mempertemukan para penggerak perubahan dan organisasi filantropi di Asia untuk mendorong kolaborasi dalam mengatasi tantangan regional, termasuk akses terhadap air bersih. ***